Bab Ekstra 4: Festival Moon Goddes

261 42 0
                                    

Festival Moon Goddes akan diselenggarakan esok hari. Tampak alun-alun kota sudah dihiasi oleh berbagai macam pernak-pernik. Banyak toko sudah mempersiapkan barang-barang yang akan mereka jual di hari festival. Selain itu, ada satu keunikan ketika festival berlangsung. Jika memberikan gelang atau cincin kepada orang yang disukai maka Moon Goddes akan membantu orang tersebut meraih cintanya.

Louis tidak tahu apakah hal itu benar atau hanya sekadar omongan dari seseorang yang patah hati karena cintanya ditolak. Namun, dia tetap membuat gelang dari biji saga. Sebenarnya, dia sudah lama membuat gelang tersebut. Akan tetapi, dirinya tidak pernah berani memberikannya pada Chloe. Alasannya ialah karena Chloe seorang putri dari kerajaan Briche.

Banyak hal yang harus dilakukan untuk persiapan festival Moon Goddes. Louis meletakkan kembali gelang tersebut ke dalam saku celananya. Kemudian, dia pergi menuju kerajaan untuk melihat perkembangan persiapan festival. "Putri, apakah seperti ini sudah bagus?" Louis baru saja tiba di istana dan dia langsung melihat para pekerja sibuk mendekor. Chloe juga ada di sana. Dia turun langsung dalam mempersiapkan festival. "Menurutku sudah cukup bagus." Kemudian, dia berbalik ke belakang dan tanpa sengaja bertemu pandang dengan Louis. "Oh, kau datang? Cepat ke mari. Aku butuh saranmu." Louis tidak banyak bertanya atau membantah. Dia datang dan membantu pekerja yang lain. Memberi saran di beberapa bagian, kemudian ikut membuat beberapa benda yang dibutuhkan seperti papan bertuliskan Festival Moon Goodes. Semua pekerjaan telah selesai sebelum malam hari. Semua Fairy beristirahat, menunggu hari esok tiba.

Malam berganti. Festival Moon Goddes pun dimulai. Para Fairy memainkan musik untuk memeriahkan acara. Beberapa atraksi juga ditampilkan di area yang telah disediakan. Selain atraksi, ada juga pementasan drama yang dimainkan oleh Fairy besar. Stan-stan yang menjual makanan pun laku keras. Festival kali ini banyak didatangi oleh berbagai macam kaum. Para Kitsune pun ikut hadir dalam festival ini. "Kara!" Chloe yang baru saja memasuki area festival langsung melihat sosok Kara. Wanita itu datang bersama dengan mate-nya, Jeff.

"Bagaimana kabar kaummu? Malam ini bulan purnama, apa anak-anak akan baik-baik saja?" tanya Chloe. Dia begitu khawatir dengan para Werewolf kecil yang sebentar lagi akan mengalami perubahan pada diri mereka. Kara menggeleng. "Tidak masalah. Sudah waktunya bagi mereka. Orangtua mereka juga ada di sana untuk mengawasi." Chloe mengangguk paham. Tak lama setelah dia bertemu Kara, teman-temannya yang lain juga tiba. Mereka datang bersama dengan pasangan masing-masing. Chloe berkata sedikit ketus. "Kalian membawa pasangan. Mengapa aku sendiri di sini?" Meika menyeletuk, "Ah, mana mungkin." Alisnya terangkat, menggoda Chloe yang mengerutkan alisnya.

"Apa? Aku tidak punya pasangan seperti kalian."

"Mungkin sebentar lagi akan ada," timpal Barbara sambil melihat ke belakang Chloe.

Chloe berbalik untuk memastikan maksud perkataan Barbara, tetapi kekecewaan menghampiri dirinya. Dia mengira Louis datang menemuinya. Ternyata itu adalah seorang pemuda yang tidak asing bagi Chloe. "Putri Chloe Ester. Kau ingat aku?" Chloe tampak berpikir. Namun, dia tetap tidak mengingat pria di depannya ini. "Maaf, aku tidak ingat." Pria itu tersenyum kecil, meski dia merasa kecewa karena dilupakan oleh Chloe. "Aku Claw Viper. Ayahku adalah salah satu menteri kerajaan." Chloe baru mengingat setelah dia menyebutkan tentang ayahnya. "Ah, iya. Pantas saja wajahmu tidak asing." Kekecewaan yang dia rasakan seketika menguap saat mengetahui bahwa Chloe mengingat wajahnya.

"Putri. Ada yang ingin kuberikan padamu."

"Apa itu?"

Claw merogoh sesuatu di saku celananya. Setelah dia mendapatkannya, pria itu memberikan benda tersebut pada Chloe. "Ini—" Claw segera memotong kalimat Chloe. Dia terlihat gugup saat berbicara. "Putri, tolong simpan saja. Tidak masalah jika kau enggan memakainya, tapi tolong simpan dengan baik. Aku akan lebih senang jika kau memakainya. Ah, tapi tidak masalah jika tidak. Apa pun itu selama kau menyimpannya. Aku pergi, sampai jumpa." Pemuda berwajah tirus dengan hidung mancung serta tubuh yang tinggi itu segera melarikan diri dan masuk ke dalam kerumunan. Chloe, bahkan belum sempat mengatakan apa pun dan pria itu telah menghilang dari pandangannya. Dia menunduk, melihat sebuah gelang yang terbuat dari rangkaian bunga aster palsu.

Acara berlangsung dengan lancar. Semua orang telah kembali, hanya tersisa para Fairy yang membersihkan stan mereka. Chloe celingak-celinguk mencari seseorang yang tidak muncul di festival. Dia bertanya pada Fairy yang lewat. "Kau melihat Louis?"

"Tadi aku melihatnya, Putri. Sepertinya, dia pergi ke Hutan Briche." Kedua alis Chloe menyatu, tapi dia tidak bertanya lagi dan berterima kasih pada Fairy tersebut. Kemudian, dia pergi keluar menuju Hutan Briche. Sejak dulu, jika sesuatu mengganggu pikirannya, Louis akan pergi ke sana untuk menenangkan diri. "Kara? Jeff? Sedang apa kalian di sini?" tanya Chloe. Dia baru berjalan beberapa meter dan bertemu dengan Kara dan Jeff. "Kami sedang melihat bulan. Sebentar lagi akan menghilang," jawab Kara. Dia memutar badannya melihat Chloe. "Kau mencari Louis?" Chloe sedikit terkejut. "Kau tahu dari mana?"

"Hanya menebak. Sebenarnya, saat Barbara mengatakan bahwa kau akan mendapatkan pasangan ... dia melihat Louis. Namun, saat kau berbalik, pria itu datang dan menutupi keberadaan Louis. Dia masih berdiri di sana sampai pria itu memberikanmu gelang."

"Dia melihatnya?" Kara mengangguk. "Aku pergi. Kalian hati-hati ketika pulang." Kara mengangguk lagi. Kemudian, dia mengajak Jeff untuk pulang. Sementara itu, Chloe mengepakkan sayapnya, mencari Louis. Seperti yang dia duga, pria itu duduk di salah satu dahan pohon sambil menatap rembulan. "Louis," panggil Chloe. Dia berdiri tepat di bawah pohon yang tak terlalu tinggi itu. Merasa dipanggil, Louis melihat ke bawah. Dia terkejut dengan kedatangan Chloe, tapi tetap menormalkan ekspresi wajahnya.

"Sedang apa kau di sana? Kau tidak muncul di festival sama sekali."

"Aku ada di sana," jawab Louis, "hanya sebentar." Chloe menghela napasnya. Dia muak melihat Louis yang seolah-olah tidak peduli terhadapnya. Dia berjalan mendekati pohon, lalu duduk di sana. "Louis. Kau tahu rumor tentang memberikan gelang atau cincin pada orang yang kita sukai pada hari festival Moon Goddes?" Louis berniat diam saja, tetapi mulutnya malah menjawab. "Iya." Chloe tersenyum sambil memandang ke depan. "Mereka bilang ... Moon Gooddes akan membantu cinta kita jika kita memberikan gelang atau cincin pada orang yang kita suka." Louis diam, tapi dia mendengarkan semua perkataan Chloe.

Wanita itu berujar lagi. "Aku ingin mencobanya." Kemudian, dia berdiri dari duduknya. Hendak pergi dari sana. Melihat Chloe tiba-tiba bangkit, spontan Louis turun dari atas pohon. Dia melompat di depan Chloe, seolah menghalangi jalannya. "Mau ke mana?" tanya Louis datar. Chloe mengeluarkan gelang yang dia buat dari biji saga. "Memberikan ini pada orang yang kusuka."

"Siapa?"

"Kenapa kau bertanya?" Louis berdeham. Tiba-tiba merasa canggung. Chloe mengangkat bahunya acuh tak acuh. Dia ingin melewati Louis, tapi pria itu menghadang jalannya. "Apa?" tanya Chloe.

"Jangan."

"Jangan apa?"

"Jangan berikan gelang itu."

"Kenapa? Apa itu menjadi masalah untukmu?"

"Ya."

Chloe terdiam tiba-tiba. Tatapan Louis tajam dan serius. Pria itu mengambil sesuatu dari saku celananya. Kemudian, dia menarik lengan kiri Chloe. Memasukkan gelang yang telah lama dia buat ke pergelangan tangan Chloe. "Kenapa ... ." Chloe, bahkan tidak bisa menemukan kalimat pertanyaan yang tepat untuk ditanyakan sekarang. Setelah memasangkan gelang tersebut, Louis langsung berbalik dan bersiap pergi. Namun, Chloe memanggilnya. "Louis. Jangan berani pergi setelah dengan seenaknya memakaikan gelang di tanganku." Louis yang merasa bersalah pun berhenti berjalan. Dia berdiri di sana tanpa memutar tubuhnya. Alhasil, Chloe berjalan ke depan Louis. Dia menarik lengan kanan Louis dan memasangkan gelang dari bahan yang sama ke pergelangan tangan pria itu. Seketika Louis terkejut. Dia mendadak gugup ketika ingin bertanya.

"Kau ... ini, bukankah ... ."

"Untukmu. Aku hanya memancingmu tadi." Chloe menjawab dengan tenang, padahal hatinya sudah berdetak tidak karuan. Setelah selesai memasangkannya, sekarang giliran Chloe yang merasa malu. Dia hendak melarikan diri, tetapi Louis telah memeluknya erat. "Terima kasih," ucapnya. "Untuk apa?" bisik Chloe. Louis tidak menjawab, melainkan dia semakin mengeratkan pelukan mereka. Chloe pun tidak lagi bertanya, dia juga melakukan hal yang sama. Memeluk erat orang yang mereka cintai di bawah sinar bulan yang perlahan mulai menghilang.



Bab Ekstra 4:

Festival Moon Goddes

SELESAI

Through the DarkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang