Bab XLVI. Teknik Terlarang Kaum Mermaid

256 48 7
                                    

Di waktu yang sama dengan pertarungan antara Louis dan Ryu, ketiga orang yang tersasar di sarang burung phoenix itu berusaha kabur dari kejaran Suzaku yang tidak memiliki kelopak mata. Suzaku tersebut menyimpan dendam besar terhadap mereka yang sebenarnya bukanlah pelaku perusakan matanya.

"Kenapa harus kita?" teriak Barbara. Dia bersiap untuk menangis jika Jiro tidak mendorongnya ke samping hingga dia terguling di atas tanah, sementara Aliora berhasil menyelamatkan dirinya sendiri dengan langsung melompat ke samping. "Maaf, Barbara. Dia melemparkan pisau ke arahmu." Jiro berteriak dari kejauhan. Dia terus berlari, memutar lapangan tersebut untuk menghindar dari kejaran Suzaku. Barbara segera berdiri sebelum Suzaku itu melemparkan pisau lagi ke arahnya.

Mereka bertiga tidak memiliki kekuatan yang besar. Jika Barbara dapat dimaklumi karena dia seorang manusia biasa dan Jiro adalah Witch yang masih muda. Belum memiliki kemampuan yang cukup. Sementara satu-satunya yang memiliki kekuatan khusus adalah Aliora, tapi nasib buruknya adalah kaum Mermaid tidak bisa mengeluarkan air atau cairan dari tubuh mereka. Sama saja dengan dua orang lain yang tidak memiliki kemampuan sama sekali.

Jiro berlari sambil membawa panah di tangannya. Dia tidak bisa menggunakan benda yang lebih besar dari telapak tangannya itu. Akan tetapi, dia tetap membawanya untuk berjaga-jaga jika ada kejadian seperti ini. Jiro berlari ke arah yang berbeda dengan Aliora dan Barbara. Berkat itu, sekarang dia dikejar oleh Suzaku yang memiliki aura membunuh di sekujur tubuhnya.

Jiro ingin menangis kencang, tapi dia tidak memiliki waktu untuk itu. Dia mengambil anak panah secara asal dan berbalik untuk memanah suzaku yang mengejarnya. Namun, karena kurangnya pengetahuan dan kemampuan, anak panah itu melesat tak jauh dari tempat dia berdiri. Suzaku yang mengejarnya pun berhasil menyusul. Dia memegang leher Jiro. Alat panah yang bocah itu pegang jatuh berserakan. Jiro berusaha melepaskan diri dari tangan Suzaku tersebut, tapi dia terlalu lemah. Tidak bisa menggeser sedikit pun tangan pria ini.

"Tidak perlu menghabiskan tenaga hanya untuk melepaskan diri. Itu akan semakin mempercepat kematianmu." Suzaku tersebut tertawa dari balik masker berdurinya. Suara tawanya teredam, tapi tetap terdengar mengerikan. Dari arah yang berlawanan, Aliora dan Barbara ketakutan melihat Suzaku tersebut berhasil menyusul Jiro.

"Jiro Lee!" seru Barbara. Aliora menggigit kuku jarinya, dia ketakutan setengah mati. Anak kecil itu terus dicekik dan dipermainkan. Tubuhnya diayun-ayun seperti mainan.

Saat keadaan sedang menegang, tiba-tiba Barbara berseru. "Aliora! Kau bilang, kalian juga bisa mengendalikan zat cair 'kan? Tidak hanya air?" Dalam kebingungannya, Aliora mengangguk. Barbara memutar tubuh Aliora untuk fokus terhadap Suzaku tanpa kelopak mata tersebut. Dia memberi arahan di dekat telinga Aliora. "Lihat baik-baik. Fokuskan pikiranmu pada pria itu. Kendalikan darahnya." Mendengar arahan tersebut, Aliora berpaling. "Ha? Mengendalikan darah?" Aliora tidak pernah melakukan ini. Tidak ada di kaumnya yang pernah mengendalikan darah seseorang. Setidaknya, dia sendiri yang belum pernah melihat secara langsung.

"Kenapa? Cepat kendalikan. Darah kan zat cair. Cepatlah! Sebelum anak itu mati!" Barbara menyuruh dengan tidak sabaran. Di depan mereka, Jiro sudah mulai kesulitan bernapas. Suzaku tersebut tidak berniat untuk membunuhnya dengan cepat. Dia menikmati wajah merah Jiro yang berusaha menggapai oksigen.

"Tapi, Barbara. Itu adalah hal terlarang bagi kaum Mermaid." Aliora masih memberi penjelasan di saat genting. Barbara mengabaikan larangan yang dikatakan oleh Aliora dan segera menyuruhnya lagi. "Lihat ke depan, Liora. Di saat seperti ini, teknik terlarang dibutuhkan." Aliora masih merasa ragu. Dia takut melanggar aturan tersebut dan menggunakan teknik terlarang itu. Ayahnya mengatakan jika Mermaid mengendalikan darah maka akan sangat menyakitkan. Baik itu bagi orang lain maupun dirinya sendiri. Aliora tidak pernah mencobanya karena tidak ada musuh yang harus dia hadapi. Dia jarang bertarung karena ada pengawal kerajaan dan juga Loey yang menjaganya, tapi sekarang situasinya mengharuskan dia untuk melanggar aturan tersebut.

Through the DarkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang