Epilog

436 46 1
                                    

Bumi berputar mengganti waktu. Dalam sekejap cahaya bersinar, tapi tak lama diganti dengan gelapnya malam. Seperti yang telah dijanjikan, kelima kaum menyembunyikan dirinya. Tidak lagi menampakkan diri pada manusia. Menjauh dari peradaban dan melindungi mereka diam-diam. Tidak ada lagi peringkat yang diberikan pada tiap kaum. Semua berada di tingkat yang sama dengan satu tujuan. Menjaga perdamaian.

Di wilayah Vampire, Barbara membangun ulang kerajaannya. Dia mengumumkan kepada seluruh kaumnya bahwa dirinya telah mengganti nama. Dari Lathaya Aguero menjadi Barbara Sheena Aguero. Kerajaan Rufus Ignis pun kembali dipimpin oleh Lord Kenzi dan Lady Barbara.

Di bawah laut, tepatnya kerjaan Maya. Ternyata selama ini Ratu Marina diselamatkan oleh Loey dan tinggal bersamanya. Setelah keadaan aman, Ratu Marina dibawa kembali ke kerajaan Maya. Karena Raja Sea Yovanka sudah tiada, Ratu Marina enggan memimpin. Dia menurunkan takhta pada anaknya, Aliora. Leo tidak mempermasalahkan hal itu karena dia sadar bahwa dirinya bersalah. Dia memilih untuk memimpin para Siren dan memastikan mereka tidak melakukan perbuatan buruk lagi.

Berbeda dengan dua temannya, Meika tidak ingin meneruskan takhta kerajaan. Dia malas memikirkan berbagai macam aturan dan hal lainnya mengenai kerajaan. Namun, tidak ada lagi keturunan yang tersisa. Mustahil dia membubarkan begitu saja kerajaan Sorcery. Dengan terpaksa dia memimpin kaum dan membangun kembali sistem kerajaan yang sudah rusak. Sebagai tunangannya, Ryu pun ikut membantu Meika.

Sementara itu, kaum Fairy yang sudah lama menyembunyikan diri tidak memiliki banyak perbedaan. Mereka merasa aman dan bahagia setelah para Sillhe dikalahkan. Alpha Chili Xan beserta Werewolf lain berpamitan dan kembali ke wilayah Werewolf.

Lima tahun telah berlalu sejak pertempuran melawan para pengkhianat dan juga Raja Diabolos. Kaum Werewolf masih menjalankan aturan lama tentang pemilihan pemimpin. Namun, tiap pack tidak boleh merendahkan satu sama lain. Mereka akan dihukum jika melakukannya. Untuk saat ini, Xavier masih memimpin dan Erlena menggantikan Velo karena dia adalah satu-satunya Luna dari pack Silverstreak yang tersisa. "Kara." Suara halus seorang gadis terdengar di telinganya, menyadarkan Kara dari lamunan. Dia menoleh ke belakang, melihat sosok yang memanggilnya. Gadis itu mendekati Kara dan berdiri di sampingnya.

"Apa yang kau lihat?" tanyanya sambil ikut memandang ke depan dimana banyak pohon tumbuh secara acak. Kara mengalihkan perhatiannya dari pohon ke gadis di sampingnya. Lima tahun lalu, dia masih seorang anak kecil yang belum mengetahui tingkatannya. Sekarang, dia tumbuh menjadi seorang Luna yang cantik. "Tidak ada." Summer menoleh. "Lalu?" Kara menggeleng tanpa mengatakan apa pun. Keheningan menyelimuti keduanya. Angin lembut berhembus, menerbangkan beberapa helaian daun.

"Kara," panggilnya lagi. Kara menggumam sebagai respons. Summer berbicara dengan suara lirih. "Aku baru mengetahui tentang Joe. Kara, maafkan pack-ku yang telah melakukan kesalahan." Kara menghela napas pelan. "Itu sudah berlalu. Tidak perlu dipikirkan." Kepala Summer tertunduk, dia masih merasa bersalah meski Kara mengatakan bahwa itu semua telah berlalu. Melihat gadis itu sedih, Kara menepuk pelan bagian belakang kepalanya. Kemudian mengelus rambut Summer dengan lembut. "Jangan dipikirkan. Semua sudah memaafkan mereka." Mendengar itu, Summer mengangkat kepalanya dan memberikan senyum tulus pada Kara.

Tiba-tiba terdengar suara tapak kaki seseorang. Kara dan Summer menoleh ke belakang dan mendapati Werewolf kecil datang dengan membawa setumpuk bunga meika di telapak tangannya. "Jeff? Dari mana kau mendapatkan bunga itu?" tanya Kara, "apa kau pergi ke wilayah Witch?" Anak kecil itu mengangguk. Kara menggelengkan kepalanya sambil menutupi sebagian wajahnya menggunakan tangan.

Dia dan Jeff adalah pasangan yang ditakdirkan, bahkan sejak bocah itu berada di dalam kandungan. Jeff sama sekali tidak ingin menjauh darinya. Meskipun usianya baru menginjak lima tahun, Jeff sama sekali tidak takut pergi sendiri. Bocah itu juga selalu memperhatikan apa pun yang dilakukan oleh Kara. Kemarin, mereka baru pergi ke kerajaan Sorcery karena Kara menginginkan bunga meika yang hanya tumbuh di wilayah Witch. Sepertinya, Jeff mengetahui bahwa Kara menyukai bunga itu dan dia pergi sendirian untuk mendapatkan bunga tersebut guna diberikan pada Kara.

"Jeff, lain kali katakan padaku dan kita akan pergi bersama," kata Kara sambil menerima bunga meika dari Jeff. Bocah itu tidak mengatakan apa pun. Wajahnya datar dan dia tidak banyak bicara. "Kara!" Tak lama setelah kedatangan Jeff, Meika mendadak muncul di rumah Kara. "Ada apa?" tanya Kara. Wanita itu terlihat gelisah. Dia menarik Kara pergi tanpa menjelaskan apa pun. Jeff hendak mengikuti Kara, tetapi Summer menahan lengan bocah itu. Alhasil, dia mendapatkan tatapan tajam dari Jeff.

"Apa yang terjadi?" tanya Kara lagi. Saat ini, dia dan Meika baru saja tiba di rumah Wizard. Sudah ada Aliora, Barbara, Chloe, dan Tetua Gon Gon. Afordistia pun juga berada di sana. Mereka semua tampak sedih, bahkan mata Chloe dan Aliora telah memerah. Kara mengulangi pertanyaannya saat melihat Jiro menangis sesenggukan di depan kamar Wizard. "Apa yang terjadi?" Tak ada satu pun yang menjawab pertanyaannya. Meika datang dan menyuruh dia masuk ke dalam kamar Wizard.

Melihat raut wajah mereka semua, membuat perasaan Kara tidak enak. Ketika dia membuka pintu kamar Wizard, dia melihat pria tua itu telah tertidur dengan tenang di dalam peti mati. Jantungnya tiba-tiba berdegup kencang. Napasnya memburu saat melihat tubuh kaku Wizard di dalam sana. Dia berjalan mendekat untuk melihat pria itu. Kulitnya kurus, sudah berkeriput. Tanduk yang dia benci masih ada di sana, tidak bisa dicabut oleh siapa pun. Wajahnya bersih, bibirnya membentuk senyuman tipis. Kara berpikir dia pasti sudah bahagia sekarang.

Yang lain pun ikut masuk ke dalam kamar. Jiro mengatakan bahwa Wizard ingin dikuburkan di samping makam teman lamanya yang bernama Simmo. Mereka pun sudah menebaknya karena Wizard telah mempersiapkan peti mati untuk dirinya sendiri di rumah Simmo. Dengan kemampuan Meika yang telah dia kembangkan, mereka berpindah tempat menggunakan portal. Membawa peti mati Raynine Rockland dan menguburkannya tepat di samping makam Simmo.

Gundukan tanah basah itu diberi beberapa tangkai bunga. Jiro masih menangis di samping makam Raynine, sementara yang lain hanya memandang dengan sendu. Satu per satu dari mereka kembali. Menyisakan Jiro yang belum ingin pergi dari sana. Sementara itu, Meika dan Chloe memilih untuk menemani Jiro. Kara berbalik pergi, tetapi dia tiba-tiba mencium bau Diabolos. Dia mendongak. Di atas atap rumah Simmo, berdiri Behemoth dengan topeng dombanya. Kara tidak bisa memastikan ekspresi seperti apa yang muncul di balik topeng itu. Namun, dia yakin jika Behemoth merasakan kesedihan karena ditinggal oleh anaknya.

Tanpa berkata apa pun atau menyapa Diabolos itu, Kara beranjak pergi dari sana.

Through the DarkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang