Semakin dalam Kara dan Barbara melangkah, semakin gelita hutan yang mereka masuki. Barbara menengadah melihat daun-daun pohon di atas yang tumbuh bertumpuk dan berhimpitan. Hanya ada celah-celah kecil di tiap sisi daun yang bisa dimasuki cahaya matahari. Tanah tempat akar pohon tumbuh dipenuhi dengan semak-semak lebat dan tajam. Barbara membuka jalan dengan ujung tombaknya.
"Sangat gelap. Aku tidak jelas melihat ke depan. Hei, jaga aku." Kara diam tak menanggapi Barbara yang menariknya untuk berjalan di depan. Sedetik kemudian, Barbara mengubah pikirannya dan tetap berjalan di depan. "Tidak jadi. Jika aku di belakang, aku takut ada sesuatu yang berjalan di belakangku dan aku tidak mempunyai waktu untuk kabur. Jika aku di depan, kau yang akan diserang dulu. Hahaha! Ide yang bagus." Barbara berkata dengan suara yang sengaja dibesarkan. Dadanya dia naikkan dengan kedua tangan dia topangkan di pinggang. Merasa bangga dengan ide yang dimilikinya. Kara tak acuh, dengan cepat dia berjalan mendahului Barbara.
"Jangan berjalan di depanku!"
Keadaan begitu sunyi, bahkan suara burung yang biasanya berkicau di atas pohon pun tidak terdengar. Atmosfer di dalamnya begitu dingin hingga ke ulu hati. Membawa kesan mengerikan di baliknya. "Kau pernah dengar pepatah mengatakan bahwa semakin sunyi, maka akan semakin berbahaya," celetuk Barbara. "Kalau begitu kita buat keributan," balas Kara asal. Barbara hampir tersandung ketika Kara membalas perkataannya. "Itu hanya akan memancing sesuatu yang aneh ke sini. Dasar bodoh!" Mereka berdua, baik itu Kara maupun Barbara, sama-sama tidak tahu sudah seberapa jauh mereka memasuki hutan. Entah ke arah mana mereka berjalan, yang pasti mereka hanya berjalan lurus.
Tiba-tiba Kara mencium bau aneh. Seperti sesuatu yang berlendir dan lengket. Bau yang agak menyengat di penciuman Kara, tak jauh dari tempat mereka berada. Kara menarik tudung merah terang Barbara, bermaksud menghentikannya berjalan.
"Ada apa?"
"Apa kau mencium sesuatu?" Barbara menggeleng. "Ada sesuatu di depan sana," bisik Kara. Barbara menyipitkan matanya. Mencoba melihat sesuatu yang dikatakan Kara dalam kegelapan, "Tidak ada apa pun."
Tak lama setelah Barbara mengatakan itu, sesuatu dengan sayap yang lebar terbang menuju ke arah mereka dari atas. Kara mendorong Barbara hingga dia terlempar jauh beberapa meter ketika makhluk bersayap tadi menukik ke arah Barbara. Barbara mengaduh kesakitan. Tadi, Kara bukan hanya sekadar mendorongnya, tapi menendangnya hingga dia terpental jauh dan terguling-guling di atas semak-semak yang sisinya tajam. Kara menyusul Barbara, bertanya bagaimana keadaan gadis itu. Tentu saja dijawab dengan makian olehnya.
"Gunakan kepalamu sebelum menendangku—ha? hu ... hu ... huuu." Ketika Barbara masih terduduk dan tengah menepuk-nepuk pakaiannya yang kotor, bayangan besar menyelimuti dirinya. Mata Barbara membesar dan secara perlahan arah matanya bergerak ke atas. "Huu ... huuu ... huuu ... ." Tidak ada kata yang keluar dari lidah Barbara, hanya ada suara tangisan tertahan di tenggorokannya. "Kenapa kau menangis? Apa sangat sakit?" Barbara menggeleng kuat. Tangannya bergetar kuat menunjuk sesuatu di balik tubuh Kara.
"Lalu kenapa kau— sial!" Perkataan Kara terhenti saat dirinya membalikkan tubuh dan mendapati seekor binatang besar berada di belakangnya. Makhluk itu mendesis, suaranya memekakkan telinga. Mulutnya berbentuk seperti taring yang tumbuh di atas bibir. Matanya diselimuti dengan jaring-jaring kecil. Kakinya besar, tetapi tipis, dipenuhi dengan tonjolan runcing seperti duri. Barbara berlari dengan cepat. Makhluk di depan mereka sekarang adalah kecoak berukuran raksasa!
Sebelumnya, ketika Barbara bekerja di toko buku milik Tuan Haunt, ada beberapa kecoak yang berkeliaran di balik buku-buku tua di sudut gudang. Seumur hidupnya, Barbara paling membenci makhluk kecil berwarna coklat itu! Terutama ketika dia membuka sayapnya dengan lebar dan mengejar Barbara. Seperti saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Through the Dark
FantasyRibuan tahun yang lalu, dunia dikuasai oleh kaum yang memiliki kekuatan super. Kaum Werewolf, Vampire, Witch, Mermaid, dan Fairy. Di saat keadaan dunia tengah berada dalam kedamaiannya, kaum Vampire bergerak membantai seluruh Werewolf dan bermaksud...