Bab CXV. Permintaan Terakhir Sang Lady Vampire

224 39 0
                                    

Debu berterbangan di udara. Menyemburkan kotoran-kotoran yang dapat menyakiti mata. Pertarungan antara empat makhluk dari kaum yang berbeda itu masih terus berlanjut. Di antara mereka, tidak ada satu pun yang ingin menyerah. Mata mereka menyala terang, membara di tengah kegelapan yang mulai menyelimuti.

"Aoi, pergi dari sini. Bantu mereka yang membutuhkan bantuan." Meika berteriak pada Aoi yang berdiri di depannya. Binatang itu mengerti apa yang dikatakan oleh tuannya, tapi dia bergeming. Melindungi Meika adalah tugas utamanya. Jika tuannya terluka, maka dia pun akan merasakan hal yang sama. Meskipun dia hanyalah seekor binatang, tetapi Aoi berbeda. Perasaannya terlalu peka dan dia setia pada tuannya. Oleh karena itu, dia berdiri dengan keempat kakinya di hadapan Meika. Menghadang serangan-serangan brutal yang dilemparkan oleh musuh mereka.

Pedang di tangan Meika bergetar kuat. Dia ingin membalas serangan Akuma, tetapi Aoi menghalanginya. Binatang itu terluka akibat menangkis bola hitam milik Akuma. Tanduk spiralnya hampir menjadi korban, tapi sebagai gantinya mata kanan Aoi tertusuk tombak hitam yang entah sejak kapan dilemparkan oleh Akuma. "Aoi!" jerit Meika. Dia segera memeriksa keadaan Aoi. Binatang itu meringkik kesakitan dan dua kaki depannya jatuh ke tanah, lalu diikuti oleh kaki yang lain.

Tidak tahan melihat Aoi yang kesakitan, Meika hendak mencabut tombak tersebut. Namun, ketika dia memegangnya, benda hitam seperti asap yang membentuk tombak itu melukai tangannya. Saat dia memeriksa telapak tangannya, terdapat bercak hitam seperti luka bakar dan rasanya pedih layaknya kulit melepuh akibat terkena air mendidih.

Di sisi lain, Akuma terkikik. Sayap hitamnya membawa dia terbang dan dengan mudah menyerang musuhnya di bawah sana. "Makhluk rendah seperti kalian terlalu cepat melawanku. Leluhur kalian saja tidak bisa melenyapkanku, bahkan mereka harus melakukan penyegelan karena kesulitan untuk membunuhku. Sekarang kalian mencoba melakukan hal yang sama? Mimpi saja!" Dark Hole kembali dikeluarkan. Tempat itu meledak, tapi Barbara berhasil melindungi semuanya dengan pelindung api miliknya.

"Aoi! Bertahanlah!" Mendengar teriakan Meika, Kara menoleh ke belakang dan mendapati Aoi jatuh terkapar dengan mata yang terluka. "Sheena. Urus dia." Barbara yang tengah mendongak untuk melihat Akuma, memalingkan wajahnya sebentar pada Kara saat Werewolf itu berbicara padanya. Akan tetapi, belum sedetik dia menoleh, makhluk itu telah menghilang. Kecepatannya bertambah pesat sejak Werewolf itu menjadi Luna. Sementara Barbara melepaskan kembali dua naga api setelah dia menghilangkan perisai, Kara mulai memeriksa keadaan Aoi. Namun, perhatiannya teralihkan saat melihat tangan Meika yang sudah menghitam.

"Ada apa dengan tanganmu?" tanya Kara datar, tetapi tersirat nada kekhawatiran di dalamnya. Meika tidak terlalu peduli dengan pertanyaan Kara dan kembali menarik tombak tersebut yang sulit dilepaskan. Dia berkata sedikit memerintah. "Sembuhkan Aoi! Jika tidak matanya akan menjadi buta!" Melihat raut ketakutan yang sangat besar tercetak di wajah Meika, Kara tidak lagi banyak bertanya. Dia melihat ke arah tombak yang menancap mata Aoi. Benda itu terlihat biasa, tapi sebenarnya tengah melahap habis organ mata Aoi. "Menyingkir." Kara tidak bermaksud mengusir Meika, tapi dia ingin melepaskan tombak hitam itu sebelum menyembuhkan luka Aoi.

Tanpa banyak membantah, Meika bergeser sedikit. Menyerahkan Aoi dalam penanganan Kara. Begitu Werewolf itu menyentuh tombak hitam tersebut, dia merasakan perih di telapak tangannya. Kara melihat kulit tangannya menghitam seakan melepuh. Keadaannya sama seperti Meika. Berapa lama dia menarik benda ini sampai seluruh tangannya berubah warna?

Namun, tak lama hitam di kulitnya perlahan menghilang dan rasa perih seperti kulit melepuh pun juga sirna. Itu berarti, kemampuannya untuk menyembuhkan diri tidak terhambat. Kara menaruh kedua tangannya di sisi tombak. Lalu, dengan sekali tarikan kuat dan napas yang tertahan, Kara berhasil melepaskan tombak tersebut dari mata Aoi. Darah bercucuran ketika tombak itu tercabut.

Through the DarkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang