Bab XXXIX. Kitsune Muda

255 56 5
                                    

Shiki tertawa keras saat mendengar jawaban Kara. Dia tidak bisa berhenti tertawa karena menurutnya apa yang Kara katakan sangatlah lucu. "Berbeda? Kau dan aku?" Kara melihat Shiki tanpa ekspresi. Kitsune di depannya ini semakin keras tertawa, "Kara Cerelia Lycoris. Bagaimana rasanya kehilangan?" tanya Shiki dengan nada mengejek. "Jika kau ingin melindungi kaummu, bergabunglah denganku," lanjutnya. Kara mendengus. "Untuk?" Shiki berjalan dua langkah ke depan. Dia menunjukkan kekuatan gelap yang berada di ujung ekornya.

"Lihat ini." Bola hitam yang berada di ekornya dia lempar ke arah Chloe dan Louis, membuat tempat sandaran mereka hancur dengan cepat. "Kau!" Kara melihat ke belakang dan mendapati runtuhan batu jatuh ke atas Chloe dan Louis.

"Hahaha, kau lihat! Kekuatan yang kumiliki sangat besar. Bergabunglah dan kau akan selamat."

"Iblis," bisik Kara.

Kaki Kara dengan cepat mendorong tubuhnya ke arah Shiki. Kuku tangannya sudah tumbuh memanjang, bersiap untuk mencakar wajah Shiki. Rubah itu menghindar dari serangan Kara. Dia tertawa sambil terus mengelak. "Lycoris, sudah kubilang untuk bergabung. Kekuatanmu lemah. Kau tidak akan bisa mengalahkanku." Shiki mengangkat satu ekornya dan memukul Kara hingga dia terpental jauh dan jatuh melewati Meika dan Tetua Gon Gon berada.

Di lain sisi, Louis menahan tubuhnya di depan Chloe saat Shiki mulai melempar bola hitam tersebut ke arah mereka. Punggungnya sudah tidak sakit lagi karena Kara telah menyembuhkannya, tapi tenaganya belum pulih sepenuhnya dan dia harus menahan runtuhan bangunan. Louis mendorong batu-batu tersebut dengan pelan. Debu berterbangan setelah dia menjatuhkannya.

"Kenapa kau menahannya?" tanya Chloe. Wajahnya berubah menjadi merah, tangannya mengepal di samping tubuhnya. Louis tak menjawab. Dia memilih untuk berpindah tempat dan menjatuhkan tubuhnya di sana. Chloe menyusul Louis dengan raut kesal. "Tidak perlu melindungiku. Kau masih terluka!"

"Aku baik."

"Baik?" Chloe memukul bahu Louis dengan keras hingga laki-laki itu menahan suaranya agar tidak berteriak. "Ini yang kau bilang baik? Diam di sini. Aku akan membalas rubah itu." Chloe segera pergi dan mengabaikan Louis yang berteriak menyuruhnya kembali.

Sementara di belakang sana, Kara terbatuk karena menghirup serpihan halus dari tembok yang hancur. "Lagi?" Kara mendongak dan mendapati Shiki sudah berada di depannya. Dengan cepat Shiki mencengkeram leher Kara dan mengangkatnya ke atas.

"Kuberi satu kesempatan lagi. Bergabunglah denganku."

Kara memegang ekor Shiki yang mengikat lehernya. Dia berusaha tetap tenang agar napasnya tidak cepat habis. "Ya atau tidak?" tanya Shiki lagi. Bola hitam telah terbentuk di ujung ekor yang lain, bersiap untuk menyerang Kara. Namun, belum sempat dia menyerang Kara dengan bola hitamnya, Shiki terlempar jauh ke depan disertai angin kencang yang muncul dari belakang Shiki. Kara terjatuh setelah cengkeraman Shiki terlepas. Dia terbatuk dengan keras dan menghirup udara dengan cepat. Kara mengangkat kepalanya dan mendapati Chloe berdiri beberapa langkah di depannya.

"Kau baik-baik saja?" tanya Chloe. Kara mengangguk sebagai jawaban.

"Hei! Kepalamu baik-baik saja?" tanya Meika yang baru saja muncul bersama Tetua Gon Gon.

"Kalian mengganggu tidurku." Meika melirik Tetua Gon Gon dengan ujung matanya. "Bersyukur kau tidak mati tertimpa tubuh dia," tunjuk Meika pada Kara.

Dari arah belakang, Shiki mulai bangkit. Dia menyeringai melihat sekelompok orang di depannya. Kara, Chloe, dan Meika bersiap di depan Tetua Gon Gon untuk melindunginya. "Tidak perlu menutupi diriku. Biarkan aku melawan bocah itu." Kara tidak menanggapi perkataan Tetua Gon Gon, begitu juga dengan Chloe dan Meika. Mereka bertiga tetap berdiri di tempatnya dan menghalangi Shiki untuk menyerang.

"Sepuh. Kau benar-benar dilindungi. Apa kau tidak merasa kasihan dengan nasib orang-orang yang melindungimu?" Mulut halus Shiki mulai berbicara. Dia menarik sudut bibirnya saat melihat Tetua Gon Gon terdiam. "Kasihan mereka. Harus tersiksa, bahkan disaat kau berusaha melindungi mereka." Mata Tetua Gon Gon memerah, dengan cepat dia melompat ke atas melewati Kara, Meika, dan Chloe. Menyerang Shiki dengan tamparan ekor sembilan. Shiki menahan ekor Tetua Gon Gon dengan ekornya. "Huh! Mencoba cara yang sama?" Shiki mendorong tubuh Tetua Gon Gon dengan ekornya. Sebelum Tetua Gon Gon berhasil berdiri, dia berlari dan mencakar tubuh Kitsune tua itu dengan kukunya yang runcing. Darah segar menyembur dari tubuh Tetua Gon Gon. Kitsune tua itu terbatuk. Tubuhnya menjadi lemah karena umurnya yang tak lagi muda.

Kara menatap tajam ke arah Shiki yang tertawa puas di sana. Dia berlutut dan menyentuh permukaan lantai. Telapak tangannya menekan kuat lantai di bawahnya dan membuat setumpuk tanah muncul dari bawah kaki Shiki dan menekannya sampai ke langit-langit ruangan.

"Akh!" Shiki terjatuh dengan kuat setelah tanah itu masuk kembali. Saat Kara akan menyerang Shiki, sekelebat cahaya muncul dan berdiri di depan Shiki. Itu adalah Ryu yang muncul bersama dengan Jazlyn di belakangnya.

"Nona Jazlyn ... kenapa kau kembali?" Jazlyn melirik Shiki dengan ujung matanya. "Kau tidak sadar telah menghancurkan ruangan apa?" Shiki melihat ke sekitar. Dia baru menyadari bahwa dia tengah berada di ruang tempat Jazlyn biasa beristirahat. "Maafkan aku." Shiki menundukkan kepalanya pada Jazlyn, mengakui kesalahan yang tak sengaja dia perbuat.

"Jazlyn! Aku tidak menyangka kau menjadi jahat." Chloe bergerak selangkah ke depan. Dia menatap Jazlyn dengan marah. "Putri Chloe Ester? Ternyata kau juga datang. Apa yang kau lakukan di sini? Bukankah kaummu baik-baik saja?" tanya Jazlyn sembari berjalan beberapa langkah di depan Ryu.

"Kau terlihat seperti seorang Putri sekarang," ejek Meika. Jazlyn telah mengganti pakaiannya dengan pakaian kerajaan. Gaun yang dipakai Jazlyn adalah gaun yang biasa Meika pakai di kerajaan. Jazlyn melihat ke arah bajunya. "Karena seharusnya, gaun ini adalah milikku."

"Maksudmu?" tanya Meika. Jazlyn tersenyum kecil, dia mengangkat kepalanya. Memandang Meika. "Kau ingin mendengar sebuah kisah?"

Through the DarkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang