Bab XXXVI. Chloe Ester

272 58 11
                                    

Pertarungan di antara Shiki dan ketiga wanita itu berlanjut hingga menghancurkan hampir seluruh isi aula. Dinding yang berada di samping pintu masuk aula hancur dan membuat sebuah lubang besar sehingga orang akan mengira itu adalah pintu masuk yang baru. Ketika mereka sedang menghindari serangan bola api hitam milik Shiki, tiba-tiba dari arah bawah kaki mereka muncul sebuah retakan kecil dan secara cepat berubah menjadi lebar dan hancur secara tiba-tiba, menimbulkan asap kotor dari lantai yang hancur. Tak berapa lama, Kara muncul dari lubang lantai bersama dengan Louis dan beberapa orang lain yang menyusul di detik berikutnya.

"Kau mengagetkanku. Kenapa kau muncul di sini dan bukannya pergi mencari pedang milik Meika?" tanya Barbara. "Apa kau bisa mengatasi ini?" tanya Kara kembali. Barbara menutup mulutnya dan berpaling. Tidak lagi bertanya apa pun dan fokus pada Shiki yang berdiri beberapa langkah di depan mereka.

Kara mengubah pandangannya, dia melihat Shiki yang wajahnya telah berubah sebagian. Bagian kepala Shiki ditumbuhi telinga binatang, giginya runcing dengan sebelah mata berwarna hitam. Kara mengendus bau tubuh Shiki dari tempatnya berdiri. Bau rubah. Kemudian, dari arah belakang Kara, Tetua Gon Gon melompat dan berdiri di atas pundak Kara. Tubuhnya telah berubah menjadi ukuran yang lebih kecil daripada ukuran tubuh sebelumnya.

"Tidak berguna. Kembali kau." Tetua Gon Gon menggeram marah setelah dia berbicara. Semua orang yang ada di sana melihat ke arah Shiki. "Jadi, kau cucu Tetua Gon Gon yang bodoh?" tanya Barbara. Shiki menoleh ke arah Barbara dengan mata tajam. Dilihat seperti itu, Barbara berlari dan bersembunyi di belakang Chloe.

"Sesepuh, bukankah kau telah mengusirku? Kenapa menyuruhku kembali?"

"Aku menyuruhmu keluar dari rumah untuk belajar. Bukan menjadi bodoh." Shiki menggeleng dengan mata tertutup. "Jelas-jelas kau mengusirku karena ekorku tidak bertambah."

"Anak ini!" Kepala Tetua Gon Gon menjadi sakit. Di usianya yang hampir mencapai 3.000 tahun, dia harus menghadapi seorang bocah rubah yang tidak mau belajar, tetapi ingin menjadi kuat sehingga rubah kecil itu terjebak dalam rayuan Diabolos dan menjadi bagian dari mereka. Saat rubah tua sedang memarahi rubah kecil, secara diam-diam Barbara, Aliora, Jiro, Chloe dan Louis, berjalan keluar dari aula melalui dinding yang telah dihancurkan sebelumnya. Mengendap-endap untuk mencari pedang Bodacious milik Meika.

Bagian luar aula terasa sepi. Tak ada pelayan maupun penjaga yang terlihat. Mereka berlima menyusuri lorong yang besar dan luas dengan waspada. Tetap memperhatikan sekitar meski tak ada siapa pun. Lorong yang mereka lewati memiliki jendela besar yang terbuka. Apa pun yang terjadi di luar akan terlihat dari dalam. Tiba-tiba sekelebat api biru bercampur jingga melintas dari luar jendela, kemudian jendela yang dilapisi oleh kaca hancur berantakan. Dari jendela kaca yang telah pecah tampak seekor burung phoenix besar dengan tubuh yang dikelilingi oleh api berwarna jingga; didominasi warna biru, berdiri dengan angkuh. Menatap rendah orang-orang yang ada di bawah matanya.

Di atas punggung burung phoenix duduk seorang lelaki dengan pakaian hampir sama seperti yang dipakai oleh Shiki. Jiro mengatakan pada yang lain bahwa itu adalah penjaga gerbang utama. Salah satu Suzaku.

"Kenapa harus mereka yang kita hadapi?" Barbara mulai mengeluh ketika dia melihat betapa besarnya ukuran burung phoenix di hadapannya. Tubuhnya tidak lebih dari sekadar bahan makanan untuk binatang itu. Belum selesai dengan kegelisahan mereka, muncul Suzaku yang lain dari arah belakang. Menghancurkan kembali salah satu jendela. Ukuran burung phoenix yang ditunggangi oleh Suzaku itu lebih besar daripada yang pertama.

"Aku ... aku pergi dulu." Merasa dirinya hanya akan menjadi beban dan menghambat mereka bertarung, Barbara melarikan diri bersama Jiro dan Aliora yang mengikutinya dari belakang. Akan tetapi, niatnya gagal karena salah satu Suzaku melompat dari punggung burung phoenix dan menghalangi jalan dengan pedang yang terhunus di depan mereka.

Through the DarkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang