Bab X. Serbuk Kepompong

565 88 8
                                    

Di masa lalu, ketika pertemuan tiap kaum diadakan di kawasan kaum Fairy, tiap pemimpin akan duduk di meja persegi panjang yang luas di aula kerajaan Briche dan disuguhkan hidangan khas kaum Fairy. Pertemuan akan dibuka oleh pemilik rumah, lalu akan dilanjutkan oleh pemimpin seluruh kaum, sementara yang lain akan duduk di ruangan lain.

Saat itu mereka diperkenalkan dengan putri dari kerajaan Briche yang kebetulan berulang tahun di hari yang sama. Kara hanya melihatnya sebentar. Tidak mengajaknya berkenalan karena mereka sudah pernah bertemu sebelumnya saat pertemuan di wilayah Werewolf. Di sana mereka sudah saling bertukar nama. Itu terjadi 20 tahun sebelum pertemuan di wilayah Fairy. Lalu mereka berdua kembali bertemu setelah beberapa puluh dekade terlewati. Wajah putri dari kerajaan Briche sudah terlihat dewasa dari terakhir kali Kara melihatnya.

"Maaf aku tidak segera mengenalimu, Putri Chloe," kata Kara. Kepalanya sedikit dia tundukkan sebagai rasa hormat. Chloe menggeleng panik. "Tidak, tidak. Jangan bersikap hormat padaku. Kau bukan dari kerajaanku. Jadi, tolong bersikap biasa saja. Aku lebih nyaman jika kau begitu." Kara mengangguk. Tubuhnya terasa lemas, tetapi Kara memaksakan diri untuk berjalan. Dia harus segera keluar dari hutan ini dan pergi menuju wilayah Vampire.

"Tunggu sebentar. Tombakku jatuh."

Kara berbalik untuk melihat Barbara yang kembali ke arah di mana mereka bertemu dengan kecoak tadi. Kara, Chloe, dan lelaki bertopi bundar itu mengikuti Barbara yang sibuk mencari tombaknya yang terjatuh. "Hei, Kara. Kecoak tadi sudah menghilang. Bukankah sebelumnya dia di sini?" Barbara langsung berlari ke arah Kara dan bersembunyi di balik punggungnya. Matanya bergerak was-was, takut kecoak itu datang kembali dan menyerang mereka. "Ah, kalian bertemu dengan Krasu? Dia merupakan penjaga hutan ini. Dia sangat kuat. Jadi, kalian harus berhati-hati jika bertemu kembali dengannya," jelas Chloe. Kara bersyukur dalam hatinya, pukulannya tadi setidaknya bisa membuat binatang raksasa itu pingsan dan mereka punya waktu untuk kabur.

"Ini dia. Tombakku terlepas dari genggamanku karena kau ... dengan tidak punya perasaan menendangku dengan tenagamu yang besar." Barbara kembali mengungkit kejadian sebelumnya. Tombaknya dia usap dengan kasih sayang seolah-olah itu adalah benda yang paling berharga baginya dari semua benda yang dia miliki. "Jika aku tidak mendorongmu, kau akan dimakan oleh makhluk itu. Kau mau? Baiklah, ketika nanti kita bertemu dengan kecoak itu, aku tidak akan menolongmu," kata Kara sembari berbalik pergi dengan tudung merah Barbara yang masih dia pegang. Barbara membesarkan matanya. Lebih baik ditendang daripada dimakan oleh makhluk menjijikkan itu.

"Hei, hei. Aku bercanda. Setidaknya jangan menendangku. Itu sakit!" Kara tidak peduli dengan ocehan Barbara. Dia lebih memilih untuk bertanya pada Chloe. "Kenapa binatang-binatang itu menyerang orang yang memakai warna merah?" Chloe berpikir sejenak. "Hm, itu karena beberapa abad sebelumnya ada seorang Fairy lelaki yang suka menantang makhluk-makhluk yang ada di sini. Dia selalu berpakaian berwarna merah dengan baju dalam berwarna hitam. Dia melawan mereka dengan sebilah pedang yang pangkalnya juga berwarna merah."

"Apa dia maniak warna merah?" celetuk Barbara. "Aku tidak tahu. Dia sudah meninggal 500 tahun sebelum aku lahir. Aku hanya mendengar kisahnya saja dari orangtua dan guruku," jelas Chloe, "kalian tahu 'kan? Jika kaum Fairy adalah kaum yang berada di peringkat bawah karena kami tidak bisa bertarung?" Kara dan Barbara mengangguk. Dalam beberapa buku tua, Barbara sempat membaca tentang kaum Fairy yang dikatakan sangatlah lemah karena tidak bisa bertarung, menyebabkan mereka mudah diserang oleh musuh.

"Karena itulah lelaki itu belajar seni beladiri pedang yang dia pelajari dari seorang Werewolf saat itu. Jadi, untuk mengasah dirinya, dia menggunakan makhluk-makhluk di hutan ini sebagai lawannya. Seluruh makhluk di hutan ini sudah menandai lelaki itu. Jadi, ketika dia sudah meninggal, para penghuni hutan ini akan menyerang siapa pun yang memakai warna merah. Karena mereka menganggap lelaki itu kembali datang untuk menantang mereka," jelas Chloe. Barbara berpindah posisi yang awalnya di samping Kara, kini berada di samping Chloe. Dia tidak ingin kecoak tadi datang dan menyerang Kara yang berada di dekatnya.

Kara, Barbara, Chloe, dan lelaki bertopi bundar tadi berhenti di daerah yang dipenuhi dengan sesuatu yang besar bergantung di dahan pohon. Semakin menutupi cahaya matahari yang masuk ke dalam hutan. Benda itu berbentuk lonjong dan di sekelilingnya terdapat serat-serat halus seperti jaring laba-laba. Berwarna abu-abu kehitaman. Sebagian masih tertutup sempurna, sedangkan sebagian yang lain sudah terbuka.

"Tolong tunggu sebentar," kata Chloe. Gadis itu berjalan menuju benda lonjong yang telah terbuka dan masuk melalui celah-celah. Lelaki bertopi bundar itu mengikutinya dari belakang. Barbara yang penasaran berlari kecil menuju Chloe. Kara yang tidak mau tertinggal pun juga mengikuti. Mereka telah memasuki benda itu. Di dalamnya kering dan berserat. Terdapat beberapa tumpukan bubuk berwarna biru putih yang berkilau.

"Benda apa ini?" tanya Kara setelah sekian lama menahan diri untuk tidak bertanya. "Ini adalah kepompong raksasa," jawab Chloe sementara tangannya mengambil kantung yang terbuat dari bunga peony berwarna jingga dan memasukkan bubuk biru tadi ke dalamnya. Lelaki yang sedari tadi hanya diam juga ikut mengambil bubuk itu dan memasukkannya ke dalam kantung yang terbuat dari bunga mawar biru. "Bubuk apa itu?" tanya Barbara yang tengah bermain-main dengan bubuk biru yang berada di sana.

"Ini adalah serbuk ajaib berwarna biru putih." Kara tahu tentang serbuk ajaib, tapi baru kali ini dia mendengar tentang serbuk ajaib berwarna biru putih.

Kaum Fairy terdiri dari dua jenis, yaitu: Fairy berukuran besar seperti manusia, dan Fairy berukuran kecil sekecil belalang sembah. Chloe menjelaskan bahwa Fairy kecil akan mengumpulkan serbuk ajaib berwarna emas yang dihasilkan oleh benang sari dari bunga pollen. Serbuk emas digunakan untuk berbagai hal oleh Fairy kecil, sedangkan untuk Fairy besar serbuk emas tidak terlalu kuat pengaruhnya. Jadi, ada satu serbuk ajaib lagi yang memiliki kekuatan jauh lebih besar dibandingkan serbuk emas. Yaitu serbuk biru putih. Serbuk ini hanya diketahui oleh kaum Fairy saja. Karena serbuk ini sangatlah langka.

Para Fairy besar harus mengunjungi hutan Kesunyian untuk mendapatkan serbuk itu. Jika tidak ada kepompong yang terbuka maka mereka tidak akan mendapatkan serbuk biru putih. Selain langka, serbuk ini juga sangatlah besar kekuatannya, bahkan dalam takaran sedikit. Karena hal itulah serbuk ini sangat dijaga ketat oleh kerajaan agar tidak salah guna.

"Jadi, kau datang sendiri ke sini untuk mengambilnya demi keamanan?" tanya Barbara setelah puas bermain dengan serbuk ajaib. "Benar. Apalagi setelah kejadian 100 tahun yang lalu. Serbuk ajaib hampir dicuri oleh musuh." Setelah mereka selesai mengambil serbuk ajaib. Mereka berempat kembali berjalan keluar dari hutan Kesunyian. Beberapa jam mereka lewati dengan perbincangan biasa, seperti keadaan dunia sekarang ataupun keadaan kaum mereka masing-masing. Chloe meminta Kara untuk datang ke kerajaannya, karena Alpha Chili Xan berada di sana. Kara pun menyetujuinya. Setidaknya Kara dan Barbara bisa istirahat untuk beberapa hari di daerah selain hutan.

Tiba-tiba, Chloe berhenti di stepa yang luas. Tidak ada pepohonan sama sekali. Kara melihat ke belakang. Hutan di kawasan Fairy sangatlah aneh. Tadi mereka masuk ke dalam hutan yang di dalamnya ada hutan yang suram. Lalu setelah keluar mereka bertemu dengan tanah luas yang kosong di tengah-tengah hutan. Hanya ada angin yang bertiup kecil di sekitaran mereka.

Lalu, Kara melihat Chloe mengangkat lurus tangannya ke depan. Dengan gerakan perlahan dia menggerakkan tangannya lurus ke samping. Angin yang tadinya bertiup kecil, kini berderu kencang. Menampilkan sebuah benteng besar di depannya. "Sejak kapan ada benteng di sini?" tanya Kara saat mereka telah tiba di kawasan kerajaan kaum Fairy. Chloe menjawab, "Sejak 100 tahun yang lalu. Alpha Chili Xan dan juga para Werewolf lainnya yang membangun benteng ini."

Setelah kejadian 100 tahun silam, Alpha Chili Xan bersama pack-nya memutuskan untuk membangun sebuah benteng yang mampu melindungi tempat tinggal kaum Fairy serta melindungi kerajaan Briche di dalamnya. Hanya butuh waktu satu hari untuk membangun benteng. Lalu, Raja Briche menyuruh pasukan kerajaan untuk memanipulasi angin agar menutupi benteng sehingga tidak ada yang tahu letak kerajaan Briche. Orang yang melalui jalan itu hanya akan melewati udara kosong di sana.

Through the DarkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang