"Akhirnya kau mengeluarkan senjata itu."
Kara menggenggam erat gagang pedang Half Moon. Ini pertama kalinya dia menggunakan senjata tersebut sejak dia mulai berlatih. Di belakangnya, Barbara bersembunyi dan mengintip melalui punggung Kara. Duke Lazarus berkata lagi, "Kara Cerelia Lycoris. Kau yakin di belakangmu itu seorang manusia?" Kara melirik ke belakang dimana Barbara berada. Kemudian dia kembali melihat Duke Lazarus.
"Apa maksudmu?" Lelaki itu memegang dahinya, tertawa kecil. "Kau seorang Werewolf. Apa kau tidak mencium bau yang berbeda dari tubuhnya?" Ditanya seperti itu, secara refleks Kara memutar badannya dan mencium bau Barbara. Orang yang menjadi bahan pembicaraan pun ikut mencium bau tubuhnya sendiri.
"Aku tidak bau," kata Barbara. Dia telah mengendus bau tubuhnya sendiri, tapi dia merasa tidak ada yang aneh kecuali bau tanah karena dia terguling-guling sejak tadi. Tidak menemukan hal yang aneh, Kara menarik dirinya dan berkata pada Duke Lazarus. Satu-satunya hal yang membingungkan dia adalah Barbara tidak memiliki bau, tetapi lelaki di depannya itu tahu bagaimana bau tubuh Barbara. "Aku tidak tahu apa maksudmu, tapi aku tidak mencium bau yang aneh dari dia."
Kening Duke Lazarus mengerut. Dia diam sejenak dan berpikir. Pada akhirnya, dia mengangguk, menyetujui perkataan Kara. "Yah, karena kau seorang Werewolf, tidak mungkin kau salah mencium bau." Lelaki itu mengeluarkan api biru dari tangannya, membentuk sepasang keling yang mulai duduk di jari-jarinya. Sudut bibirnya terangkat sebelah, sementara alisnya juga ikut terangkat. "Lupakan tentang itu. Mari lakukan hal lain. Pastinya kau masih ingat dengan apa yang kukatakan." Dia melanjutkan, "jika kita bertemu lagi, itu artinya kau sudah siap. Bagaimana? Apa kau benar-benar siap?"
Sejujurnya, Kara tidak percaya dengan dirinya sendiri. Dia merasa dirinya belum siap jika harus menghadapi Duke Lazarus sekarang, bahkan jika Half Moon berada di tangannya pun dia masih tidak memiliki kepercayaan diri. Sebelumnya, dia tidak peduli dengan apa pun dan hanya fokus untuk menyelamatkan kaumnya. Namun, saat dia bertemu dan bertarung dengan Vampire di depannya ini ... dia sama sekali tidak membayangkan perbedaan kekuatan mereka. Dari pertarungan terakhir, Kara tidak berhasil melukainya sedikit pun.
Jika Kara memiliki kecepatan maka Duke Lazarus memiliki kilat di kakinya. Seolah-olah dia menghilang, padahal itu disebabkan oleh kecepatan yang dimilikinya. Kara tidak tahu apakah di wilayah Vampire nanti, ada lagi yang seperti Duke Lazarus atau bahkan lebih darinya.
"Kara! Kenapa kau melamun lagi?" Barbara memukul keras kepala Kara. Werewolf ini suka sekali berpikir dan termenung di tempat yang tidak seharusnya. "Hah! Kara, oh Kara. Kebiasaan burukmu itu harus dihilangkan. Bagaimana jika aku menyerangmu di saat kau sedang melamun? Hm?" Duke Lazarus menghela napas. Dia bergeleng-geleng melihat Kara yang melamun di tengah pertarungan. Dia sudah melakukannya sebanyak dua kali saat ini.
Barbara berbisik, "Kau ini! Sudah kubilang jangan terpengaruh olehnya." Kara memukul wajahnya sendiri agar dia tersadar sepenuhnya. Lalu dia menatap Lazarus dengan tajam. "Cukup dengan omonganmu. Siap atau tidak, kau tidak perlu memikirkannya, bahkan jika aku sedang melamun kau bisa menyerangku."
Senyuman kecil itu berubah menjadi tawa keras. "Hahaha. Kau tahu? Aku ini tidak menyerang manusia dan di belakangmu ada satu. Jika aku menyerang, dia akan kena juga. Lagi pula ... bau manusia itu mirip dengan seseorang. Aku tidak bisa menyakitinya. Sayang sekali 'kan?" Kara menyipitkan matanya, berpikir bahwa Vampire ini telah kehilangan akal. Perkataannya terdengar baik, tapi di saat yang bersamaan juga terasa mengerikan. "Sudahi omong kosongmu itu!" Kara mengambil langkah pertama. Dia membawa pedangnya dan menerjang lurus ke arah Duke Lazarus. Sama seperti sebelumnya, lelaki itu bergerak cepat dan menghilang dari pandangannya.
"Sial!"
"Kara! Di atasmu!" Barbara berteriak. Kara melihat ke atas dan tidak menemukan siapa pun. "Belakangmu!" Barbara kembali berteriak dan Kara melihat ke belakang. Tak ada apa pun di sana. Barbara kembali berteriak dan mengatakan jika Duke Lazarus berada di belakangnya lagi. Dua kali dia memutar tubuhnya, tapi dia tidak menemukan Vampire tersebut. "Di atas!" Barbara kembali menunjuk ke atas. "Ah! Diam dulu, Sheena! Aku tidak bisa fokus mencarinya!" Tepat setelah dia menjawab Barbara, Kara dipukul ke bawah hingga menimbulkan retakan yang besar.
"Bukankah sudah kukatakan jika dia di atas," kata Barbara. Dia berdiri di kejauhan, tidak berani mendekati area pertarungan. Duke Lazarus berdiri di samping lubang yang terbentuk setelah dia memukul Kara. Lalu, dia berjongkok sambil bertanya, "Kau baik-baik saja?" Kara mendorong sisa-sisa runtuhan batu dan tanah di tubuhnya. Dia melihat ke atas dan menjawab Lazarus dengan dingin.
"Berhenti bermain-main."
"Haha, menyenangkan bermain dengan kalian."
"Ya. Kau sangat santai."
Brak Kara mendorong kakinya dan dengan cepat melayangkan satu pukulan di dagu Duke Lazarus, tetapi Vampire itu masih sama cepatnya. Dia telah berpindah posisi dan berdiri menjauh dari bekas runtuhan. "Gunakan Half Moon. Aku ingin melihatnya." Kara mengambil pedangnya dan mengembalikan bentuk Half Moon ke aslinya. Dia paham maksud dari orang ini. Menyuruhnya menggunakan Half Moon untuk menganalisis kekuatan dan cara penggunaannya.
Kara memasukkan kembali Half Moon ke dalam sarung yang tergantung di pinggangnya, membuat alis Duke Lazarus terangkat. Kara mendengus. "Jangan harap kau bisa melihatku menggunakannya." Vampire tersebut tertawa keras. "Baiklah. Kau tahu niatku." Tawa di wajahnya berubah menjadi raut dingin, "jadi, kau yakin bisa mengalahkanku tanpa itu?" Bola mata Kara berubah warna. Giginya mengeluarkan taring besar dan runcing, sementara kaki dan tangannya menumbuhkan kuku-kuku panjang. Wajahnya dipenuhi dengan bulu kecoklatan dan tulang keningnya terlihat maju.
"Aku tidak pernah bergantung dengan sebuah senjata untuk mengalahkan musuh. Tangan kosong pun ... aku sanggup melawanmu." Duke Lazarus tiba-tiba menjadi lebih bersemangat. Dia bertepuk tangan dan mengacungkan jempol. "Bagus! Itulah yang kuinginkan. Wujud Werewolf-mu. Ya, sekarang kau terlihat layak untuk melawanku."
KAMU SEDANG MEMBACA
Through the Dark
FantasyRibuan tahun yang lalu, dunia dikuasai oleh kaum yang memiliki kekuatan super. Kaum Werewolf, Vampire, Witch, Mermaid, dan Fairy. Di saat keadaan dunia tengah berada dalam kedamaiannya, kaum Vampire bergerak membantai seluruh Werewolf dan bermaksud...