Bab CIX. Kerja Sama Ayah dan Anak

230 40 0
                                    

Cordelia sepertinya enggan menarik kembali guntur yang dia ciptakan. Awan tebal tersebut semakin gelap. Jika dilihat dari bawah, matahari tidak lagi menampakkan dirinya. Seolah tugasnya untuk menyinari bumi telah berakhir. Hari masih siang, tapi cuaca ekstrim yang dibuat oleh Cordelia menyebabkan langit seakan-akan telah berganti menjadi malam. Angin berhembus kencang, menerbangkan segala hal yang berada di dekatnya.

Kara dan Xavier mengandalkan kekuatan kaki mereka untuk menahan terpaan angin topan milik Cordelia. Dengan memerangkap kaki mereka sendiri menggunakan elemen tanah. Awan telah terbentuk dengan sempurna. Air yang tertampung pun sudah penuh. Dalam hitungan detik, hujan deras jatuh ke bumi. Menusuk kulit orang-orang yang berada di bawahnya. Pertarungan di pintu gerbang juga terkena imbasnya. Baik lawan maupun kawan ... semua merasakan tusukan dari tetesan hujan buatan Cordelia.

Xavier memukul tanah dengan kepalan tangannya. Menutupi dirinya dan juga Kara. Di depan sana, Cordelia berteriak marah sekaligus mengejek. "Huh! Sejak tadi kau hanya mengandalkan tanah untuk melindungi dirimu dan juga putrimu. Xavier Harisson Lycoris! Ini yang kau sebut sebagai pemimpin seluruh kaum? Seseorang yang berdiri di puncak hierarki?" Cordelia tertawa terbahak-bahak. Tangannya terjulur ke atas, menambahkan tingkat kekuatan barunya untuk membuat hujan turun lebih lebat dan cepat.

Dia berkata lagi. "Kau tidak pantas menjadi pemimpin! Kaum Werewolf adalah kaum terkuat? Cuih!" Dia meludah penuh kedengkian, "omong kosong! Hanya karena kemampuan regenerasi saja sudah membuat kalian bangga. Lihatlah kau yang sekarang! Kaum Vampire ... terutama aku adalah sosok yang pantas menjadi pemimpin! Saat ini, akulah yang terkuat! Kekuatanku melampaui kelima kaum, bahkan kaumku sendiri tidak bisa membantahnya. Xavier! Keluar dari tanah itu sebelum aku menariknya!" Semua kata-kata yang dilontarkan oleh Cordelia terdengar jelas meskipun Xavier dan Kara berada di dalam pelindung tanah.

"Apa sebelumnya dia juga yang melenyapkan pelindungku?" tanya Xavier pada Kara. Xavier tidak menggunakan teknik Bersembunyi dan Berlindung. Dia hanya menggunakan pelindung biasa yang mampu menahan tetesan tajam dari air hujan. Namun, dia tidak menyangka jika Cordelia bisa menariknya dengan mudah. Guntur di luar masih belum berhenti. Tetesan hujan merajam wadah perlindungan mereka. Memaksakan diri untuk menembus dinding tanah. Kara menjawab pertanyaan Xavier. "Mungkin. Dia juga sudah meminum darah dari kaum Werewolf." Dia melihat Xavier, "Ayah. Aku punya rencana."

Sementara di dalam sana pasangan anak dan ayah itu sedang berembuk, Cordelia sudah selesai dengan persiapannya. Dia telah meminum darah Mermaid dan memiliki kekuatan mereka. Meskipun belum disempurnakan, Cordelia yakin dengan kemampuannya. Hujan yang dia turunkan bukan hanya sekadar menghantam Kara dan Xavier, tetapi juga untuk mendapatkan air yang akan dia gunakan untuk membuat gelombang. Kumpulan air telah mengambang di udara. Terlihat seperti danau, tetapi bentuknya lebih bulat.

Tanpa peringatan apa pun lagi, Cordelia menurunkan tangannya. mencengkeram tanah seolah dia memegang kain. Lalu dengan sekali hentakan, dia menarik tanah tersebut menyebabkan pelindung milik Xavier masuk kembali ke dalam tanah. Dalam waktu yang bersamaan dengan hilangnya pelindung, Kara berlari cepat menuju Cordelia. Fisiknya telah berubah menjadi Werewolf omega. Kelajuannya meningkat daripada ketika dia dalam kondisi biasa. Melihat Kara berlari ke arahnya, Cordelia menggerakkan tangannya. Membawa gumpalan air yang terbentuk dari air hujan, kemudian melambungkannya pada Kara. Seperti dihantam oleh ombak laut, Kara hanyut di dalam air dengan volume yang besar tersebut.

Cordelia tertawa terbahak-bahak. Dia menatap kedua tangannya yang mampu mengeluarkan kekuatan sebesar itu. Di saat dia tengah bangga dengan kemampuan barunya, Cordelia menjadi lengah. Dari bawah kakinya, Xavier muncul dengan menembus tanah. Dalam sekedip mata, pergerakannya berubah. Cordelia tidak bisa menyamai kecepatan Xavier dengan mata hitamnya. Pria itu sudah mengubah wujudnya menjadi Werewolf sempurna. Seluruh tubuhnya dipenuhi bulu, kepalanya menjadi seperti serigala, badannya dua kali lipat lebih besar dari aslinya. Xavier memukul tulang pipi Cordelia. Dia tidak memiliki belas kasih terhadap musuhnya, bahkan jika itu wanita sekalipun.

Cordelia terhempas beberapa meter dari tempatnya berdiri. Petir yang menyambar dan hujan yang jatuh pun seketika berhenti, walaupun awan tebal masih menutupi matahari. Dia menahan dirinya sendiri menggunakan kakinya. Wanita itu menatap berang ke arah Xavier. Cordelia bersiap menurunkan kembali guntur dan hujannya, tetapi Kara datang setelah dia terbebas dari gulungan air. Anak panah yang tersisa di dalam tabung pun terpaksa Kara gunakan. Dia mengambil dua dan tersisa tiga lagi. Kara berlari memutari Cordelia dari jarak jauh. Membuat wanita itu pusing mengikuti dirinya.

Saat menemukan celah yang tepat, Kara menarik tali busur beserta dua anak panahnya. Melepaskannya dengan tajam dan luwes. Anak panahnya melesat sesuai arahan. Akan tetapi, Cordelia lebih cepat. Dia berbalik dan membakar anak panah tersebut dengan api hitam, padahal sedikit lagi ujung anak panah akan mengenai tengkorak kepalanya. Kara menatap nanar abu dari anak panah kesayangannya. Ah, setelah semua ini selesai ... dia akan membuat lebih banyak anak panah. Namun, kekecewaannya tergantikan dengan kepuasan. Karena Cordelia menghadap ke arahnya, Xavier memiliki celah untuk menyerang Cordelia.

Alpha itu tidak hanya memukul punggung Cordelia, tetapi dia juga menarik tubuhnya. Kemudian mematahkan kedua tangan wanita tersebut agar dia tidak bisa memakainya lagi untuk membuat petir. Cordelia berteriak kesakitan. Dia mundur dengan langkah gontai. Kedua tangannya yang patah, menggantung di sisi tubuh Cordelia.

Wanita itu menyumpahi Xavier yang telah mematahkan tulangnya. "Brengsek kau, Xavier! Terkutuklah kau! Saat tanganku pulih, aku akan membunuhmu!" Xavier hanya menatapnya datar. Lalu dari arah sampingnya, siluet Kara melewati dirinya. Berlari lurus menuju Cordelia yang masih mengutuknya. "Mau apa kau!" Cordelia berteriak marah bercampur ketakutan. Kara berdiri di depannya dengan aura membunuh. Cordelia bergerak menjauh. Dia berusaha keras menahan rasa sakit yang muncul di lengannya. Kemampuan regenerasi yang dia dapatkan dari darah Werewolf belum sempurna. Prosesnya lamban, kemampuan penyembuh yang dia dapatkan dari Akvan pun tidak berpengaruh banyak. Dia membutuhkan waktu untuk memulihkan diri.

Akan tetapi, Kara tidak berniat untuk menunggunya pulih. Dengan tanpa perasaan, dia menarik kuat kaki Cordelia dan meremukkan tulangnya sehingga wanita itu tidak bisa berlari ke mana pun. "Bajingan! Werewolf terkutuk! Aku akan membalas kesakitan ini!" Cordelia telah sepenuhnya ambruk ke tanah. Tangan dan kakinya terkulai, lemah tanpa daya. Kara berjalan lebih dekat. Dia memandang rendah Cordelia sebelum memenggal kepala wanita itu.

Akan tetapi, sebelum dia berhasil melakukannya ... mulut Cordelia menyemburkan api hitam.

Kara terlambat memberikan reaksi, tetapi Xavier telah memperhatikan gerak-gerik Cordelia sehingga dia bisa menjauhkan Kara dari api tersebut tepat waktu. "Di saat terakhir pun, kau masih berusaha melawan," kata Xavier. Cordelia menatap langit sambil tertawa. Memasrahkan keadaannya yang telah dikalahkan. Secara perlahan, awan tebal yang membawa petir dan hujan pun mulai memisahkan diri. Sinar matahari yang terhalang oleh awan gelap pun telah berhasil melakukan tugasnya kembali.

Through the DarkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang