CANDRAMAWA (Hitam - Putih Kehidupan)

239 118 73
                                    

Kuota bahagiamu enggak habis. Enggak..
Mungkin saat ini Tuhan sedang memberimu waktu demi menunjukkan banyak hal yang hanya dapat dipelajari sendirian; bukan bersama orang lain.

Ketika dalam masa-masa sulit tak kamu temukan seorang pun yang mengerti atau sekadar menemani, mungkin Tuhan sendirilah yang akan menangani.

Seberapa pun kamu menjauhi, kamu berusaha memperbaiki atau bahkan menafikan hal ini. Sebenarnya ini sudah hukum alam, bahwa segala sesuatu itu akan datang dan pergi pada waktunya, segala sesuatu memiliki batas dan porsinya masing-masing.

Itu benar, dan mungkin ini memang waktunya.

Hai..
Jadi, tolong berhenti menyalahkan diri sendiri ya. Berhenti menyalahkan keadaan dan jangan berpikir berlebih pada kehilangan.

Ingat ini fase yang normal.

Di lain sisi percayalah Tuhan sedang mengarahkan portal kehidupan baru untukmu. Maka dari itu, teruslah berpikir positif. Ini bukan salahmu.

Sakit ya? Pelik juga?
Seperti tak dapat lagi ditemukan kehangatan seperti dulu. Di sini hanya berisi kehampaan yang sudah sangat lama tapi entah mengapa tak kunjung terbiasa adanya.

Mengapa masih saja menyakitkan?
Mengapa tak kunjung mendapat jawaban?
Mengapa semesta semakin berulah amoral?

Semakin kamu pikirkan kepalamu semakin ingin meledak.
Mungkin cara yang tepat ya jalani saja, walau rasanya meremukkan tempurung otak.

Dengar,
Kamu boleh menangis, tapi tolong lakumu jangan jadi bengis.

Dunia memang begitu tempatnya kekecewaan.
Lalu mengapa masih menggantungkan harap pada manusia?
Sudah berulang kali kamu tahu kebenarannya bahwa manusia adalah makhluk yang sulit ditebak.
Jangankan menepati janji dengan orang lain, janji dengan diri sendiri pun seringkali sekadar ucap bibir.

Hai kamu tahu?
Nyatanya semakin dewasa semakin banyak hal yang cukup di "Gapapa"in aja.

Banyak hal yang jangkauannya di luar kendali kita hingga kejutan yang datangnya tanpa aba-aba.

Lalu bagaimana mungkin kamu biarkan hatimu menampung semuanya?
Padahal hati bukan tempat sampah yang berdaya guna menampung semua masalah.

Tolong mengerti, pahami dan yakini bahwa kamu lebih kuat dari monster di kepalamu yang seringkali membesar-besarkan masalah dan menjajah ketenanganmu.

Kadang yang bermasalah bukan dunia, tapi sudut pandangmu mencerna semuanya.

Jadi pandailah memilah-milah mana yang layak dikonsumsi dan mana yang mesti dibasmi.

Kesendirian dan kesepian sejatinya adalah waktu terbaik untuk belajar mengenal dan mengendalikan diri sendiri.

Setiap tubuh memiliki perjuangannya masing-masing. Berhentilah membandingkan sesuatu yang tak berkorelasi.

Sebab kehidupan tidak hanya berisi satu jalan yang pasti, melainkan kehidupan membawa banyak jalan yang setiap titik memiliki kebenaran yang patut kita yakini.

Jadi, ciptakanlah jalan yang akan membawa kebahagiaan untukmu.
Nikmati setiap petualangan serta perasaan-perasaanmu bersama waktu.

Hai aku,

Mungkin semua orang meninggalkanmu.
Aku tahu butuh waktu untukmu terbiasa berjalan di jalan yang tak biasa.

Tapi kamu tahu tidak?

Bahwa sebenarnya kamu memiliki sesuatu yang tak pernah meninggalkanmu, tapi seringkali kamu lupa menghargai keberadaanya.
Kamu tahu itu apa?

Kamu memiliki aku...

Ya, aku (dirimu).
Seonggok tubuh yang seringkali kamu acuhkan, yang pedulinya kamu nomor sekiankan, yang pundaknya kamu timbun beban. Mungkin ini terdengar menyakitkan tapi aku hanya ingin kamu tersadar bahwa kamu memiliki aku.

Aku sesuatu yang lekat di jiwamu, yang tak pernah meninggalkanmu, yang senantiasa ada di masa-masa sulitmu.
Aku yang selalu hadir di tangismu dan aku saksi seluruh perjalanan hidupmu.

Aku ada di seluruh hela napasmu...

Sayangnya kamu seringkali lupa, kamu seringkali membenci, kamu sulit memaafkan kesalahan-kesalahan yang cukup wajar kita lakukan. Bahkan aku adalah jiwa yang sempat ingin kamu eliminasi dari dunia. Katamu, aku tak pantas menyandang gelar manusia.
Kamu terlalu keras denganku, kamu seringkali menghakimiku.

Tapi bagaimanapun aku adalah bagian jiwamu, aku masih di sini meski setelah banyak kekecewaan yang kamu sajikan dan kenyataanya aku tak pernah bisa meninggalkanmu sendirian.

Jadi setelah ini-itu, setelah badai, setelah semua orang meninggalkanmu, maukah kamu bersahabat denganku?

Tolong berhenti memusuhiku..

**Sejatinya sahabat sejati ya diri sendiri. Jiwa yang seringkali kamu lupakan, yang adanya seringkali kamu sia-siakan. Kamu terlalu jauh berjuang hingga mungkin lupa tempat di mana harus pulang.**

Padahal tak ada tempat terbaik untuk pulang kecuali hati damaimu..

// Manusia seringkali menjadikan seseorang sebagai rumah yang membawa akibat kecewa bahkan terluka parah, sampai lupa mengandalkan diri sendiri dalam melewati setiap gelisah. Maka ingatlah hanya Tuhan satu-satunya tempat terbaik untuk berserah.

***

Kamis, 25 Februari 2021
07.47 WIB

#Ruang Tangis

(GANIA20)

Naskah kemarin yang ditulis bersama tangis selepas pulang kursus komputer dengan pikir acak-acakan, hati lebam dan ledakan yang tak mampu lagi ditahan. Maka bersamaan dengan itu terbitlah tulisan "Sang Pendamai Pelik Kehidupan"

#Salam GANIA20 ❤❤❤

Anak WaktuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang