Untuk bahagia denganmu, haruskah menelan kedukaan sebesar ini?
Naluri mana yang harus aku ikuti? Menjauh demi menyelamatkan diri agar tidak semakin digerus samsara, atau terus memanjakan hasrat dalam kubangan fana?
Rupanya keangkuhanmu telah menggerogoti aliran-aliran nadi, kronis hingga tidak ada sedikit pun peduli.
Denganmu tidak pernah seimbang. Aku tidak setangguh itu untuk terus-terusan berperan sebagai sang dominan. Menjadi pejuang tanpa pernah dilihat apalagi diperjuangkan. Sungguh, jenakamu tidak lucu sama sekali, tuan. Atau memang kau terlalu menyukai dark jokes sampai alunan ketulusan pun kau balas dengan kegelapan?
Kali ini aku tidak akan tertawa. Kali ini aku tidak akan menabuh genderang leluconmu itu. Biarkan, biarkan meletup lalu kau saja yang tertawa, aku tidak akan menimpali. Aku diam bukan berarti aku baik-baik saja. Tidak, tuan. Asal kau tahu, sejak semula denganmu aku tidak pernah baik-baik saja.
Ada ruang yang ingin kau pahami. Sudah lama nuansa dalam ruangan itu kelam, hanya saja tertutup oleh kusen-kusen yang menyembunyikan wujud. Coba kau telaah. Amati tamat-tamat. Apa yang sekarang kau dapati? Kucuran darah? Beling-beling yang berserak? Atau tumpukan sampah yang sudah setinggi everest?
Sejatinya kau tidak mengenaliku dengan baik, tuan. Yang kau tahu hanya tawaku yang senantiasa merekah, tanpa tahu di balik itu dalam mendambamu aku berulang kali kepayahan menyelaraskan unsur-unsurku yang tidak ramah.
Haruskah…
Haruskah aku yang selalu mengalah?Aku benci dengan sikap dungu ini. Sikap yang rela kau sakiti berkali-kali demi tetap di sisi.
Aku benci dengan perasaan-perasaan mengenaskan ini. Perasaan-perasaan yang selalu mengupayakan apa-apa yang tidak sudi diupayakan.
Sungguh luar biasa menjadi kau, tuan.
Sebab aku yang tidak kau pedulikan ini rela menikam diri berkali-kali demi setitik rasa senang yang mesti ditebus dengan kewarasan yang meregang.
Hebat sekali kau, tuan.
Terus meninggi menikmati seluruh pengabdian rasa-rasaku tanpa balas kasih dan belas kasihan.
***
#Lobow-Jangan Memaksa
Senin, 16 Januari 2023 WIB
06.38 WIB(GANIA20)
***Meitha ❤
Siapa lagi dia, tuan? Siapa? Siapa?!!!
Aku terlalu pecemburu sampai rasanya tidak kuasa untuk tahu lebih jauh. Pengetahuan yang cuma akan meremukkanku sampai tak berbentuk.
Tuan, aku cemburu. Menyakitkan untuk tetap bersamamu, namun jauh lebih mengerikan jika tidak denganmu. Satu sisi, bersamamu aku sedih namun masih dihiasi oleh fana rasa senang. Sedang tidak denganmu itu terlampau mengerikan, suatu kenyataan yang tidak aku sanggupi.Denganku, apa belum cukup bagimu?
KAMU SEDANG MEMBACA
Anak Waktu
RandomAku si anak waktu hasil rajam kenyataan. Dibesarkan oleh jagat yang jahat; kelewat keparat. *** Ditulis oleh : GANIA20 Cover by : Geulgram Instagram : distraksi_20 #Haram Untuk Plagiat, mwehehe.. Note : Belum direvisi, sangat bert...