Kekasihmu ini Penulis

116 29 142
                                    

Sayang, logika, dan hati adalah dua hal yang kontradiksi.
Bagai medan magnet yang memiliki kutub sendiri-sendiri.

Seperti saat ini, saat hati begitu girang selepas pertemuan, sedang logika semrawut memikirkan banyaknya kemungkinan; memutar-mutar akhir dari serangkaian pengalaman.

Meskipun begitu,

Kau candu yang membuatku risau, getar membahana yang menggema sukma.

Lebih dari itu, kau gelak petir yang membumi hanguskan nadir.

Rupanya doaku di"Amin"kan Tuhan dengan tak main-main.

Hangatmu telah mencairkan hati yang membeku.
Hati yang sempat kudinginkan sebab luka di masa lalu.

Percayalah, aku sudah pernah jatuh sejatuh-jatuhnya.
Dan patah hati yang ditimbulkannya benar-benar menyita jiwa.

Aku pernah begitu sungguh-sungguh, namun dayaku malah habis terbunuh.

Sampai di mana aku lebih menikmati patah hati, sebab perihnya adalah sumber yang menghidupi.

Sedang bagiku, jatuh cinta adalah pilihan binasa paling sengaja.
Ia bak kekejaman politikus yang tersamarkan dengan halus.

Tapi bagai rotasi siang-malam, panas-hujan, dan serentetan pergantian.

Rupa-rupanya cinta memang memiliki daya magis tersendiri.
Ia berhasil membius, bahkan pada hati yang sekian lama tak terurus.

Bagiku cinta adalah teror, dan senyummu adalah narkotik yang senantiasa membuatku sakaw tanpa kenal waktu.

Iya, sudah kusimpan gerak-gerikmu dengan rapi; kala rindu tinggal kujumpai dalam memori.

Manis, kau begitu manis.

Kau hidupkan lagi getar purba yang ratusan purnama tak lagi kutemui.

Entah, perasaan apa ini?

Memang apa bedanya cinta dengan euforia?
Sungguh, sebab sebelum kau datang hidupku terlampau stagnan.

Aku lupa warna, aku lupa rasa, bahkan aku lupa cara menjadi manusia.

Sebab segala pemergian telah menghancurkan hasratku untuk menikmati dunia.

Iya, sehancur itu aku pernah... .

Hingga perangai halusmu berhasil menembus pertahananku.

Kau ajari aku banyak hal, kau buka pola pikirku yang bebal.

Kau keluarkan aku dari zona kelam.

Dan perlahan-lahan kita pun saling memahami.

Kau percayakan padaku segala kecamuk yang mengganggu hari-hari.

Kubagi pula segala lara yang mendominasi.

Kita saling merangkul, dari dera dan pukul.

Bergandeng tangan, melewati lautan hidup yang sukar ditaklukan.

Kau tahu tentangku, ku tahu tentangmu.

Dan kita sama-sama mengakui perasaan ini.

Perasaan aneh yang tak jua dipahami oleh manusia-manusia pengidap patah hati.

Kau tahu kisahku, ku tahu kisahmu.

Lalu, mungkinkah asmara diperuntukkan bagi hati yang masih penuh keluh kesah lagi luka-luka basah?

"Hidup ini melelahkan.
Untuk menanggung bahagianya diri sendiri aja susah, apalagi kalau mesti menghadapi drama-drama percintaan." Ujarmu; pun kusetujui.

Anak WaktuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang