Seperti Kunang-kunang

41 7 7
                                    

Kadang aku heran, apakah rasa sayang ini sebenernya melebihi garis persahabatan atau cuma karena aku terlalu kesepian, teramat merasa sendirian, kehilangan banyak hal bahkan banyak orang, terus ketemu kamu seseorang yang bener-bener bisa ngembaliin diri aku yang sebenernya, sehingga rasa seneng ini tumbuh menjadi sesuatu yang bener-bener egois sampai pengen narik kamu terlalu jauh dalam hidupku.

Aku jadi takut kehilangan kamu, aku cemburu saat ada orang yang deket sama kamu selain aku. Aku pengen jadi yang paling deket sama kamu, dan gak ada orang lain selain aku. Rasa seneng ini udah gak sehat dan egois banget, yang seharusnya enggak kayak gitu, dan enggak bisa kayak gitu. Aku jadi mikir yang enggak-enggak. Aku takut dengan banyak hal. Aku cemas dengan banyak hal. Bahkan seringkali aku mikir, apa lebih baik aku pergi sekarang ya? Apa lebih baik kita jadi asing sebelum semesta yang membuat asing? Apa lebih baik enggak ada kamu sekalian ya? Biar aku enggak berharap. Biar aku enggak nunggu kapan semesta membuat aku harus melepas dan kehilangan kamu?

Tapi kalau kayak gitu, bukankah salah besar? Bukankah aku sama saja dengan gak ngehargai waktu dan menyia-nyiakan sesuatu yang sudah Tuhan titipkan?

Padahal, gak semua yang berhubungan harus jadi saling kan? Enggak semua yang erat harus jadi terikat kan?
Kamu juga punya kehidupan sendiri kan? Punya tujuan, punya harapan, punya mimpi, punya segala sesuatu yang gak bisa kita samakan.

Kamu kapan sih perginya?
Aku takut.
Apa aku harus bersiap kehilangan dari sekarang? Tapi kalau kayak gitu aku jadi enggak bisa nikmatin waktu bareng kamu karena terlalu banyak ketakutan.
Bahkan setiap kita mau ketemu aku seringkali mikir, ini akan jadi pertemuan ke berapa dan sampai kapan kita bisa ketemu?
Ketemu kamu seneng sih, cuma sehabis ketemu aku jadi banyak takut juga sedihnya.

Tapi saat aku pejamin mata, di suatu keadaan yang tenang, yang seimbang, dalam pikiran yang jernih.
Ternyata ya, ternyata, aku tuh enggak jatuh cinta, enggak.
Aku memang terlalu lama sendiri.
Tapi dulu, dulu sekali, aku pernah merasakannya.
Aku pernah merasakan bagaimana debar dada, perasaan berbunga-bunga, bahkan keringat dingin menyapa.

Dan saat sama kamu tuh perasaannya enggak kayak gitu.
Iya aku seneng ketemu sama kamu, aku nyaman, aku bahagia. Tapi aku rasa itu semua karena aku sedang di fase kek gini aja. Aku lagi di fase kek gini dan ketemu kamu yang bener-bener sefrekuensi, terus perasaan sepi dan sendiri ini menafsirkan yang enggak-enggak.

Iya, aku enggak jatuh cinta.
Aku cuma sayang kamu, sayang yang sewajarnya. Cuma karena kesendirian dan rasa rasa takut kehilangan ini, aku jadi menganggap dan menginginkan kamu lebih, yang seharusnya enggak kayak gitu, dan enggak bisa kayak gitu.

Nih aku contohin ya, semisal kamu sudah sangat lama terjebak dalam kegelapan, kamu menunggu cahaya, dan suatu hari datang kunang-kunang dengan cahayanya yang sebenarnya gak terlalu terang tapi karena sudah sangat lama yang kamu lihat hanya hitam tanpa terang, sekali kamu melihat cahaya kamu merasa itu benar-benar terang, kamu pengen nangkap dia, terus kamu taruh di wadah yang sudah sangat lama tidak terisi dan bahkan sudah ada sarang laba-labanya.

Tapi, kunang-kunang itu susah ditangkap, semakin kamu mengejarnya ia semakin jauh dan semakin tinggi, tapi dia ada, dia masih bercahaya, tapi bukan untuk kamu taruh di wadah milik kamu yang emang udah bener-bener kosong sekian lama.
Lagian bukankah kunang-kunang itu layak hidup? Ia berhak terbang dan merasakan kebebasan kan? Ia juga makhluk hidup yang berhak menentukan tujuan kan?

Akhirnya setelah kamu lelah ngejar kunang-kunang itu kamu memilih untuk berhenti, kamu memilih untuk ya udah nikmatin aja tempat gelap ini dan membiarkan kunang-kunang itu tetap ada, meski enggak bisa kamu miliki.
Dan mungkin emang porsi kunang-kunang hadir itu cukup segitu, enggak bisa dipaksakan. Dia cukup menjadi cahaya redup, bahkan satu-satunya di semestamu saat ini, dan mungkin suatu saat ia juga akan pergi menemukan tempat yang memang ditakdirkan untuk ia miliki.

Anak WaktuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang