Masih ada aku

82 19 84
                                    

Kasih, aku tahu duniamu tengah hancur lebur.
Tubuhmu penuh luka, seolah tangis sepanjang usia tak akan pernah cukup mendeskripsikan semua.

Aku tahu seluruh jiwamu ikut mengerang, seiring kepergian Bapak.

Sebagai anak laki-laki satu-satunya,
mau tidak mau kamulah yang mesti menggantikan peran Bapak.

Sabukmu mesti dikencangkan,
kakimu mesti ditegapkan,
dan hatimu mesti diluaskan.
Ada banyak lukamu yang mati-matian mesti kau tutupi, demi orang rumah.

Tapi jangan kau paksa untuk terus terlihat baik-baik saja.
Menangislah, menangislah sepuas mungkin hingga berkurang sesak di dada.

Lepas itu, bangkitlah, karena semesta tak akan menunggumu selesai menata, melainkan kamu yang mesti menyeimbangkannya.

Aku tahu, butuh waktu lama untuk terbiasa tanpa.
Untuk berjalan di lorong gelap dengan tubuhmu sebagai satu-satunya cahaya.

Tak peduli terbakar, waktu akan terus memaksamu melanjutkan perjalanan.

Aku tahu seluruh sakitmu, Kasih.
Meski saat ini aku tak di sisi,
aku ikut perih.

Nyeri yang menyusup dadamu, sampai ke dadaku.

Segala doa ikut melangit, seiring ruh Bapak yang semakin terbang meninggi.

Tenang di sana, Pak... .
Tenang di tempat terindah, sisi terbaik Tuhan.

Kasih, mungkin aku tak tahu persis, seberapa banyak hampa yang menyambutmu.

Seberapa gigil malam-malammu,
dan seberapa kosong ruang gelap dadamu.

Tapi aku di sini.
Aku tahu, aku tak kuasa menghapus seluruh laramu, tapi aku pastikan aku bisa menjadi tempat terbaikmu berbagi.

Aku janji, aku tak akan jemu menampung keluh kesahmu.
Aku tak akan membantah seluruh resah.

Tak akan kubiarkan kau sesap getir sendirian.
Tak akan kubiarkan jemarimu kedinginan, pun tak akan kubiarkan kau terpojok di sudut ruang.

Akan kutemani kamu di ruang terburuk sekali pun, aku tak akan pergi.

Lihatlah, Kasih... .

Aku di sini, aku tak akan pernah pergi meski dunia berlaku jahat padamu.
Meski lakunya semakin semena-mena, meski semuanya terasa tak pernah adil.

Aku di sini, dalam kondisi baik-burukmu. Bahagia, juga celamu.

Aku di sini, meski ringkih akan terus kurengkuh.

Ada pelukku yang siap sedia di setiap pelikmu, pundakku tempat rehatmu.
Juga seluruh panca inderaku, ruang rebah di saat duniamu rubuh.

Aku di sini Kasih, aku di sini... .

Meski semuanya terasa meninggalkan. Seburuk apa pun keadaan, aku tetap di sini.

Di sampingmu, tak ke mana-mana... .

Aku di sini, Kasih... .

Akan kutemani hampamu.
Kutunggu pula langkahmu yang tersendat-sendat, tak usah dipaksa berlari.

Selama kita ada, seluruh perih akan baik-baik saja.
Meski terperangkap duri di sekeliling diri, kau akan senantiasa kujaga.

Kuterima seluruh kurangmu.
Ruang dirimu yang gelap lagi dingin, juga lebam-lebam nyeri yang kau tutupi.

Seluruh bahagia lagi sedih yang tak sudah-sudah.

Bersama, aku yakin semua akan lebih mudah.

Aku di sini, kau tak pernah benar-benar sendirian.

Aku di sini, Kasih... .

Di saat kamu riang berjalan, bahkan langkahmu terhenti keadaan.

Terima kasih telah menjadi sosok kuat. Sosok paling sabar, sosok paling tangguh yang pernah aku temui.

Aku di sini, tak ke mana-mana... .

***

#Di sini
(Tak ke mana-mana)

Jumat, 25 Juni 2021
07.47 WIB

(GANIA20)


°°°
Selamat jalan, Pak..
Tenang di sana.
Semoga diterima semua amal ibadahnya, diampuni seluruh dosa-dosanya, dan ditempatkan di sisi terbaik Tuhan. Untuk keluarga semoga diberi ketabahan, keikhlasan dan berkah di balik cobaan. Aamiin.

Saya bangga mengenal anak laki-laki Bapak. Tumbuh tangguh, berjiwa besar, dan mengajari saya banyak hal.
Dia hebat, Pak. Sangat hebat. 😊

Selamat jalan, Pak... .
(Rabu, 23 Juni 2021)

#Pendekar_

Anak WaktuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang