"Aku Kangen"

16 2 0
                                    

Aku sedang duduk di beranda rumah.
Menunggu senja datang, mengamati daun yang jatuh dibawa angin, ditemani buku harian, dilengkapi dengan deretan lagu Fiersa Besari.

Satu persatu lagu terputar, hingga akhinya lirik Temaram membawaku menujumu.

Kamu lagi apa sekarang?
Kamu ada di mana?
Aku kangen. Kangen banget.
Kangen banget dan cuma bisa nangis.
Hehe, cengeng ya?
Pasti kalau aku ada di dekat kamu, kamu akan mengejekku sekarang.
Tapi beneran, aku kangen. Boleh 'kan?

Kemarin saat aku tanya, katamu, kamu sedang gak baik-baik aja.
Lagi ngadepin hal berat yang belum bisa kamu ceritain. Kamu bilang, kamu akan cerita sama aku kalau pikiran dan keadaan kamu jauh lebih baik. Aku tunggu ya.

Aku selalu di sini. Gak ke mana- ke mana.
Kamu boleh cerita kapan pun kamu mau. Aku tidak akan memandangmu lemah. Bahkan dari kacamataku kamu hebat. Kamu hebat dan kuat banget. Justru dari kamu aku belajar banyak tentang hidup. Dari kamu aku nemuin makna hidup. Dari kamu aku belajar menerima takdir dengan lebih baik. Dari kamu aku belajar untuk hidup dengan berani dan tidak menjadi pecundang. Sungguh, kamu sehebat itu.

Aku penasaran, apa yang sebenarnya sedang kamu hadapi?
Apa ada luka yang lebih besar dari luka perjalanan kemarin?

Andai aku bisa bilang sama semesta, aku mau bilang tolong sudahi. Sudahi lukanya. Aku mohon sama semesta untuk bahagiain kamu. Tapi gimana kalau bahagia itu justru yang akan menarikmu sangat jauh dariku?
Aku takut. Tapi aku juga tidak mau kamu terus-terusan terluka.

Aku kangen banget, asli.
Kangen makan bareng kamu, kangen jalan bareng kamu, kangen sholat bareng kamu, kangen ziarah ke makam bapak, kangen keliling kota, kangen beli permen kapas, kangen mampir ke alfamart yang pernah kita kunjungi beberapa kali, kangen hujan-hujanan, kangen ketawa sama jokes-jokes kita, kangen mata kamu, suara kamu, cerita-cerita kamu. Semuanya. Aku kangen semuanya.

Meski gak banyak momen bareng kamu, tapi seperti katamu kalau semua momen kita itu istimewa, semua momen kita selalu berkesan.

Aku pengen ketemu kamu.
Kangen ngerasain damai juga nyaman saat bersama kamu. Euforia yang susah untuk aku dapatkan di tempat lain. Gelora mahal yang menjadi standar bahagia. Jadi, susah ya? Susah untuk bahagia kalau standarnya harus kamu. Ya habis gimana, sama kamu aku bahagia banget. Meski setelah ketemu kamu aku bakal kacau dan nangis parah karena gak tahu kapan kita bisa ketemu lagi.

Kamu jaga diri baik-baik ya.
Hal berat yang kamu hadapi semoga cepat dapat jalan keluarnya.

Aku sayang kamu.
Sayang yang bukan untuk memberatkan.
Sayang yang akan menjaga kamu.
Meski tidak aku utarakan, tapi aku yakin kamu ikut merasakan degup afeksi ini.

Aku akan selalu dukung kamu dari jauh meski itu seperti gak ada, gak terlihat.
Tapi aku doakan yang terbaik. Selalu.
Makanya, kamu jaga diri baik-baik ya. Kamu yang bahagia ya.

Aku kangen.
Sampai jumpa di waktu baik berikutnya.

Ya, aku harap kita masih bisa berjumpa.

Aku kangen.

Kangen banget.

Kangen banget asli.

Kangen banget dan cuma bisa nangis.

Maaf...

***

#Beranda Rumah

Ahad, 22/05/22
16. 45 WIB

(GANIA20)

Anak WaktuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang