Jangan terlalu menuruti pikiranmu yang menarik banyak kemungkinan.
Karena sungguh, tak akan pernah ada habisnya, tak akan pernah ada ujungnya, tak akan pernah ada puasnya.Mungkin saja apa yang kamu khawatirkan sebenarnya tak akan terjadi seburuk apa yang selama ini kamu takutkan.
Keluarlah sejenak dari kotak pikiranmu, tenangkan diri, dan lupakan sejenak.Buka mata dan nikmati udara sekitar.
Tarik napas, hembuskan perlahan, bersamaan dengan mensyukuri rahmat Tuhan.
Awan yang berarak, dedaunan hijau, sawah yang basah sebab hujan semalaman, angin yang menerpa halus kulitmu, bunga di halaman rumah, surya yang menyapamu dengan hangat.
Bagaimana rasanya?
Bukankah jauh lebih rileks?Kasihan pikiranmu yang dipenuhi hal-hal yang tak pasti.
Hidup ini masih harus berjalan, ada banyak hal di sekitar yang lebih penting kamu pedulikan dibanding menerka-nerka tak karuan.Jangan buru-buru menyimpulkan, banyak kemungkinan yang bisa saja terjadi.
Kemungkinan yang lebih baik kamu terbangkan, kamu doakan dengan hal-hal baik, lalu biarkan semesta yang berkehendak dengan seizin-Nya.Siapa kita yang ingin mengetahui rahasia semesta?
Bukankah terkesan tak tahu diri jika kita ingin tahu segalanya?
Lalu apakah kita yakin hati kita akan kuat menampung semua keingintahuan kita, jika Tuhan benar-benar membuka mata batin kita akan tabir hidup?Beberapa hal memang lebih baik menjadi rahasia Tuhan.
Agar kita mampu menikmati hidup dalam qanaah, keikhlasan, tawakal.
Mampu menikmati, memaknai, mempelajari setiap detik pun detaknya.
Agar kita tidak lupa siapa diri kita sebenarnya.
Agar kita tidak melupakan Tuhan dalam setiap proses hidup.Terlalu banyak kemungkinan.
Iya, terlalu banyak kemungkinan yang lebih baik tidak dipikirkan.Allah berfirman:
اِجْتَنِبُوْا كَثِيْرًا مِنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ
“Jauhilah kalian dari kebanyakan persangkaan, sesungguhnya sebagian prasangka adalah dosa” (QS. Al-Hujuraat: 12).
Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam juga bersabda:
إياكم والظنَّ، فإنَّ الظنَّ أكذب الحديث
“Jauhilah prasangka, karena prasangka itu adalah perkataan yang paling dusta” (HR. Bukhari-Muslim).
Berprasangka buruk atau suudzon dapat mendatangkan dosa, membuat kita sulit untuk berbahagia, prasangka buruk juga dapat menghancurkan hubungan keharmonisan; baik kepada kerabat, teman, sahabat atau dalam lingkungan masyarakat.
Jadi, jangan mengisi khayalanmu dengan skenario menyakitkan sehingga kamu menjadi sakit.
Karena Allah mampu mengubah harapan buruk, dan mengejutkanmu dengan hal-hal menakjubkan.
Bukankah takdir pun berkuasa membolak-balikkan keadaanmu sekehendak-Nya?Barangkali bukan sebab keadaan, tapi kau sakit karena pikiranmu sendiri.
Pikiran yang tak terkontrol, yang memikirkan hal-hal tak semestinya, yang mengangkasa terlalu jauh, yang mendahului garis kenyataan yang baru terjadi tapi kau sudah menerka ke mana-mana.Faktanya, memenuhi kepala kita dengan pikiran-pikiran hanya akan membuat kita kewalahan dan semakin memperburuk masalah, sehingga kita merasa lebih tertekan dari yang seharusnya.
Maka saat pikiran buruk mulai datang, hentikan secepat mungkin sebelum pikiran itu berkembang lebih jauh.
Lalu pusatkan pikiran bukan kepada betapa kewalahannya kita menghadapi hal yang sedang kita khawatirkan, tetapi betapa bersyukurnya kita akan pelajaran-pelajaran apa saja yang bisa kita dapatkan.Berusahalah berbahagia, meski ada atau tidaknya orang di sampingmu, meski ada atau tidaknya orang yang menghiburmu.
Bukankah kamu adalah tanggung jawab diri kamu sendiri?
Kebahagiaan ada di hati masing-masing, maka carilah.
Selami lautan terdalam hati dan tanamkanlah hal-hal baik, agar damai hati juga jiwamu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Anak Waktu
RandomAku si anak waktu hasil rajam kenyataan. Dibesarkan oleh jagat yang jahat; kelewat keparat. *** Ditulis oleh : GANIA20 Cover by : Geulgram Instagram : distraksi_20 #Haram Untuk Plagiat, mwehehe.. Note : Belum direvisi, sangat bert...