Rasa Senang yang Lain

14 1 0
                                    

Ketika kamu bukan lagi alasanku untuk kuliah, aku membuka mata dan menemukan alasan-alasan lain yang selama ini aku lupakan.

Aku masih memiliki teman-teman lain, mereka yang selama ini aku lupakan.

Gak seharusnya aku menstandarkan bahagia itu harus sama kamu.
Aku jadi bergantung dengan rasa senang ini.

Sampai aku melupakan bahwa sama orang lain aku juga bisa senang.

Aku bisa senang dan itu gak harus selalu sama kamu dan berkaitan denganmu.

Aku juga bisa berbaur sama mereka dan gak terus-terusan bergantung sama kamu. Mereka  baik. Mereka menerimaku. Dulu waktu awal masuk perkuliahan aku benci dengan banyak orang dan hanya menerimamu sebagai teman. Karena cuma sama kamu aku bisa jadi diri sendiri. Sama kamu bahan humor dan bercandanya sama. Kita terlalu nyambung. Dan seharusnya kita gak nyambung aja ya?

Dan itu salah. Itu letak kesalahannya. Aku jadi menolak yang lain dan merasa sudah cukup sama kamu. Padahal nggak seharusnya kayak gitu.

Aku bisa menikmati pertemanan bersama yang lain. Aku bisa. Aku bisa menyesuaikan diri sama mereka. Aku juga bisa tertawa bersama mereka, ya meski gak sefantastis saat sama kamu. Tapi justru rasa puas itu yang membuatku rakus dan berharap lebih. Setiap kamu tertawa rasanya mengenyangkan perasaan. Dan aku mau lagi, lagi dan lagi. Dan itu masalahnya. Masalahnya kamu gak bisa. Kamu gak bawa perasaan.

Dan mulai saat ini aku akan menikmati rasa senang yang lain. Yang gak harus selalu sama kamu dan tentang kamu. Meski luapan rasa senang yang sekarang gak semeriah saat sama kamu, tapi ini lebih aman. Dan semakin dewasa ketenangan rasanya lebih premium dibanding apa pun ya. Maka aku memilih itu, memilih tenang. Karena mau sama kamu pun sudah gak ada ruang 'kan? Haha.

***

#Yah, gimana nerimanya aja:")

Minggu, 21 Agustus 2022
05.55 WIB

(GANIA20)

Anak WaktuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang