Aku tidak melarang diriku untuk sesekali merasa kesal, benci, ngerasa gak adil, kangen, nangis, kecewa, marah, pengin balik ke kita yang dulu, pengin ngamukin kamu (ini malu-maluin sih), dan perasaan-perasaan kompleks lainnya. Biarkan semuanya hadir, pergi, datang, sembunyi-sembunyi, silih berganti.
Meski aku tahu kamu gak pernah mikir tentang aku atau bahkan tidak ada sedikit pun terlintas pertanyaan tentang bagaimana kabarku seusai kekecewaan kemarin.
Baiklah. Tidak mengapa. Perasaan-perasaan menyebalkan tentangmu selalu berusaha aku terima sebagai hal-hal manusiawi.
Aku tidak ingin lagi membantahnya dan membatasi diriku untuk merindukanmu, memikirkanmu, menangisimu, bahkan membencimu. Biarkan semuanya bekerja sebagaimana fase dalam perjalanan mengikhlaskan.
Karena semakin bisa menerima, akan lebih mudah untuk baik-baik saja lalu menjadi biasa saja.
Karena nyatanya kisah kemarin hanya tentang aku yang selalu mengupayakan. Dan kamu yang menolak diupayakan.
Ini bukan lagi tentang 'harusnya', tapi 'nyatanya'.
Karena kata 'harusnya'cuma mengajak berputar-putar pada angan-angan tidak layak.
Nyatanya harapku yang terlalu ketinggian. Nyatanya kisah ini hanya didominasi oleh khayalanku yang sudah berjalan terlalu jauh. Nyatanya semua cuma ilusi, fatamorgana yang selama ini aku agung-agungkan dengan rapi. Nyatanya kita memang gak seimbang. Nyatanya di balik kisah yang gak seberapa indah ini lebih banyak sedihnya. Nyatanya yang lebih aku rindukan momen bukan person.
Ilusi yang terus aku jaga agar menjadi nyata itulah sumber petaka utama. Maka langkah yang lebih penting dibanding menyalahkan adalah menumbuhkan kembali kesadaran.
Kalau dipikir-pikir, sebenarnya kita gak indah-indah banget, cuma harapan dan khayalanku yang maha hiperbola sudah merubah hierarki yang seharusnya.
Yah, biarkan, biarkan semuanya berputar-putar. Nanti juga muak sendiri. Untuk melangkah ke depan, aku gak butuh move on. Aku hanya butuh berteman baik dan menerima semua kekacauan ini. Nanti juga sembuh sendiri...
***
#Gapapa.
Diterima aja dulu porsi galau-galaunya, haha..Rabu, 5 Oktober 2022
12.52 WIB#GANIA20
Gimana? Masih berharap???
Gak takut yang sedih keulang lagi?
Kan kamu tahu sendiri dia cuma anggep kamu teman biasa gak lebih?!
KAMU SEDANG MEMBACA
Anak Waktu
RandomAku si anak waktu hasil rajam kenyataan. Dibesarkan oleh jagat yang jahat; kelewat keparat. *** Ditulis oleh : GANIA20 Cover by : Geulgram Instagram : distraksi_20 #Haram Untuk Plagiat, mwehehe.. Note : Belum direvisi, sangat bert...