Malam yang begitu panjang telah Zidan dan Nada lalui,
Benar saja, mereka tidur sambil saling memunggungi satu sama lain,
Terlebih nada yang masih sangat emosi dengan apa yang dilakukan Zidan padanya,
Hal tersebut bukannya membuat nada semakin mencintai nya, namun malah membuat nada semakin sadar bahwa betapa brenseknya seorang Zidan sesungguhnya.
Nada membuka matanya secara perlahan,
Kemudian ia berbalik, punggung yang begitu kokoh ada di depan matanya.
" Gue pengen peluk punggung itu, tapi Lo brengsek,"batin Nada, sembari tertawa kecut,
Nada berlari masuk kedalam kamar mandi membersihkan dirinya,
Dia benar-benar sudah hampir stress, bahkan nada sudah diberi surat peringatan dari kantor karena sangat sering tidak masuk, dan konsikuensinya adalah Nada akan terancam mendapat penundaan kenaikan pangkat, dan tentunya gaji tunjangan nya akan di potong.
Hari ini nada benar-benar sudah ingin fokus dengan pekerjaan nya, ia sudah tidak bisa lagi fokus ke yang lain, bahkan nada sudah siap bila Zidan benar-benar ingin melanjutkan proses perceraian.
Tanpa pamit sama sekali,
Nada langsung pergi saja ke kantor, pasalnya mobil yang ia tinggalkan di Bogor waktu itu sudah berada di kantor polisi lalu lintas, sehingga Nada akan kesana mengambilnya.
Sementara Zidan masih fokus tertidur kelelahan
Nada tidak menyentuh Zidan sama sekali, bahkan mencium tangan diam-diam sudah tidak lagi karena kejadian semalam.
Nada melangkahkan kakinya keluar, ia langsung menaiki ojek online yang sudah ia pesan, tanpa sarapan sama sekali nada ke kantor.
Setelah sampai di kantor polisi lalu lintas nada langsung membawa mobilnya ke Polresta, tempat dirinya bekerja dibidang Intelkam, nada dipindahkan dari Polsek ke Polres karena nada sangat malas , akhirnya ia dikembalikan ke tempat asalnya di Polresta.
Karena baru selesai operasi nada tidak di turunkan dulu menjadi Intel lagi dikarekan dia masih terlalu down.
Nada hanya sendirian di meja itu, setiap pagi biasanya ia melihat Zidan melalui jendela, lewat di sampingnya,untuk menuju ke Bareskrim, namun kali ini tidak ada Zidan yang lewat, dan tidak morning kiss yang selalu di ambil ketika nada tengah sendirian di dalam ruang intelkam.
Nada sekarang benar-benar ingin fokus, ia berusaha menghilangkan Zidan dari benaknya namun tidak bisa dikarenakan dirinya sendiri tidak bisa berhenti mencintai Zidan,
***
Zidan kini sadar dari tidurnya yang rasanya hanya sebentar baginya.
Jam menunjukkan pukul 10 pagi,
Kepala Zidan terasa berat efek alkohol malam harinya, sehingga membuatnya selalu pusing.
Zidan kemudian melihat kesampingnya, benar saja Nada sudah tidak ada.
Zidan sungguh mengetahui pasti nada sudah berangkat karena nada diberikan surat peringatan agar tidak selalu bolos kerja.
Zidan bisa memahami,
Namun ia merasa dirinya begitu brensek,
Karena obsesinya membuat dirinya jatuh,
Bukannya menuju ke kekantor Zidan malah menuju ke lantai paling atas untuk masuk kedalam ruang tinju milik adijaya. Zidan dahulu sering latihan tinju disana.
KAMU SEDANG MEMBACA
This Perfect!
Teen Fiction#polwan rank 1 6 Desember 2020 Sequel My Perfect Husband! Kisah perjalanan cinta dan kehidupan Denada Maharani Adijaya yang kerap di sapa nada itu, ia sangatlah bobrok. Namun, disaat cintanya mulai merasuk dalam dirinya ia menjadi sedikit waras. Lam...