Chapter 10

1.7K 104 16
                                    

"Revan!!!,"

"Nada!!!,"

Ucap mereka secara bersamaan,

Nada langsung ngakak,

"Astagafirullah, Lo ternyata jadi dokter sekarang tongg!!! Gue kira Lo masih jadi preman pasar hahahaha!!,"

Nada langsung tertawa terbahak-bahak melihat lelaki yang ada didepannya.

"Lo sekarang jadi polisi Nad?,"tanya lelaki yang bernama Revan itu.

"Yes sure, gue dipaksa sama bokap. Dan akhirnya jadi kayak gini dan gue cinta sama pekerjaan gue,"jawab Nada.

"Biang kriminal jadi polisi? Astaga!!!,"ungkap Revan.

Flashback off bertahun-tahun yang lalu saat Nada masih sekolah SMP di Tanggerang.

"Uang keamanan bang!,"

Dua orang satu paket, yang merupakan geng preman pasar itu kini menagih uang iuran keamanan di pasar.

Pasti dipikiran semua orang, para penagih uang keamanan itu pastinya adalah cowok.

Tapi ini lain lagi,

Siapa lagi kalau bukan biang kerok yang begitu mengenaskan ini.

Nada bergaul dengan anak-anak kampung, dan kini menjadi preman pasar. Ia selalu di ajari oleh guru silatnya di kampung itu Tekhnik Tekhnik silat hingga ia jago bela diri, bahkan pernah sedikit membunuh tukang copet yang tercyduk di pasar.

Revan merupakan sahabat nada saat itu, mereka merupakan dua anak nakal dalam SMP negeri di Tanggerang. Hobby bolos sekolah, hobby borong makanan di kantin.

Nada selalu bergabung dengan orang-orang bisa disebut bar-bar karena memang kurangnya pengawasan orang tua, terlebih ibunya sudah meninggal dan ayahnya tidak menikah lagi. Ayahnya yang sibuk karena merupakan Kapolsek di Sana membuatnya semakin bebas. Namun, nada mengetahui segala batasan. Dia tidak pernah ikut-ikutan mewarnai rambutnya, minum alkohol, atau bahkan mentato tato tubuhnya. .

"Van, kata ayah dia mau pindah ke Jakarta. Gimana dong, kite nggak bisa sama-sama lagi ke pasar, nggak main-main lagi,"

Nada begitu sedih dengan itu, pasalnya ia dan Revan sudah seperti saudara saja.

"Jangan dong Nad, terus gue main sama siape kalau Lo ke Jakarte,"

Kedua anak ingusan itu menangis, tidak ada pilihan lain kecuali menjalani skenario nya.

Nada benar-benar pindah ke Jakarta dan bersekolah SMK di Jakarta. sementara Revan di Asrama kan oleh orang tuanya di sekolah Madrasah Aliyah karena memang nakalnya sudah tingkat dewa dan Revan sudah ikut balapan liar, racing motor Vespa ayahnya dan bahkan menceper mobil mamanya.

On

"Se kriminalnya gue, gue nggak pernah ikut balapan liar kayak Lo,"ejek Nada sambil menjulurkan lidahnya.

"Btw, ngapain Lo kesini?,"tanya Revan

"Mau berobatlah bego,"jawab Nada.

"Nggak seneng apa, biar obat di rumah sakit ini laku biar Lo dapat uang,"sambung Nada.

"Siapa yang sakit?,"tanya Revan,

"Kalau Lo yang sakit gue nggak percaya, masa iya Lo bau sate kambing kayak gini sakit,"

"Ayah gue Van," jawab Nada dengan tertunduk lesu.

"Apa?? Pak Adijaya Sakit??,"

"Sakit apa Nad?,"

This Perfect! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang