" Mai,, kinder joynya dikit dong sayang,"
"Nggak mau Rull,"Mai menjulurkan lidahnya mengejek sang Irul.
"Pelitt, sama pacar sendiri,"Irul akhirnya merajuk, ia sok sok diam.
"Merajuk aja kayak anak kecil, aku emang pelit, emang kenapa?,"jawab Mairah dengan mengaitkan tangannya di pinggangnya sendiri
"Hemm, Irul gelitikin Mai yah,"
"Irul jangan dong,"
"Nggak mau bagi kinder joynya, atau gelitik super hahaha,"
Kata pelit, membuat Zidan seolah mengingatkan kejadian beberapa tahun yang lalu, saat ia meminta kinder Joy kepada Mairah, ia tertawa terbahak-bahak disana seakan tidak akan ada yang memisahkan, tapi kali ini bukan perihal jarak tetapi perihal hati yang ia tidak tau harus untuk siapa, antara cinta pertama ataukah yang sekarang?
"Kenape?," Nada membuyarkan lamunan Zidan yang melamunkan sang cinta pertama yang belum usai.
"Masih ngelamunin suster yang tadi?,"
"Atau nginget mantan pacar?,"
"Nggak kok,"jawab Zidan kepada Nada yang masih saja memijitnya menggunakan balsem Geliga.
"Ya Alloh, kok panas banget,"ia mulai berdiri, dan mengipas,-ngipas tubuhnya yang sudah panas dan Pedis akibat Nada memijatnya menggunakan balsem Geliga.
"Ya Allah Nada, kamu pijit aku pakai apa?,"tanya Irul saat ia mengelap badannya menggunakan tisyu.
"Ini,"nada menyerahkan sebotol Balsem Geliga yang ia gunakan sebagai pelumas untuk memijit.
"Ya Allah, nggak tau Nad, kamu itu bego atau apasih. Kenapa harus pakai balsem, kan minyak kayu putih atau minyak Zaitun atau lotion bisa,"
"Iya emang bego,"jawab Nada yang sudah tersinggung di katain bego.
Nada langsung menarik selimut dan menutupi tubuhnya. Ia begitu malas melihat per ngomelan semata yang keluar.
"Nada dikasi tau malah kayak gitu, bangun kamu,"Zidan mulai mengibas selimut nada dan ternyata oh ternyata di dalam selimut nada sudah????
Hmm yah.
Nada didalam selimut bukan tertidur tetapi bermain game Onet di hp iPhone 11.
"Aku salah inspektur, jangan ngomelin aku inspektur yang sebentar lagi menjadi Ajun Komisaris yang baik manis dan tidak sombong,"
Nada kembali menutupi dirinya, kali ini dia mulai menidur-nidurkan dirinya sendiri walaupun ia sangat tidak nyaman selalu mendengar berbagai macam omelan khas cowok tulen coy.
"Nada, kalau dibilangin denger jangan ulangi lagi!!!,"omel kembali Sang Penakluk bumi, ehhh maksudnya sang penakluk mbak Nada.
"Tetangga gua dulu di Tanggerang gara-gara dulu selalu ngomelin gua kalau gue lompat di parit danselalu komentar sana sini, mulutnya makin hari makin gede,"ucap Nada sambil membelakangi sang suami yang ngomel sana sini.
"Durhaka kamu Nad,"
"What apa tadi? Durhaka???,"ulang Nada.
"Yang durhaka itu kamu Masnya ganteng dapat salam dari om Bakri,"ucap Nada semakin keluar ke topik.
"Kalau nggak suka pakai Geliga gue pijit pakai barbel biar sekalian ototnya gede dan berguna,"jawab Nsda.
"Lapin gak Nad,"titah Sang Inspektur.
" Sini gue tambahin balsem,"
"Udah jangan Nad, "
"Nahh kan, mandi aja sono,"titah nada, memberikan jalan terbaik.
KAMU SEDANG MEMBACA
This Perfect!
Teen Fiction#polwan rank 1 6 Desember 2020 Sequel My Perfect Husband! Kisah perjalanan cinta dan kehidupan Denada Maharani Adijaya yang kerap di sapa nada itu, ia sangatlah bobrok. Namun, disaat cintanya mulai merasuk dalam dirinya ia menjadi sedikit waras. Lam...