Zidan hanya bisa menjaga Nada, ia tidak ingin ada kesalahpahaman , dirinya keluar dari ruangan dan terus mengintip. Baginya dirinya tidak pantas lagi berada didalam sana karena status mereka yang sudah berubah.
Tak beberapa lama, Zalihah, Akbar, dan Adijaya tiba di rumah sakit . Ketiga orang tua itu berlari lari saking khawatirnya.
"Zidan?,"ucap Zalihah tidak menyangka,
"Mah,"Zidan langsung meraih tangan Mama angkatnya, dan memeluknya.
"Maafin aku mah,"bisik Zidan,
Zalihah masih merasa sangat kecewa dengan tindakan Zidan waktu itu. Dirinya masih sangat terpukul dengan sikap Zidan di saat menyakiti hati Nada. Namun naluri seorang ibu pecah, Zalihah sungguh lemah dan sangat menyayangi Zidan walaupun Zidan bukanlah anak kandungnya.
"Nada lagi istirahat,"ucap Zidan,
"Ceritakan apa sebenarnya yang terjadi,"ucap Adijaya,
"Aku mau ke rumah sakit di tanggerang mengantar tim medis melakukan cangkok ginjal kepada jenazah yang ingin mendonorkan ginjalnya kepada teman aku, di tengah jalan perbatasan tanggerang Jakarta di area sepi aku liat ada orang yang berantem. Aku langsung turun dan ternyata itu Nada, Nada berantem sama napi yang ia tangkap, lalu aku bawa Nada kerumah sakit,"jawab Zidan,
"Apa kata dokter ?,"tanya Adijaya lagi,
"Nada keguguran, dan karena benturan kerasnya dengan terpaksa rahim Nada harus di angkat agar meminimalizir terjadinya kanker serviks,"lanjut Zidan,
"Ya Allah Nad,"batin Zalihah yang menahan tangisnya,
"Andai waktu bisa Ayah ulang Nad, Ayah bakalan izinin kamu ambil jurusan Fashion Desain di Korea agar kamu ngga ngerasain sakit kayak gini,"batin Adijaya seraya meneteskan air mata,
Sudah terlalu banyak luka yang puterinya peroleh karena pekerjaan yang sebenarnya sangat tidak diinginkan oleh Nada dahulu, namun Adijaya bersikeras karena ingin semua keluarganya menjadi polisi,
Mereka hanya bisa menangis, tidak ada lagi yang bisa dilakukan selain kehilangan calon cucu mereka , mereka juga tidak akan punya cucu lagi dari Nada,
"Gimana mas kalau keluarga Alfin ngga setuju? Gimana kalau keluarga Alfin mempermasalahkan keadaan Nada,"ucap Zalihah,
"Nada nanti sakit hati lagi, udah aku ngga mau Nada sakit hati lagi ,"ucap Zalihah dengan penuh kecemasan.
"Tenang, Alfin orangnya baik ngga akan mempermasalahkan itu,"ucap Akbar,
"Alfin ngga akan dengerin ucapan orang lain,"lanjut Akbar,
Zidan merasa tertampar dengan apa yang di ucapkan papanya, sungguh benar dirinya sangat gegabah dalam mengambil keputusan dan lebih memikirkan pendapat orang lain dibanding suara hati kecil Nada.
"Pa,Mah, Om aku pamit dulu ya,"ucap Zidan,
"Kamu pulangnya besok pagi aja , ini udah malem banget, kamu udah makan atau belum?, kamu sekarang kurus banget ngga terawat,"ucap Zalihah,
"Ya Allah, bahkan mama masih peduli sama aku,"batin Zidan,
Zidan tersenyum tipis "udah mah, Yaudah mama, Papa dan Om istirahat dulu ya di kantin. Biar Zidan yang jaga didepan sini,"ucap Zidan,
"Kamu yang seharusnya istirahat,"jawab Akbar,
"Ngga ko pah, aku ngga cape,"
"Udah kami bakalan jagain Nada, kamu istirahat dulu biar lebih fit buat berangkatnya besok pagi jangan sampai ngantuk dan bikin kamu ngga fokus nyetir,"ucap Adijaya,
KAMU SEDANG MEMBACA
This Perfect!
Teen Fiction#polwan rank 1 6 Desember 2020 Sequel My Perfect Husband! Kisah perjalanan cinta dan kehidupan Denada Maharani Adijaya yang kerap di sapa nada itu, ia sangatlah bobrok. Namun, disaat cintanya mulai merasuk dalam dirinya ia menjadi sedikit waras. Lam...