Chapter 49

750 87 17
                                    

Mairah kaget dan wajahnya seketika memerah.

"Dari mana mas Zein tau soal Irul?,"batin Mairah bertanya-tanya, siapakah yang memberitahu pak Zein tentang Irul.

"Mai, kalau suaminya bertanya kamu jawab,"timpal Zein.

"Ehh anu mas,". "temen masa kecil saya mas,"jawab Mairah berbohong.

Mairah tidak ingin memberitahu Zein tentang dirinya yang masih sering mencari tau tentang mantan pacarnya.

"Dia udah lama hilang kontak mas, jadi saya suruh orang cariin, biar aku bisa balas Budi mas,"jawab Mairah menambah kebohongan nya.

Zein hanya ber oh ia, sambil percaya dengan apa yang dikatakan Mairah.

Zein tidak begitu mempermasalahkan itu, pasalnya bukan karena tak cinta. Tapi Zein tidak ingin overprotektif hingga membuat Mairah menjadi tertekan dan akan tidak nyaman.

"Maaf ya mas, Mai nggak maksud bohongin kamu, tapi Mai belum siap cerita semua masa lalu Mai sama kamu, Mai takut itu mempengaruhi keharmonisan rumah tangga kita yang ada sekarang," batin Mairah, sambil terus menyusui Yuin

"Mas udah makan ?," Tanya Mairah basa basi.

"Udah tadi," jawab Zein cuek sambil berkutat dengan laptopnya.

Sementara Mairah kini sibuk menidurkan yuin, yuin mulai aktif, walaupun usia yuin belum genap 40 hari, tapi anak itu begitu aktif bergerak.

Tak butuh waktu yang lama untuk menidurkan Sang baby Yuin,

"Mas aku bikinin kopi?,"tawar Mairah, Mairah begitu karena ingin berusaha menjadi istri yang sempurna.

"Boleh,"jawab Zein,

Dengan langkah yang panjang, alias pendek namun sudah panjang bagi Mairah yang hanya 155cm.

"Menyembunyikan masa lalu apakah dosa?,"batin Mairah,

"Ngga kan?,"

"Kenangan aku sama irul, -+3 tahun itu nggak bisa aku lupain begitu saja,"

Mairah terus bermonolog, hingga....

"Astagfirullah nyoya,"teriak pembantunya melihat Mairah menuangkan air panas yang melember dari luar gelas karena sudah penuh.

Mairah langsung tersadar dan benar saja kakinya tersiram air panas dan baru saja ia sadari. Kaki Mairah kini melepuh dengan cepat karena air begitu panas itu.

"Astagfirullah,"batin Mairah,

"Please mai, lupain Irul,"Mairah menyemangati dirinya.

Asisten rumah tangganya, kini ingin membantu Mairah.

"Nggak papa ko bi,"Mairah menepis.

"Besok juga sembuh kok,"timpal Mairah.

"Tapi itu melepuh nyonya,"ujar pembantu itu.

"Ngga papa kok," jawab Mairah,

Mairah langsung mengangkat kopi hitam panas itu kedalam kamarnya. Mairah berusaha untuk tidak mengalihkan fokus Zein dengan pekerjaannya.

Silahkan minum mas, aku tidur ya,"ucap Mairah, Zein hanya mengangguk tanpa peka sama sekali karena terlalu fokus mengerjakan powerpoint untuk meeting besok.

Mairah kini merebahkan tubuhnya, sebelum itu dirinya menyimpan yuin di box bayi.

Memang benar cinta tidak bisa di ganti, Zein masih saja menjadikan fotonya dengan Yura sebagai walpaper laptop itu, masalah Mairah, memang sekarang Mairah masih bisa menoleransi karena kadar cinta Mairah masih 50% bertahan sama zein, dan 50% kembali ke Irul.

This Perfect! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang