Chapter 25

1.8K 116 49
                                    

"Kak Nada,"suara-suara junior yang menggoda Zidan langsung sok sok menghormati nada dengan menunduk.

Nada hanya tersenyum tipis, disertai tatapan jahat.

Nada langsung saja masuk kedalam aula, disana sudah banyak orang yang ikut operasi yang datang.

Nada masuk dengan sok berwibawa, padahal sesungguhnya ia sudah sangat ingin tertawa terbahak-bahak melihat BRIPKA Heru dengan baju kaos warna merah jambu.

"Bang , pakai baju istrinya yah?,"bisik nada sekilas ketika lewat disamping Bripka Heru.

Bripka Heru langsung saja menatap Tajam kearah Nada, sungguh tawa itu tidak terbendung lagi. Akhirnya nada tertawa terbahak-bahak seperti orang kesurupan, dan tentunya ia langsung ditatap tajam oleh Pak Kasat dan Tentunya Sang Suami terdingin se Antero Jakarta Pusat.

Sementara, satu orang yang mendukung nada tertawa. Hm, siapa lagi jika bukan Alfin. Alfin turut tertawa ketika melihat nada tertawa.

"Lucu banget sih,"batin Alfin.

"Nada, apa kamu udah nggak punya malu. Ini banyak orang,"bisik Zidan.

"Ngapain malu, nggak ada orang lain kok. Nggak usah sok sok jaim deh,"jawab Nada.

"Tapi,—

"Hush!!!,"nada langsung memotong pembicaraan Zidan.

"Okey semuanya, sebelum memulai kegiatan hari ini marilah kita berdoa menurut agama dan kepercayaan masing-masing, jangan lupa dilarang tertawa disini,"ucap Nada yang tiba-tiba saja berubah sebijak pak Dosen.

"Astaga,"batin Alfin.

"Ternyata menebak wanita ini lebih sulit daripada menangkap teroris,"batin Alfin, Alfin hanya bisa menggeleng geleng.

"Baiklah, karena saya bukan ketua ataupun komandan. Saya akan duduk di bangku paling belakang,"ucap Nada ,ia langsung berjalan dan tentunya duduk di bangku paling belakang, dengan tatapan dua rius.

Setelah semuanya aman terkendali, sang Ultraman Ribut sudah diam, akhirnya rapat itu dimulai.

***

"Kita harus bunuh Adijaya,"

"Saya sangat dendam dengannya,"

"Pertama dua puluh lima tahun yang lalu, dia mengambil Fitri dari saya, kedua Fitri meninggal karena melahirkan anaknya, itu semua karena adijaya!!!,"

"Kemudian gara-gara dia perusahaan collapse, saya ditangkap karena dia juga!,"

"Sial!!! Anaknya itu selalu saja menggagalkan rencana kita, kenapa kalian bisa kalah dengan anak perempuan seperti itu,"

Teriak seorang bos berbadan kurus, dengan jenggot panjang kumis mirip lele, dan sepertinya memang keturunan lele bukan buaya karena memang ia hanya setia kepada satu wanita.

Dia adalah Karyo, seorang bos penjahat se Antero Tanggerang City, yang merupakan orang yang mencintai mendiang Ibunda Dari Nada sendiri.

"Cinta memang buta, saya dibutakan oleh cinta saya kepada Fitri, andai Fitri bersama saya tidak mungkin Fitri pergi untuk selamanya,"

"Anak Fitri itu sangat mirip dengan Fitri, saya tidak bisa menyakiti anak itu, saya hanya dendam kepada Adijaya,"

"Kalian nggak becus jadi orang!,"omel Karyo.

"Maaf bos, di sekeliling rumah Adijaya di kepung beberapa polisi, kami sulit lolos,"ucap Komplotannya.

"Saya nggak peduli, saya sudah bayar mahal kalian! Serahkan kepala Adijaya kepada saya dalam waktu 24 jam jika tidak kalian akan tau akibatnya!,"ancam Karyo.

This Perfect! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang