Nada berbalik, dan menatap lekat. Begitu lekat.
Hingga,,,
Ia kemudian mendekat kepada sosok yang begitu bijak itu, selangkah, dua langkah dan ia pun terpeleset dan kehilangan keseimbangan.
Untung saja, dengan gerakan yang cepat orang itu langsung menahan tubuh Nada...
Terlukis senyuman manis dari sudut bibir yang begitu indah, pahatan wajah tak kalah gagahnya menyatu dalam sebuah sebutan tampan.
Reality, orang ini lebih ganteng daripada orang itu.
"I'm so sorry Komandan,"nada melepaskan diri dari Sang Mayor Alfin.
"Makasih Komadan, maaf saya berat,"lanjut Nada.
Alfin hanya menahan tawanya melihat tingkah wanita yang satu ini, begitu unik.
Melihat mimik wajah Alfin yang seolah-olah menahan tawanya dan cenderung kearah ejekan kepada Nada tentu saja nada langsung asal ceplos lagi.
"Komandan kalau mau ketawain saya introspeksi dulu, komandan jauh lebih lucu,"
"Lucu?,"ulang Alfin.
"Ehh salah, maksudnya sok bijak, mungkin emang kayak gitu yah kalau udah punya anak bawaanya belain anak-anak Mulu,"ucap Nada dengan judes namun begitu polos.
"Sebelum asal tebak harap tanyakan dulu ibu yang terhormat,"ucap Alfin.
"Aduhh saya jadi malu, Komadan ternyata hormati saya toh?,"jawab Nada.
"Yasudah daripada komandan ceramahin saya, lebih baik bantu saya ngepel lantai,"nada dengan pedenya tanpa dosa menyerahkan kain pel kepada seorang TNI berpangkat Perwira didepannya itu.
Alfin langsung saja mengepel lantai itu sambil tertawa dengan menunduk, benar-benar unik.
"Benar-benar unik, baru pertama kali ada yang berani sama saya,"batin Alfin.
Nada kini keluar dari ruangan itu, bukan untuk kabur. Ia hanya pergi kekantin membelikan beberapa kue dan tentunya kopi untuk perwira yang ia suruh mengepel lantai.
Setelah membayar ibu Kantin, Nada langsung menuju ke Aula itu.
Benar saja Sang Komandan itu sudah mengepel semua isi aula ditambah dengan Alfin sudah mengelap semua meja disana.
"Thank you so much komandan,padahal saya tadi cuma bercanda suruh komandan ngepel."ucap Nada dengan pedenya masuk, tak lupa hati-hati ia juga membawa nampan berisi kue dan kopi.
"Ini hadiah istimewa buat komandan,"nada menyerahkan kue Onde-onde isi gula merah kepada Alfin.
"Maaf yah komandan , saya nggak beliin pizza soalnya saya alergi kalau pegang pizza,"ucap Nada dengan polos namun bikin ngakak.
"Komandan kok mau aja sih saya suruh pel lantai, harusnya tuh komandan bentak saya kalau saya kayak gitu bercandanya kelewatan, maaf ya komandan saya khilaf soalnya komandan polos banget, masa disuruh sama saya mau aja,"ucap Nada panjang kali lebar sama dengan bacot.
"No problem,wanita itu harus di mengerti bukan di bentak."jawab Alfin begitu singkat padat dan jelas.
"Kamu tau dari mana kalau saya suka minum kopi?,"tanya Alfin penasaran kepada Nada cewek bacot yang susah ditebak.
"Suami saya suka minum kopi, suami saya cowok dan komandan juga cowok jadi saya belikan kopi saja, nggak baik minum soda nanti perut sixpack komandan buncit,"ucap Nada asal.
"Suami saya tiap 3 kali sehari minum kopi, perutnya nggak buncit kayak kempes aja,"ucap Nada.
"Bilangin sama istri komandan kalau bikinin minuman itu yang Indonesian Culture, biar lebih nasionalis, patriotisme, dan demokratis,"sambung nada dengan bacotan serbaguna.
KAMU SEDANG MEMBACA
This Perfect!
Teen Fiction#polwan rank 1 6 Desember 2020 Sequel My Perfect Husband! Kisah perjalanan cinta dan kehidupan Denada Maharani Adijaya yang kerap di sapa nada itu, ia sangatlah bobrok. Namun, disaat cintanya mulai merasuk dalam dirinya ia menjadi sedikit waras. Lam...