Chapter 43

848 98 59
                                    

" sssss,,,,"

"aaaa........ya.....ng,"

Igau Zidan,,,,

"Apakah anda bernama Mairah?,"tanya Dokter Vidya,

Nada membisu seribu basa sambil membendung air matanya.

Denyut jantung Zidan kembali melemah,,

Nada berlari keluar tanpa menjawab pertanyaan dokter vidya.

"Kamu adalah pasien pertama yang sangat saya pantau,"batin Dokter Vidya.

Entah dorongan apa yang ada dalam dirinya hingga dirinya memiliki minat terus memantau pasien itu.

Bahkan ia tidak mengenalnya sama sekali,,,

***

"Nada kok dia lari?,"batin Alfin ketika melihat nada berlari keluar dari ruangan ICU.

Alfin tak tinggal diam, ia langsung mengejar nada yang berlari entah kemana. Hingga nada menjatuhkan dirinya sendiri di kursi taman belakang yang ditempati bermain para pasien yang mengalami gangguan jiwa.

" Tuhan nggak adil sama aku!!!,"Nada histeris.

Pasien mengalami gangguan jiwa bahkan kaget karena suara Nada.

"Kamu itu berdosa banget,"sahut salah satu pasien gangguan jiwa.

"Bacoott Lo!,"jawab Nada,

Orang gila itu langsung tertawa menjulurkan lidah kepada Nada.

"Yang nggak waras aja tau kalau kamu itu berdosa banget bilang tuhan nggak adil,"ujar Alfin,

Nada langsung memfokuskan matanya pada Alfin yang berdiri tegak dengan mata panda.

" Itu hanya ujian dari Tuhan,"ucap Alfin sambil duduk disamping Nada

"Maksud anda???, Hanya ujian?,"

"Hmm,"Alfin mengangguk,,

"Gue sumpahin pak Alfin ngerasain kayak gini juga, hati siapa yang gak sakit pak saat suaminya lebih mengingat mantan pacarnya itu, daripada istrinya sendiri hah!,"

"Oh saya lupa pak Alfin jomblo jadi pak Alfin nggak tau rasanya mencintai,"semprot Nada,,

"Saya jomblo bukan karena saya tidak tau rasanya mencintai, tapi saya jomblo karena orang yang saya cintai lebih mencintai orang lain, hingga saya sadar untuk membahagiakannya dengan cara mengikhlaskan untuk orang lain,"jawab Alfin,

"Kamu punya Tuhan kan?,"

Nada langsung mengangguk,,

"Yakin saja, tuhan merencanakan semua ini karena ada ada sesuatu yang akan di ungkap, yang tanpa kamu sadari maksudnya,"

Alfin berdiri ,

"Kamu cukup sabar saja, karena Tuhan pasti memberikan yang terbaik untuk orang yang sabar,"ujar Alfin, sambil melangkah kan kakinya pergi.

"Ingin rasanya gue meluk Lo, menjadi sandaran untuk Lo Nad, tapi gue sadar akan takdir kita yang berbeda," batin Alfin.

Alfin langsung mengambil hpnya,, ia langsung membuat kuotes ala anack alay.

" Tanpa sengaja kita bertemu, dan tanpa sengaja pula rasa cinta itu ada. Hanya saja takdir kita yang berbeda, hingga aku memilih menjauh,"ketik Alfin pada instastorynya.

"Andai gue jahat aku akan memanfaatkan kesempatan ini untuk caper sama Lo, tapi gue lebih mentingin kebahagiaan Lo, daripada ego gue, karena gue cinta sama Lo, bukan terobsesi sama Lo,"Batin Alfin sambil menatap nada yang menekuk lutut.

This Perfect! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang