Chapter 32

1.2K 110 12
                                    

Nada yang begitu tidak terima jika bentuk cinta pertama suaminya sendiri, yang di puji-puji oleh Dzaky seolah-olah sangat cantik ternyata lebih buruk dari Lonte warung remang-remang. Nada akhirnya dengan sigap mengikuti orang itu. Tanpa disadari orang itu sama sekali.

"Kenape dia ke sini, bukannya ini club malam?,"Nada bertanya-tanya.

"Eh buset ikan buntel makan kelelawar,"

"Astaga ngapain tuh orang kayak keganjengan banget, sama om-om lagi,"

Nada terus saja memperhatikan dengan lekat,

Kemudiann orang itu kembali naik kedalam taxi, nada terus mengikutinya. Hingga Nada sampai disebuah Apartemen yang super megah,

"Ohh jadi ini apartemen nya?,"ucap Nada, nada memotret Apartemen itu, tak lupa ia memotret wanita yang mengaku sebagai cinta pertama Zidan.

"Astaga kenape gua kepo maksimal kek gini,"nada mengutuk dirinya sendiri.

"Kayak admin lambe turah aja,"ucap Nada sambil memperhatikan foto yang dihasilkan.

"Gua harus segera ketemu Bang Dzaky!,"ucap Nada,

Dengan ngebut, Nada langsung menuju ke Polda. Tentu saja ia akan bertemu dengan Abang ipar yang sudah ia anggap sebagai Abang Kandung, alias lawan perang nya.

Nada turun dengan piyama hello Kitty yang masih menempel di badannya sambil terus mencari-cari sosok abangnya yang belum juga ketemu.

Jangan tanya kan sejak kapan nada punya Piyama hello Kitty, hm piayama itu adalah piyama almarhuma Yura yang ia pinjam dan tidak ia kembalikan sampai sekarang. Percayalah, Yura adalah orang baik, dan Yura anak orang terkaya se ibu kota nggak mungkinlah nagih piyama itu.

"Mbak Nada? Cari Pak Zidan yah?,"tanya salah satu polisi disana. Nada memang sedikit di hormati karena Nada merupakan Anak dari Mantan Kapolda.

"Kompol Dzaky Khalid Akbar dimana?,"tanya Nada.

"Ohh Pak Kompol Dzaky sedang ada pertemuan di Sulawesi Utara, mungkin kembali Minggu depan Bu, baru saja berangkat Bu mungkin sudah sampai di Bandara Manado,"ucap polisi itu.

Nada langsung menghela nafasnya dengan berat.

"Astaga gue bego banget, kan ada hp. Kenapa gue harus capek-capek nyamperin kesini,"

"Nada bego, nada tolol,"nada menjitak kepalanya sendiri.

"Ohiya makasih Bang,"ucap Nada, kemudian ia kembali naik kedalam mobilnya.

"Sebesar itukah rasa ingin tau gua tentang mantan pacar Zidan sampai-sampai gue sebego ini, astaga,"

"ANDAI CANTIK KAYAK YANG BANG Dzaky bilang, mungkin gue cuma bilang wow aja, ini udah kayak mayat idup, astaga,"

"Idungnya juga kentara udah di filler, alisnya di sulam,"

"Apalah daya gua yang cuma bisa beli lipstik implora,"ucap Nada sambil menyandarkan kepalanya dengan lelah.

Nada langsung menyalakan mobilnya, ia baru ingin menginjak kopling tiba-tiba saja.

Kring...kring

Handphone Nada berbunyi.

"Merapat ke kantor,"

Tanpa mengganti bajunya, Nada langsung ke kantor. Tentu saja ini menyangkut kasus yang harus ia tangani sendiri.

"Astaga gara-gara mayat idup itu, gue sampai lupa ada perkejaan lebih penting,"

Nada langsung tancap gas menuju ke kantornya. Sesampainya di Kantor, ia kembali dipertemukan oleh orang yang sudah bosan ia lihat.

This Perfect! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang