"Kamu cantik banget Nad,"Batin Alfin sembari terus menatap wajah Nada yang penuh rasa lelah itu tertidur di dekapannya.
Alfin mengangkat tubuh Nada ke atas Karpet yang berada di dalam ruangannya, kebetulan hari itu Nada hanya sendiri di ruang penyelidikan.
"Dek kalau kamu mau bawa Nada pulang silahkan, kasian dia sudah 2 hari tidak pulang,"ucap Senior dari Nada,
"Nada ngga mau pulang Mbak, nanti kalau dia udah bangun saya tanya dia mau pulang atau ngga,"ucap Alfin,
"Baiklah Dek, saya duluan pulang ya,"ucap Seniornya,
"Baik Mbak, hati-hati,"ucap Alfin,
Tak beberapa lama Nada akhirnya terbangun, jam sudah menunjukkan pukul 12 malam.
"Astagafirullah , Fin kamu masih disini. Kamu pulang gih, besok kamu dinas juga kan?,"ucap Nada dengan suaranya yang parau karena baru saja terbangun dari tidurnya,
"Ayo pulang sayang, besok kamu lanjut lagi kerjaan kamu. Tolong Nad, tolong sayang. Anak kita butuh kamu, Dea masih Butuh ASI kamu,"ucap Alfin,
"Aku udah nyetok ASI untuk Dea, sementara suster nya masih jagain Dea disana,"jawab Nada,
"Aku tentu ngga ngelarang kamu dengan Abdi mu kepada Negara ini, tapi ingat anak kita Nad, jangan sampai Anak kita lebih sayang kepada Pembantu kita daripada kamu!,"jelas Alfin menasihati Nada berharap agar hati Nada terbuka,
"Bukan buat aku Nad, kalau aku bisa ngerti karena profesi kita sama-sama mengabdi kepada Negara, tapi tolong seimbangin semuanya Nad, kamu itu perempuan , seorang istri dan seorang Ibu,"lanjut Alfin,
"Yaudah Nad, aku pulang dulu,"ucap Alfin,
"Tunggu Fin, aku mau ikut,"ucap Nada,
Alfin langsung tersenyum, hati Nada tentu saja tersentuh dengan beberapa nasehat yang Alfin berikan.
"Aku sayang banget sama kamu Fin, sama Dea juga kalau kalian ngga sama aku ngga tau lagi tujuan hidupku apa,"ucap Nada,
"Kamu bener Fin, aku terlalu fokus sama pekerjaan ku sampai lupa menyeimbangkan segalanya,"ucap Nada,
Mereka kini pulang , Dea yang sudah tertidur pulas malam ini.
"Sus, malam ini saya tidur bareng Dea ya,"ucap Nada,
"Baik Bu,"jawab Suster
Nada kini tertidur di Ranjang kecil di Kamar Dea,hanya berdua saja dengan Dea .
Nada hanya menatap wajah anaknya yang begitu damai,
"Maafin Ibu ya sayang, Ibu terlalu fokus sama pekerjaan Ibu sampai-sampai ngga bisa nemenin kamu tidur tiap malam,"batin Nada, Air matanya pun menetes ketika melihat wajah anaknya.
"Sebentar lagi kamu akan ibu tinggal lagi berbulan-bulan, kamu benar-benar tidak mendapat kasih sayang yang penuh dari Ibu Nak,"batin Nada ,
Nada hanya bisa menahan tangisnya, waktunya dengan anaknya tidak sebanding dengan waktunya dengan pekerjaannya yang begitu padat. Hal yang selalu terngiang-ngiang di pikiran Nada adalah dirinya takut anaknya lebih menyayangi pembantunya daripada dirinya.
"Aku yang tidak mendapat kasih sayang seorang ibu karena ibu ku meninggal saat melahirkanku kenapa bisa anakku merasakannya tidak mendapat kasih sayang penuh seorang ibu sementara aku masih hidup,"batin Nada,
"Dea sayang anak Ibu, Ibu janji di sisa-sisa waktu sebelum Ibu berangkat pendidikan Ibu bakalan lebih banyak waktu buat Dea sama Buat Ayah,"ucap Nada lalu mencium kening puteri kecilnya itu,
KAMU SEDANG MEMBACA
This Perfect!
Teen Fiction#polwan rank 1 6 Desember 2020 Sequel My Perfect Husband! Kisah perjalanan cinta dan kehidupan Denada Maharani Adijaya yang kerap di sapa nada itu, ia sangatlah bobrok. Namun, disaat cintanya mulai merasuk dalam dirinya ia menjadi sedikit waras. Lam...