81

525 70 11
                                    

Pagi harinya, kira-kira pukul 6 zein sudah berangkat ke kantor.

Zein berangkat sepagi itu karena sangat malas melihat Mairah, Zein masih sangat kecewa dengan apa yang dilakukan Mairah.

Namun sebelum sampai di kantor , Zein melewati sekolah milik ayah. Tempat dimana dirinya bertemu tiap hari dengan Yura, 

Zein singgah disana, ia disambut beberapa satpam yang berjaga didepan. Sudah sangat lama dirinya tidak kesana.

Sudah banyak murid yang datang, air mata zein tiba-tiba saja menetes ketika melihat tempat parkir yang biasa Yura tempati memarkir mobilnya itu kosong,

Zein kemudian berjalan menuju ke lantai dimana dulu yang menjadi kelas Yura,

Zein mengintip dan tidak menemukan siapapun, hanya hayalannya tentang polosnya Yura yang terlukis disana,

Zein kini ke kantin,

Kantin masih sama , masih seperti dulu. Disana adalah tempat duduk Yura dan Zein ketika mereka makan dikantin

Zein ingin memesan makanan, namun kenangan akan Yura masih terlukis jelas,

" dimana aku cari pengganti kamu sayang?,"batin Zein,

"Aku sudah berusaha, namun Mairah tidak seperti kamu, ini entah aku yang salah atau memang aku memang tidak berjodoh dengan jodoh yang kamu pilihkan," batin zein,

Zein berlari, dan mengemudikan mobilnya dengan kecepatan tinggi ,

Hingga mobilnya terparkir di sebuah makam,

Zein meraih bunga mawar warna putih , yang entah sejak kapan mawar putih itu ia beli,

"Assalamualaikum sayangku,"

"Maafkan aku beberapa bulan terakhir aku belum sempat menjenguk kamu, tapi selalu ada saja halangan,"

"Kamu baik-baik kan disana? Kamu sudah ketemu dengan Bunda? Kamu sudah ketemu dengan Opah? Atau dengan Mama mertua kamu?,"

"Maafkan aku sayang, aku sulit menjalankan amanah kamu untuk mencintai seseorang yang kamu pilihkan,"

"Cintaku memang tidak bisa dibagi, semuanya sudah kamu bawa pergi bersama tubuhmu yang sudah habis ,"

"Yura , aku ingin bertemu kamu sayang, aku ngga bisa seperti ini, aku nggak bisa,"

Zein seolah olah curhat dengan batu nisan yang terlukis nama Yura disana,

" Apa aku harus bertahan dengan wanita pilihanmu? Aku tidak tau harus bagaimana sayangku, aku sudah gagal mengembang tanggung jawab yang kau beri,"

"Aku sungguh minta maaf, sungguh aku tidak memiliki niat menyakiti wanita yang kau pilihkan untuk aku, tapi aku tidak bisa sayang cuma kamu yang bisa mengisi hati ini,"

Zein menangis sejadi-jadinya, ia begitu lemah jika menyangkut soal hati.

Cintanya dan Yura memang sudah tidak bisa di gantikan lagi, sungguh ini adalah kehidupan zein. Zein tidak bisa membagi cintanya.

Zein masih saja memeluk batu itu,

Hingga seorang wanita datang menghampiri Sosok zein yang begitu lemahnya,

"Gue tau lo cinta banget sama istri lo, tapi zein gue berjuang mati-Matian agar lo bisa cinta sama gue,"batin Wanita yang menghampirinya,

"Kenapa pak Zein menangis?,"tanya Yuna, alias Agatha.

"Ayunadila , kamu sedang apa disini?,"tanya Zein.

"Aku baru saja pergi menghampiri makam orang tua angkat ku,"ucap Yuna berbohong , padahal ia sedari tadi membuntuti Zein.

This Perfect! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang