Chapter 15

1.1K 83 6
                                    

"ini b—,"

"Sayang,"Zein kembali memeluk Yura dengan eratnya.

"Jangan bicara lagi, aku kangen,"sambung Zein.

"Papa Zafran mau main sama papa,"ucap seorang anak kecil yang begitu imut dan lucu itu .

"Dengan senang hati malaikat kecilnya papa,"jawab Zein.

Mereka kini bermain, sambil berlari-larian disebuah dunia milik mereka bertiga.

Yura yang begitu cantik di balut dengan gaun putih layaknya bidadari itu hanya bisa tersenyum manis melihat kedua ayah dan anak itu bermain dengan riangnya.

***

Mairah yang sudah benar-benar pulih dari syoknya akhirnya keluar dari ruang perawatannya.

Ia langsung saja melihat Zein dibalik jendela ruang ICU.

"Pak Zein bertahan yah demi Anak ini,"gumam Mairah, ia masih terus saja menangis.

"Dok, saya boleh ketemu sama suami saya?,"izinnya kepada dokter yang baru saja keluar mengecek alat penunjang kehidupan Zein di dalam ruang ICU itu.

"Silahkan Bu, tetapi ibu jangan menyentuh pak Zein sama sekali. Jika alatnya goyang bisa fatal,"ucap Dokter.

"Saya janji dok, saya cuma mau melihatnya saja,"ucap Mairah.

Ia langsung berseri dengan dokter mengizinkannya masuk.

"Pak Zein,"Mairah hanya bisa menangis.

"Pak Zein harus kuat yah, Mai bakalan terus doain pak Zein,"

"Anak ini rindu sama pak Zein, jadi tolong pak bangun,"

Mairah semakin histeris, tidak ada ruang yang dapat menunjukkan perkembangan akan kondisi Zein.

"Pak Zein....," Mairah kembali histeris.

"Sabar Bu,"ucap Suster yang menemaninya di dalam karena harus memakai kursi roda.

"Pak Zein, Mai tau. Pak Zein nggak cinta sama Mai. Tapi Mai sayang banget sama pak, please jangan tinggalin Mai Pak, sudah cukup Yura yang tinggalin Mai, pak Zein jangan ikut-ikutan, kalau pak Zein nggak ada bagaimana cara Mai kuat bertahan demi anak ini,"ucapnya dalam hatinya disertai air mata yang tak dapat terbendung lagi.

"Sebaiknya Ibu kembali ke ruang perawatan ibu, nanti terjadi sesuatu yang tidak diinginkan Bu,"ucap Suster.

"Saya mau disini aja sus, saya mau temenin suami saya," Mairah membantah ucapan Sang Suster.

"Ibu juga harus istirahat, kondisi ibu sangat memprihatikan ibu belum benar-benar pulih,"ucap Suster membujuk Mairah.

"Pasti suami ibu bakalan sedih kalau terjadi apa-apa sama Ibu dan Bayi ibu,"

"Saya akan tetap disini menjaga suami saya,"Mairah tetap teguh dengan pendiriannya.

***

Upacara di halaman polres telah selesai di laksanakan.

Langsung saja nada menuju ke ruang kerjanya bersama dengan rekan-rekannya untuk menyelesaikan beberapa laporan.

Belum sampai di ruangannya, kedua rekannya Briptu Lusi dan Briptu Nadin langsung di panggil untuk membantu kegiatan di kantor Bhayangkari.

Nada kini sendirian ia berjalan dengan kesal karena harus menyelesaikan laporan itu sendirian.

Nada berjalan sambil menghentak-hentakkan kakinya,..

"Ets Kak Denada Kenape lagi tu kayak orang kesurupan aja,"bisik Para juniornya yang melihatnya.

"Jangan-jangan ada masalah lagi,"

This Perfect! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang