"pak Alfin,"teriak Nada
"Pak Alfin pulang aja, ngapain bego banget disini. Mendingan tuh yah pak Alfin pulang bobo anteng, biar bangunnya seger jadi fuck boy,"ucap Nada dengan tanpa dosa kepada Pak Mayor Alfin yang merupakan Komandan itu.
"Anda paham akan tanggung jawab?,"tanya Alfin, seketika nada langsung menggaruk kepalanya.
"Saya suruh pak Alfin pulang, bukan bahas masalah tanggung jawab pak. Kalau Pak Komandan tidak mau pulang yaudah, saya tidur duluan capek nungguin Zidan lama banget,"
"Selama Zidan belum pulang, saya akan masih tetap disini,"ucap Alfin, sembari memperbaiki posisi duduknya.
"Nggak usah bego pak, kalau Pak Alfin pulang, Zidan nggak bakalan marah pak,"jawab Nada dengan masih memperhatikan Alfin dan menahan tawanya.
"Saya tidak bego,"jawab Alfin, "tapi saya tidak mau menanggung resiko, siapa tau ada orang jahat disekitar kita,"lanjut Alfin.
"Nggak ada yang bakalan jahat sama orang jahat,"jawab Nada lagi.
"Emangnya kamu jahat?,"tanya Alfin dengan mengerutkan alisnya.
"Enggak,"jawab Nada
"Terus?,"tanya Alfin lagi,
"Nggak usah berbelat belit pak, kalau pak Alfin orang baik please beliin saya Snack di kantin, saya laper banget pak, percuma nungguin sate kambing yang belum tentu adanya,"jawab Nada mengubah Topik secara tidak sopan kembali suruh menyuruh.
"Pak Alfin pakai uang Pak Alfin aja dulu, saya nggak punya uang pak. Nanti hp iPhone saya di jadiin jaminan deh, saya nggak akan kabur pak, nanti minta sama suami saya aja uang nya yah,"ucap Nada terlalu jujur.
"Kalau saya lari lumayan lah pak, dapat hp iPhone,"lanjut Nada,
"Kalau pak Alfin nggak mau, berarti Pak Alfin dosa sama saya,"
"Pak Alfin Harus Mau beliin saya Snack,"
"Kalau saya nggak beliin emangnya kenapa?,"tanya Alfin.
"Kemarin ada tetangga saya, saya suruh beli Snack di warung kelontong pinggir jalan besar , tapi dia nggak mau jadinya dia itu pak, jadi pak dia itu pak jadi dia itu pak dia itu itu itu,"ucap Nada dengan asal nyerocos.
"Hush,"ucap Alfin sambil mengisyaratkan nada diam.
"Kamu mau Snack apa?,"tanya Alfin.
"Kalau saya mah simpel pak, yang penting banyak. Merk snacknya terserah aja sih, yang penting nggak ekspayer,"ucap Nada.
"Oke,"jawab Alfin, kemudian Alfin melangkahkan kakinya keluar ke rumah sakit. Tentunya ingin membelikan pesanan sang Nada yang harus dituruti melebihi apapun.
"Pak Alfin,"teriak Nada lagi.
Alfin langsung berbalik, dengan tatapan datar.
"Makasih yah pak , pak Alfin baik banget. Semoga pak Alfin cepet ganteng,"ucap Nada receh.
"Hmmm,"ucap Alfin sambil menatap Malas.
"Lama-lama gua pengen gigit hidungnya tuh, biar nggak bawel,"gumam Alfin.
***
" saya tidak mengingat anda sama sekali, dan saya rasa saya tidak pernah bertemu dengan anda,"jawab Zidan begitu dingin kepada wanita itu.
"Aku tak suke kau macem tu,"ucap Wanita itu dengan logat Melayunya.
Seketika Ingatan Zidan sedikit pulih dengan itu,
Ia benar-benar mengingatnya sekarang, dialah adik kelasnya saat SMA.
"Lili?,"ucap Zidan dengan ragu.
KAMU SEDANG MEMBACA
This Perfect!
Teen Fiction#polwan rank 1 6 Desember 2020 Sequel My Perfect Husband! Kisah perjalanan cinta dan kehidupan Denada Maharani Adijaya yang kerap di sapa nada itu, ia sangatlah bobrok. Namun, disaat cintanya mulai merasuk dalam dirinya ia menjadi sedikit waras. Lam...