chapter 42

914 89 72
                                    

" Amnesia????," Jawab nada refleks dengan suara keras.

"Dia hanya mengingat mulai dari usianya 24 tahun, selebihnya ia tidak mengingatnya sampai batas waktu yang belum kami tentukan, bisa jadi.....—," dokter menghela nafas,,

"Bisa jadi apa dok?,"

"Ia tidak akan mengingat lagii selamanya,"lanjut dokter.

Nada langsung syok, benar saja. Nada tidak tau harus bagaimana lagi. Zidan melupakan sesuatu yang terjadi 5 tahun terakhir , itu artinya Zidan juga akan melupakannya?

"Nggak mungkin!!," Nada membantah dokter,,

"Pasti laporannya salah!,"

Dokter Vidya, ia begitu paham rasa sakit yang nada rasakan karena dirinya juga seorang perempuan yang pernah merasakan rasa sakit yang mendalam.

"Mam, nggak mungkin mam huaaaaa.....," Nada histeris dipelukan Zalihah.

"Sabar yah sayang,"bisik Zalihah.

Dzaky yang baru pulang dari Sulawesi langsung masuk dengan lari terbirit-birit kesana.

"Rulll.....,"Dzaky histeris melihat saudaranya berbalut perban di kepalanya,

"Nad.....," Betapa herannya Dzaky ketika melihat musuh bebuyutannya itu memegang infus.

Akbar menarik Dzaky keluar,,

"Pa, sebenarnya apa yang terjadi?,"tanya Dzaky begitu herannya,

"Kenapa si Nada juga kayak gitu,"tanya Dzaky,,

"Kenapa Irul kayak gitu pa,"

Dzaky melontarkan begitu banyak pertanyaan,,

"Adik kamu kecelakaan,"

Dzaky langsung membulatkan matanya,,,

"Mobil yang Irul gunakan remnya blong,"

"Tunggu,,, tunggu pa,, mobil yang Irul gunakan mobil kode V213?,"tanya Dzaky,,

Akbar langsung menganggukk,,,

Dzaky langsung berlari entah kemana tanpa pamit sama sekali.

***

"Mam, Gimana mam kalau Zidan nggak inget sama aku, gimana mam?,"Nada semakin histeris di pelukan Zalihah.

"Kamu cinta sama Zidan kan?,"tanya Zalihah.

Nada mengangguk,,,

"Kalau memang kamu cinta, kamu harus yakin kalau suami kamu bakalan inget sama kamu sayang, seberapapun rintangannya kalau kalian memang saling cinta semuanya itu akan hilang,"

"Tapi,,,,"cekal Nada,,

"Tidak usah tapi-tapian sayang, kamu masih sakit, kamu istirahat yah, nanti kamu drop lagi,"Zalihah mengusap kepala Nada,

"Aku mau nungguin Zidan sampai bangun Mam,"pinta Nada,,

"Sayang kamu masih sakit, nanti mama akan panggil kamu kalau Zidan udah siuman yah,"Zalihah meyakinkan nada yang keras kepala itu,,

"Nggak mau mam, nada mau nungguin Zidan, nada udah nggak papa kok mam, nada baik baik aja ,"

"Nada udah bisa lompat nih," nada langsung melompat agar dipercayai.

"Nada juga nggak butuh ini lagi, nada mau cabut tapi takut mam,"Nada menunjuk infus.

"Sus-sus!!!,"panggil nada kepada suster,,

"Iya Bu,"jawab suster itu,

" Tolong sus, bukain infus saya,"titah Nada,

"Infus ibu masih penuh, belum boleh di cabut,"jawab suster.

This Perfect! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang