86

609 56 6
                                    

Beberapa bulan berlalu, kehamilan Nada sudah menampakkan dirinya. Yah, benar saja. Hubungan Nada dan Alfin masih sangat harmonis, tidak pernah ada pertengkaran. Tidak ada gangguan juga tentunya.

Namun masih ada satu hal yang sangat mengganjal di Hati Alfin.

Mama dan Adiknya belum mengetahui bahwa dirinya telah menikah. Yah benar saja , Alfin bingung harus bagaimana.

Dirinya takut di tuduh tidak baik oleh keluarganya dan disangka menghamili anak orang. Padahal tidak sama sekali.

Sementara Nada selalu bertanya kapan dirinya di pertemukan oleh sang ibu mertua.

"Kapan kira-kira aku bisa ketemu sama ibu kamu?,"tanya Nada,

"Kamu kan udah hamil tua, jadi nggak bisa pergi keluar kota dulu,"ucap Alfin,

Hanya itu yang bisa Alfin katakan saat ini,

Karena Tidak ingin mempunyai beban pikiran, akhirnya Alfin berusaha ingin memberitahu ibu dan adiknya bahwa dirinya telah menikah.

"Aku mau ke Semarang, ada surat tugas ke sana dalam pengecekan personel, kamu dirumah jangan banyak gerak, mbak Ratih akan bantu kamu ,"ucap Alfin,

Nada hanya ber oh ia , sambil mengerjakan pekerjaannya dari rumah di karenakan ia sudah cuti melahirkan. Nada mengambil cuti lebih awal karena bayinya mengalami Sunsang, hingga Nada harus berusaha melakukan beberapa gerakan agar bayinya kembali normal.

"Sayang, jangan nakal yah, jangan bikin perut ibu sakit,"ucap Alfin sambil mengusap perut itu sekali,

Entah mengapa Alfin sangat menyayangi anak yang di kandung Nada walaupun itu bukan anak kandungnya.

Nada hanya bisa mencium tangan Alfin, sambil menunggu Alfin pulang ke Jakarta .

***

"Selama ini kamu sama aku selalu bareng, kamu ada rasa nggak sama aku?,"tanya Zidan,

Fika mendongakkan kepalanya,

"Aku mati rasa Zidan,"jawab Zidan,

"Aku hanya mencintai mantan suamiku, dan juga sangat membencinya cintaku tidak bisa aku bagi,"ucap Fika,

"Apakah tidak ada kesempatan untuk aku Fik?,"tanya Zidan,

"Maafin gue, gue nggak bisa,"jawab Fika,

"Tapi sampai kapan pun lo tetep teman gue,"ucap Fika,

"Kamu pernah menyakiti wanita, dan itu tidak bisa di maafkan,"bisik Fika,

"Tapi, aku mau berubah ,"ucap Zidan membela dirinya,

"Iya Silahkan saja jika kamu ingin berubah, jangan berubah hanya karena manusia. Berubah lah menjadi lebih baik karena Tuhan,"jelas Fika,

Fika pergi meninggalkan Zidan,

"Tidak ada yang mati rasa disini Zidan, perempuan memang ingin di cintai, tapi aku tidak ingin kamu jatuh cinta dengan wanita tanpa rahim seperti aku,"batin Fika, sambil menangis di dalam ruangannya.

Benar saja , Fika mengalami kista pada rahimnya. Sehingga rahimnya harus di angkat. Hal itu yang membuatnya tidak berniat menikah lagi dan akan fokus membesarkan anaknya.

Zidan kini merenung,

Dia hanya berpikir dalam hatinya, bahwa tidak ada lagi yang mencintainya.

"Meninggalkan kamu bagai ninggalin segalanya Nad,"batin Zidan,

Zidan hanya terpaku, dan terus berintrospeksi .

"Nad, gue adalah laki-laki yang gagal,"batin Zidan,

This Perfect! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang