Chapter 20

1.4K 105 19
                                    

Nada langsung murung seketika, nyawa ayah yang sangat ia cintai dalam bahaya. Bagaimana bisa ia meninggalkan ayahnya sendiri saja.

"Kondisi ayah semakin memburuk, mana mungkin gue tinggalin ayah sendiri!,"ungkap nada.

"Ayah nggak papa Nad,"ucap Adijaya menengahi mereka.

"Kamu harus menjalankan tugas, kamu sudah bersumpah mengabdikan dirimu kepada negara,"ucap Adijaya.

"Tapi gimana yah, gimana kalau orang jahat itu balik lagi. Aku nggak mau ayah kenapa Napa,"ucap nada.

"Nggak akan terjadi apa-apa Nad,"jawab Adijaya.

Nada begitu kacau dibuat oleh ayahnya yang tidak mau mendengarkannya sedikit saja.

Nada langsung menghentak-hentakkan kakinya keluar ala raksasa yang marah.

"Rul, komplotan Karyo koruptor PT. Cakalang Buaya yang kita bekuk bertahun-tahun  yang lalu ternyata bebas!,"ungkap Adijaya.

"Mereka membayar denda, dan mereka bebas. Ada seseorang yang menebus mereka, yang sekarang kami pantau yahh, itu menjadi target operasi besok,"jawab Zidan yang begitu serius.

"Jika nada tidak ikut yah, sama saja operasi ini gagal, karena dia yang akan jadi pemeran utamanya, tidak ada lebih pandai darinya dalam hal samar-menyamar,"ujar Zidan.

"Tapi bayi kalian nanti gimana?,"ucap Adijaya.

Zidan langsung skak bila di tanyai soal bayi,

"Aman terkendali,"ujarnya, padahal didalam perut nada tidak ada apa-apa sama sekali.

"Ayah heran deh, tadi sekilas ayah liat nada jatuh tengkurap kok dia nggak papa yah?,"tanya Adijaya.

"Nada pakai pengaman di perut yah,"jawabnya.

"Emangnya ada?,"tanya Adijaya.

"Eumm, ada yah,"jawab Zidan dengan menambah bohongnya lagi.

"Ya Allah maafkan hambamu yang telah berbohong kepada mertuaku,"batinnya.

"Anak buahnya yang kita tangkap dulu itu Dateng kesini, dia ngancem ayah,"ucap Adijaya.

Zidan langsung skak, ia membulatkan matanya dengan selebar bahu

"Dasar mereka!!!,"Zidan langsung emosi seketika.

Ia langsung saja meninju tembok yang ada didepannya.

"Sabar Rul, ayah nggak masalah. Tapi yang buat ayah emosi mereka datang saat ayah nggak berdaya sama sekali,"ucap Adijaya.

"Dassar! Mereka semua pengecut Yah!,"jawabnya dengan emosi Zidan, masih sesekali meninju dinding rumah sakit.

"Mereka sudah beberapa kali ayah lihat, itulah sebabnya Dan, tolong bujuk dokter agar rawat jalan saja dirumah, ayah merasa tidak aman disini,"pinta Adijaya.

"Ayah udah nggak papa Dan, kalaupun ayah Meninggal, ayah mau meninggal dengan cara yang baik, bukan dibunuh! Kalau ayah mati dibunuh, pasti perasaan nada makin kacau,"ucap Adijaya.

"Ja jadi, selama ini ayah hiks hiks,"tangis nada didalam hati ia masih berdiri di ambang pintu.

"Jangan khawatir Yah, Irul bakalan usahain kalau hari ini ayah sudah boleh pulang, Irul akan perketat penjagaan disini, dan dirumah ayah, Irul juga bakal menyelidiki kasus ini lebih jauh,"janji Seorang Menantu kepada Sang mertua.

Nada yang baru saja datang dengan mata yang memerah langsung menarik Zidan keluar dari sana.

"Dan, gue nemuin ini,"nada menunjukkan sebuah benda kecil, yang merupakan alat penyadap.

This Perfect! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang