Chapter 9

1.5K 110 19
                                    

Cahaya Matahari yang mulai muncul membuat cewek sok kuat itu terbangun.

Tangan kekar dan lembut melingkar di pinggangnya membuatnya enggan beranjak dari sana.

Tentu saja dia adalah Sang Nada, yang hanya bisa menyukai nya secara diam-diam.

Rasa gengsi nya yang tinggi membuatnya selalu asal ceplos dan seolah olah membenci suaminya sendiri.

Prinsip akan cowok lah yang harus ngungkapin perasaan nya terlebih dahulu membuatnya selalu saja diam, hanya mengamati saja. Salah satu penyebab nya adalah dia adalah korban sinetron .

Nada hoby nonton film suara hati istri yang tayang setiap sore hari jika ada waktu luang kata cekgu Jasmin.

Nada selalu takut, ia takut memulai sebuah komitmen. Yang terpenting adalah ia tenang.

"Ya Allah Ganteng banget,"batinnya saat melihat wajah yang sangat damai  tidur di sampingnya..

Tangannya mulai bergerak hendak menyentuh wajah yang begitu halus itu namun langsung ia tepis sendiri dikarenakan ia sudah sadar sepenuhnya dari mimpinya yang tidak-tidak membayangkan orang yang tidak mencintainya.

"Akh,"Ringis nada sangat mencoba berjalan.

Refleks, Zidan langsung saja bangun dan berdiri.

"Kamu kenapa?,"tanyanya.

"Sakit,"jawab Nada dengan singkat.

"Sini aku liat, yang sakit dimana?,"

"Biar aku obatin,"lanjutnya.

Nada langsung melempar wajah Zidan dengan bantal.

"Astaga kenapa gue jadi fuckboy kayak gitu,"batin Zidan.

"Ini semua gara-gara Lo!,"ungkap nada.

Dengan hati-hati ia berjalan menuju ke kamar mandi tentu saja ia ingin mandi karena ia harus ke kantor terlebih dahulu untuk apel setelah itu ia harus menjaga ayahnya yang sedang dirawat di rumah sakit.

"Ya Allah Sakit banget,"batin Nada,

"Baru dibuat udah kayak gini apalagi nanti kalau udah mau lahir, astaga,"Nada membayangkan sesuatu yang tidak-tidak.

Ini memang konsikuesi yang harus ia terima, siapa suruh memaksa suaminya sendiri memperkosa dirinya? Bodoh bukan?

Nada keluar dari kamar mandi menggunakan kimono dan berjalan dengan membuka kakinya dengan lebar karena ia merasakan perih.

"Kamu nggak usah ke Kantor , biar aku yang izinin, kalau kamu lagi sakit,"

"Nggak usah lebay, gue nggak papa,"jawabnya dengan begitu cuek.

Nada kini telah siap dengan seragam kebanggaan nya, ia sudah lengkap dengan pistol yang berada di kantongnya.

"Gue berangkat duluan, kalau mau makan di kantin kantor aja. Gue kesiangan bangun jadi nggak sempet masak,"

Nada langsung meraih dengan cuek tangan yang ada didepannya, demi menghormati orang yang ada didepannya yang notabene nya sudah berstatus suaminya secara utuh.

Zidan yang kini beranjak dari duduknya, baru ingin mencium kening Nada namun nada langsung berpaling, tidak seperti biasanya.

"Nad,"panggilnya saat Nada sudah berjalan keluar.

Nada hanya berbalik,

"Kamu pakai mobil aja, biar aku yang pakai motor,"ucapnya kepada Nada,

"Iya," jawab Nada dengan singkat,

This Perfect! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang