Setelah menyelesaikan perdebatan, akhirnya mereka berdua keluar dengan nada masih ngambek. Nada seorang diri pergi mengurus administrasi rumah sakit, padahal ia sendiri tidak memiliki uang.
"Suster, biaya rumah sakit untuk bapak Adijaya Hafid?,"tanya Nada, nada benar-benar khawatir, dikarekan uangnya mungkin tidak akan cukup.
"Total biayanya 35.950.600 rupiah Bu, ini sudah dengan total biaya pemindahan pasien untuk dirawat dirumah dan sewa alat-alat perawatan dan tenaga medis selama sebulan yang akan datang,"ucap Petugas Administrasi Rumah sakit
Nada langsung membulatkan matanya, darimana ia harus mendapatkan uang sebanyak itu.
"Tapi biaya ini sudah di tebus oleh Pak Zidan Khairul Akbar,"ucap Petugas itu.
"Ohh baiklah suster, terima kasih,"
Nada langsung pergi, tentu saja ia harus menemui Zidan dan berbicara sekaligus berdebat lagi.
"Makasih kamu udah bayarin ayah aku biaya rumah sakit, secepatnya aku bakalan ganti semuanya,"ucap Nada dengan singkat.
"Ngapain mau diganti, nggak usah,"jawab Zidan, ia benar-benar tidak mengerti dengan istrinya ini, mengapa sangat gengsi.
"Aku nggak mau hutangbudi, aku bakalan ambil kredit di Bank, buat gantiin semua uang kamu,"ucap nada tak mau kalah.
"Uang aku uang kamu juga , kamu bebas mau ngapain, nggak usah sok sok an, jangan sampai kamu mau jual perusahaan di Tanggerang, aku masih punya simpenan,"ucap Zidan,
"Uang itu dulu aku kumpulin buat biaya nikah, dan ternyata aku nikah nggak pakai biaya sama sekali, dan ini uangnya aku gunain buat Ayah saja, karena gara-gara ayah aku nikahnya nggak pakai biaya,"jawab Zidan begitu enteng, tentu saja membuat nada kembali tersinggung.
"Yaelah, gampang kan. Nikahnya sama gua, nggak perlu neko neko sewa gedung sewa Catering make up preewed, sekali ancam doang mah,"ucap Nada langsung ngegas.
"Santai mbak,"ucap Zidan menutup mulut nada.
"Wuwuwuuwuauwhsuw,"ucap Nada tak karuan, air liurnya sudah tersembur sembur di tangan Zidan
"Astagafirullah, saya udah bilang Pak Nada , Bu Zidan kalau mau berantem dirumah saja, ini tempat umum,"ucap Dokter dengan geleng-geleng.
"Woyyyy dokterrrr!!!,"nada langsung ngegas dengan semburan air liur.
Dokter langsung mengelap wajahnya, sudah beberapa kali ia disembur oleh Polisi yang satu ini.
"Warasin diri dulu baru jadi dokter, tes kejiwaan dulu dok, Gue Cewek cewekkkk!!!,"nada memperlihatkan otot lengannya yang terdiri dari sedikit otot dan lemak yang berbaur menjadi satu, membentuk lengan yang kuat.
"Kenapa bilang pak nada!,"lanjut nada,
"Maaf Buu Nada yang terhormat,"ucap Dokter berbadan gempal itu dan langsung masuk mengurus pemindahan Pasien.
Dokter dan pihak rumah sakit,langsung memasukkan Adijaya yang masih terbaring dan belum bisa duduk itu, serta selang-selang masih menancap ke dalam ambulance.
"Biar gua yang ikut di dalam mobil ambulance, motor Lo kasi masuk di mobil,"titah nada.
"Mana bisa sih Nad, mana muat,"ucap Zidan memperhatikan mobil Honda jazz itu.
"Muatin aja,"saran nada.
Zidan hanya bisa memanyunkan bibirnya,
"Kamu bawa mobil, aku bawa motor pulang,"ucap Zidan.
"Kamu bisa denger nggak sih kalau aku suruh, selalu aja ngelawan, nggak bisa apa—,"
"Stopp!!! Gue tau lo pasti mau ngomong nggak bisa apa dengerin aku sekali aja,"ucap Nada serasa mengejek.
KAMU SEDANG MEMBACA
This Perfect!
Teen Fiction#polwan rank 1 6 Desember 2020 Sequel My Perfect Husband! Kisah perjalanan cinta dan kehidupan Denada Maharani Adijaya yang kerap di sapa nada itu, ia sangatlah bobrok. Namun, disaat cintanya mulai merasuk dalam dirinya ia menjadi sedikit waras. Lam...