56

682 88 16
                                    

Nada seketika blushing, untuk kesekian kalinya dirinya dipuji oleh Alfin bahkan tatapan mata Alfin yang tulus bisa saja membuat nada meleleh seketika terlebih cambang Alfin yang berbulu tipis membuat siapapun kagum melihat ketampanan nya.

Nada dan Alfin kini menuju ke Ballroom hotel MTG. Benar saja target yang di tuju belum tiba. Alfin lebih dahulu keluar mengendap-endap agar tidak terlihat sama sekali.

Sementara Nada masih terus chatting di Mi Chat dengan si TNI gadungan yang sering juga menjadi perwira polisi itu. Bahkan yang membuat nada semakin nyesek adalah nama TNI gadungan itu adalah Khairul, nama yang merupakan nama panggilan Zidan oleh keluarga dekatnya. Sementara ketika menjadi polisi gadungan namanya adalah Vian. Kali ini TNI gadungan itu menyamar menjadi Khairul yang mengaku TNI yang sedang dinas di Komando Garnisun Tetap.

Nada berjalan sok cute sambil pamer hp iPhone dan kunci mobil Alfin agar si gadungan tertarik untuk memeras nada.

***

"Ketika saya kode kalian maka kalian masuk, satu persatu, "ucap Zidan dalam pertemuan itu.

"Siapkan diri kalian di malam hari yang menentukan kita menang melawan Karyo dan komplotan atau kita mati semua,"jelas Zidan.

"Siap komandan,"ucap para Bharada.

Zidan kini berjalan masuk kedalam ruangannya, bahkan ia masih memikirkan keromantisan nada dan Alfin. Bahkan Zidan merasa tidak rela.

Zidan POV.

Saya berjalan masuk kedalam ruangan saya untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan yang harus saya rampungkan hari itu juga. Terlebih saya harus disiplin. Ditambah dengan pikiran saya yang selalu memikirkan nada dan Alfin pagi tadi. Memang benar saya sendiri menitipkan nada kepada Alfin agar keselamatan nada terjaga. Selama Karyo belum tertangkap nada masih menjadi buronan Karyo. Entah mengapa ketika saya menyebut nama Karyo, bahkan rasa kebencian mendarah daging saya rasakan.

Ada sebuah hal janggal yang membuat saya semakin tidak menyangka, waktu dalam keadaan setengah sadar saat saya memang sudah sangat kritis saya bisa merasakan belaian tulus dan lembut dari aura keibuan yang sangat mendalam saya rasakan.

Bahkan saya berfikir itu ibu saya, namun tidak itu hanyalah seorang dokter yang profesional.

Bukannya saya tidak bersyukur memiliki orang tua angkat seperti Papa Akbar dan Mama Zalihah, tapi seorang pasti akan menanti dan sangat ingin tau asal-usul mereka dari mana,

Saya tidak tau menahu tentang takdir, dirinya bisa diputar kapan saja oleh Tuhanku

Jelasnya, dulu saya benar-benar amnesia setelah operasi itu. Setelah membahas masalah Karyo mengapa saya bisa langsung pulih. Entah mengapa.

Bahkan nada dengan sekuat tenaga mengingat kan saya, saya tidak bisa mengingat, mengapa ketika Abang saya mengingat kan kepada saya tentang kasus yang saya tangani mengapa saya ingat semuanya. Saya bahkan sangat ingin menangis, dan meminta maaf sedalamnya kepada nada atas apa yang saya perbuat beberapa hari itu yang sangat menyakiti nada hingga nada memberi saya waktu kapan dirinya pergi meninggalkan saya selama.

Jam makan siang telah tiba, ingin sekali saya menelpon nada dengan bertanya kamu makan gih, biar dedek bayi sehat-sehat saja. Namun karena pura-pura amensia ini, harus kuurungkan semuanya.

Aku sudah mencintai nada, sejak aku menyentuhnya terakhir kali itu. Aku tidak cinta dengan Mairah lagi, wanita yang membuat ku menjadi kutub karena dia pergi dengan cara yang tidak tepat.

Author POV

Jam makan siang telah tiba, Nada sudah sangat marah menunggu sang gadungan sangat lama.

This Perfect! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang