Chapter 11

1.4K 106 25
                                    

"Tolong....tolong....,"suara teriakan wanita yang diganggu oleh beberapa preman di lorong-lorong jalanan sepi.

Seorang pria gagah berani turun dari mobilnya langsung berusaha menghajar satu persatu ditengah banyak preman yang ingin melecehkan sang cewek.

Dengan gagah beraninya, pria itu langsung menendang kepala preman itu menggunakan sepatu pantofel yang ia kenakan.

Brugh.... Bruguhhh....

Suara pukul memukul, tendang menendang, dan tonjok menonjok satu lawan 3 kini terjadi.

Zein yang awalnya rapi dengan pakaian ala dosennya kini babak belur tak karuan.

Cewek yang disandra kini berlari sejauh mungkin. Sambil mengumpulkan sisa-sisa tenaganya untuk bertahan. Dan tentunya menelpon polisi.

Insiden tonjok menonjok itu belum juga di akhiri, Zein masih melakukan perlawanan.

Hingga tak beberapa lama mobil polisi sudah menampakan dirinya,

Namun,

Nihil para penjahat itu langsung menusuk perut Zein menggunakan pisau.

Zein langsung saja tergelatak tak berdaya disana.

"Aaaaaaaaa,"teriak seorang wanita ketika melihat banyaknya darah yang keluar akibat luka tusukan.

Bomm.....

Semua penjahat itu langsung di lumpuhkan dengan timah panas karena berusaha untuk berlari.

Dengan gagahnya, AKP Dzaky Khalid Akbar langsung memborgol tangan semua penjahat itu. Tak ketinggalan melirik wanita yang melapor ke polisi, dengan pedenya ia menyerahkan jaketnya kepada wanita yang bajunya sudah robek di bagian atas.

"Terima kasih pak polisi hiks..hikss, tapi tolong orang yang menolong saya ditusuk,"ucap wanita itu sambil menangis tidak karuan, ia merasa sangat bersalah.

"Sudah tenang , korban akan segera di bawa kerumah sakit. Lebih baik kamu pulang saja. Ini menjadi tanggung jawab kami,"jawab Dzaky.

Sementara itu, Zein langsung di larikan kerumah sakit.

***

Prakkkk.....!!!!!!

Suara pecahan gelas susu langsung saja membuat Mairah semakin khawatir. Pasalnya sudah jam 10 malam Zein masih belum pulang juga.

Ia kini meraih ponselnya, dan terus saja menghubungi nomor Zein namun tidak ada respon sama sekali.

"Ya Allah, semoga pak Zein baik baik saja,"doanya.

Mairah terus saja memegangi perutnya , ada rasa sakit yang kian mengganggu membuatnya selalu saja memikirkan Zein.

"Sabar nak, papi pasti pulang,"ucap Mairah.

Mairah terus saja duduk di sofa ruang tamu, menunggu kedatangan Zein.

"Ya Allah,"Mairah kembali memegang perutnya, perasaan keram itu tiba-tiba muncul lagi.

Keringat dingin mulai membasahi tubuh Mairah, ia tidak paham mengapa ini bisa terjadi terlebih ia selalu saja memikirkan Zein.

Sudah berjam-jam, Mairah dengan posisi yang sama. Bahkan rasa kantuk tidak ada muncul sama sekali.

***

"Kamu sudah menemukan identitas korban?,"tanya Dzaky kepada juniornya.

"Siap Ndan, Pria ini bernama Zein Abdulla—,"jawab Juniornya,

"Apa? ZEIN??? ASTAGA!,"potong Dzaky.

"Komandan kenal?,"tanya polisi itu.

"Iya,"

This Perfect! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang