"Jangan bilang lo berusaha caper sama si Nada,"ucap Dzaky ,
" apa sih lo bro, gue itukah temennya nada, ngapain gue caper,"jawab Alfin,
"Bang Dzaky!!!!,"teriak Nada, berlari keluar memeluk Dzaky,
"Maafin gue Nad"ucap Dzaky,
"Udah bang, lo ngga salah. Ini semuanya salah gue,"jawab Nada,
"Nad, ini buat lo,"Dzaky menyerahkan ampop yang bertuliskan sertifikat, dan sebuah kunci.
"Ini apa bang,"tanya Nada,
"Rumah hadiah pernikahan dari gue itu punya lo, gue sengaja buat sertifikatnya atas nama lo, sampai kapanpun gue akan terus jadi kakak lo walaupun lo dan adik gue udah ngga bersama lagi,"ucap Dzaky,
"Maaf bang, gue ngga mau lagi ada urusan sama Zidan, gue ngga mau dia ngeributin soal harta gono gini dengan gue, lebih baik rumah ini buat Zidan aja,"
"Siapa tau nanti dia mau nikah sama si Mairah, dia bisa tinggal disana,"lanjut Nada,
"Kalau gue udah nggak ada urusan lagi bang, gue ngga mau jatuh cinta lagi, karena itu semuanya bullshit,"
"Gue ngga bisa percaya lagi sama laki-laki, gue udah di bohongin sama banyak laki-laki, dan sekarang sulit lagi bang, jadi buat apa gue ambil rumah itu,"
"Yang jelas gue ngga mau ada urusan lagi sama Zidan bang, gue rasa ini sudah selesai, gue nggak akan mau mengenal Zidan itu siapa,"jelas Nada, kembali menyerahkan sertifikat rumah itu,
"Tapi Nad, ini khusus buat lo, dan lo nggak mau nerima ini?,"ucap Dzaky,
"Gue bakalan bahagia banget kalau lo mau nerima hadiah terakhir dari gue selama gue bergelar kakak ipar lo, gue mohon Nad, apa gue harus sujud dulu di kaki lo baru lo mau nerima ini,"pinta Dzaky,
" Sudahlah Nad, terima saja sayang,"ucap Adijaya ,
Nada menatap Adijaya dan bergantian menatap Alfin,
"Terlalu banyak kenangan gue dirumah itu, kalau gue nerima rumah itu nggak bisa bang luka ini sembuh,"
"Kalaupun gue ambil gue ngga bakalan tinggal disana dan gue nggak bakalan pernah pergi kerumah itu, hati gue sakit bang,"jelas Nada,
"Gue paham, Yaudah gue ngga mau maksa, gue bakalan simpan ini sewaktu waktu lo mau ambil ,langsung bicarain ke gue ya,"
"Karena gue ngga sudi memberikannya kepada Zidan!,"ucap Dzaky tegas,
" udah bang, gue istirahat dulu ya,"ucap Nada,
"Pak Fin, makasih ya udah Bantuin saya, ayah,nada istirahat dulu,"ucap Nada kemudian berlalu masuk kedalam kamarnya,
Nada masuk ke kamar dalam kondisi menangis,
Ia mengingat semua kenangannya bersama Zidan,
Nada benar - benar sangat mencintai seorang Zidan yang merupakan cinta pertama dalam hidupnya,
"Gue nggak mau kehilangan lo, andai gue tau lo itu mantannya Mairah, gue nggak bakalan pernah nemuin lo sama Mairah,"
"Gue ngga salahin Mairah, tapi Zidan berubah sejak adanya Mairah,"
"Gue mau kayak dulu saat lo berusaha nerima gue, memperlakukan gue dengan baik walaupun gue jahat, lo tetap sayang sama gue, lo tetap sabar hadapan sikap gue,"
"Kenapa sekarang lo ngeluh padahal gue udah cinta banget sama lo, gue ngga egois Zidan, gue bersikap sesuai apa yang lo lakuin ke gue,"
Nada membatin sambil menangis,
KAMU SEDANG MEMBACA
This Perfect!
Teen Fiction#polwan rank 1 6 Desember 2020 Sequel My Perfect Husband! Kisah perjalanan cinta dan kehidupan Denada Maharani Adijaya yang kerap di sapa nada itu, ia sangatlah bobrok. Namun, disaat cintanya mulai merasuk dalam dirinya ia menjadi sedikit waras. Lam...