89

309 33 1
                                    

Hari mulai berlalu begitu cepatnya,

Bayi kecil Nada sudah menunjukkan perubahan yang baik, bayinya bahkan sangat aktif menendang nendang.

"Anak ibu kalau besar ibu ajarin taekwondo ya biar kuat,"ucap Nada tatkala ia memakaikan bedak kepada bayi kecilnya.

"Fin, kamu ke kantor jam berapa?,"tanya Nada,

"Agak siang sih, ngga terlalu sibuk juga soalnya hari Jum'at paling setelah sholat aku pergi,"jawab Alfin,

Bel rumah kini berbunyi, Alfin buru-buru membuka pintu.

"Suprise!!!,"ujar ketiga lansia itu dengan suara yang heboh, ditambah dengan satu lelaki jomblo yang seperti tidak pernah makan lima hari,

"Ayah, Papa, Mama, Kyy!,"ucap Alfin,

"Kenapa ngga bilang mau datang, andai aku tau pasti aku jemput tadi di bandara,"ucap Alfin,

"Haus bray, ngga disuruh masuk apa,"singgung Dzaky yang memang seperti orang kecapean karena harus mendorong 4 koper sekaligus ,

"Silahkan masuk,"ucap Alfin sambil menahan tawanya,

"Si Nada mana?,"tanya Dzaky, sambil meletakkan bokongnya ke kursi,

"Ada didalam abis mandiin si kecil,"jawab Alfin,

Tak beberapa lama Nada keluar dari kamar,

"Ayahh,"teriak Nada dengan heboh sembari berlari dengan menggendong bayi kecilnya,

"Ya Allah fotokopi bapaknya tu anak,"ucap Dzaky keceplosan,

Dengan refleks Zalihah mencubit perut Dzaky ,
Nada langsung melirik tajam kepada Dzaky,

"Maksudnya emaknya, salah sebut gue maklum laper, jadi pengurus panti jompo,"elak Dzaky,

"Jadi ngga ikhlas ngurusin orang tua Hah!,"zalihah kembali menambah cubitan ke perut Dzaky yang sudah sedikit mengembung karena di Sulawesi utara dia banyak makan karena sering dibawakan makanan oleh teman-teman perempuan yang ia kenal di media sosial,

"Udah Mam, udah sakit perut anaknya. Entar mau lahiran ribet, belum sembilan bulan soalnya,"jawab Dzaky sambil meringis,

"Ngelahirin apa bang? Buntelan kentut?,"tanya Nada,

"Selamat juga lo yah ngelahirin gue kira lo udah lemah sok sok manis disana,"

Dimulai lagi pertengakaran antara Nada si wajah sinis dan Dzaky di tukang nyinyir punya mulut lemes tujuh keliling ,

"Kalian udah tua masih aja berantem kayak anak TK, kalian pikir kalian masih TK apa,"tegur Zalihah,

"Siap Salah,"ucap Nada,

Dzaky tidur seperti paus terdampar di samping keponakan kecilnya karena terlalu kecapean mengurus 3 orang tua dan membuatnya kehabisan banyak tenaga terlebih ia harus pura - pura bahagia karena di usia yang hampir 40 tahun dia belum menikah juga,

Kakek dan Nenek itu begitu bahagia melihat anak kecil yang begitu cantik disana, mereka asyik bermain walaupun dengan anak bayi yang tau apa-apa.

"Jadi? Kapan kalian mau resepsi? Sebelum Nada berangkat pendidikan atau bagaimana?,"tanya Zalihah,

Alfin langsung skak mat, ia tidak tau harus menjawab dengan apa. Maminya tidak merestuinya, Untuk resepsi yang besar nantinya.

"Aku udah ngurus surat nikah kita di KUA, dan setelah semuanya membaik kita baru melaksanakan resepsi,"ucap Alfin,

"Kalian ngga mau nikah kantor? Nad? Kamu ngga mau jadi ibu persit ?,"tanya Zalihah

" Setelah semuanya membaik , terlebih nada harus fokus untuk pendidikan secapa,"ucap Alfin,

This Perfect! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang