Chapter 48

751 100 14
                                    

"Hamil?,"

"Gue terakhir bikin Anak dua bulan yang lalu, kemarin gue keracunan,,"batin Nada,

Bukannya senang nada malah menangis, entah apa yang merasuki nya .

Dzaky yang sudah sangat senang karena nada hamil langsung berlari masuk kedalam IGD.

"Akhirnya Lo hamil juga Nad!!!,"ucap Dzaky bersorak.

Namun nada hanya memasang wajah datarnya, disertai air mata yang ia sembunyikan.

"Lo kenape? Kenape Lo nangis?,"

Nada langsung mendongakkan kepalanya,

"Bang, gue hamil. Tapi,,, apa dia ingat kalau ini adalah anaknya?,"ucap Nada sembari mengelus perut ratanya.

"Ikatan batin antara bapak dan anak itu kuat, bisa jadi dengan adanya anak itu Irul jadi bisa mengingat semuanya,"ucap Dzaky,

Nada mengacak rambutnya, ia benar-benar frustasi.

"Kalau ayah kamu masih belum inget kamu saat kamu udah 6 bulan diperut ibu, kita pergi menjauh yah nak dari ayah kanu, biar ayah kamu rasain yang ibu rasain kehilangan sosok yang masih ada,"batin Nada,

"Daripada Lo nangis kayak kambing Conge kayak gitu, mending Lo keruangan Irul," ucap Dzaky sembari meninggalkan tempat itu.

Nada menarik nafas panjang, ia berusaha sekuat mungkin menahan rasa sakit pada tubuh dan rasa sakit pada hatinya.

Nada belum bisa menerima semuanya, ketika hatinya hidup, cintanya yang hilang...

Nada masuk dengan hati-hati,

Ruang rawat VVIP itu hanya diisi sang orang lupa ingatan

"Mbak," tegur Zidan di awal .

Nada hanya diam, tidak menjawab.

"Lo nggak inget sama sekali, tentang pernikahan kita?,"

Zidan hanya diam, bahkan dirinya sendiri tidak paham dimana sekarang dia berada, bahkan di dunia manakah dirinya sekarang. Dunia yang begitu asing baginya.

"Pernikahan kita?,"ucap Zidan, .

Nada mengangguk,

Nada membuka ponselnya,

"Sejak kapan iPhone mempunyai 3 kamera?,"batin Zidan,

"Ini Lo, ini gue," nada memperlihatkan foto berlatar kuning dengan dua manusia memakai baju PDU polisi dengan Zidan menggunakan 2 balok di pundaknya.

"Maaf mba saya tidak mengingat nya sama sekali, apakah mba mengibuli orang lagi, secara mba suka bercanda,"jawab Zidan,

Rasa retak nada rasakan ketika Zidan mengira ia hanya mengibulinya semata.

"Apa Lo nggak inget waktu Lo nyentuh gue pertama kalinya?,"

"Nyatanya Dan, dari pertama kita nikah yang mencintai cuma gue, dan Lo ngga dan Lo cuma takut sama ayah gue jadi Lo berusaha menjadi perfect husband," ujar nada tanpa rem lagi.

Nada langsung melempar bukti USG ke dada Zidan.

Tangan Zidan kini sudah bisa bergerak, hanya saja Zidan masih belum bisa berjalan.

"Ini apa?," Tanya Zidan,

"Buka," titah Nada,

Zidan langsung membulat kan matanya,

" Kita dulu berambisi untuk punya anak secepatnya kan? Agar kita bisa lebih dekat, dan cinta Lo bisa bener bener hanya buat gue,"

"Sekarang didalam sini, ada anak Lo dan gue, anak kita!," Nada menunjuk perutnya.

This Perfect! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang