Chapter 3

1.9K 133 11
                                    

Nada cewek sok kuat tapi lemah iman dan emosinya mudah memuncak itu langsung menangis sambil duduk diatas kloset, walaupun tidak BAB.

"Bodo, bodoh, bodoh!!!!,"kutuknya pada dirinya sendiri.

"Apa susahnya sih buka hati,"gumamnya disertai tangisan kecil, yang menurutnya itu adalah hal terlebay yang pernah ia lakukan.

"Tapi gue nggak bisa, gue takut, gue takut saat gue sayang, jatuh cinta, dan takut kehilangan dia malah ninggalin gue,"

"Denada Maharani, yakin dong, nggak ada yang nggak bisa kalau dicoba,"

"Masa cinta mau di coba-coba sih,"

Nada terus bermonolog dengan dirinya sendiri pas didepan cermin yang berada di depan kloset sambil duduk di kloset.

"Gue udah gila Ya Alloh, cowok kutub itu ngerusak pikiran gue, kenapa gue kagak orang gila sih bicara sendiri?,"

Sementara Idan, di luar hanya diam. Ia tidak tau apa yang akan ia lakukan. Mengapa kata-kata itu keluar dari mulutnya, mengapa tangannya itu nakal sampai megang yang memang seharusnya ia pegang namun masih dilarang sama yang punya karena tidak ada unsur romantis sedikitpun disana.

Dilain sisi, ia masih terus mencari keberadaan Mairah, ia masih mencari-cari akun Instagram Mairah. Sementara akun Instagram nada, tidak ia follow sama sekali, Hmm sungguh miris.

Ia hanya mendapati beberapa akun lama saja, hingga ia membuka akun lama itu.

Ia melihat salah satu tag disana, dan benar saja ia melihat sendiri foto Mairah mantan kekasihnya itu, bersama dengan Nada Istrinya sekarang dan tentu nya Yura dan seorang laki-laki alay , siapa lagi kalau bukan Denis.

Idan, langsung melempar hpnya yang masih baru hadiah dari give away. Tentunya bukan iPhone 11, melainkan hanya hp Android yang punya fitur wajah cantik.

(Bukan iklan)

Idan tidak pernah memakai hp iPhone, alasannya sungguh sangat lebay. Adalah hp iPhone tidak punya tombol kembali.

Ia kembali memungut hp yang ia lempar dan Al hasil layar hpnya sudah pecah dengan pecahan yang penuh jiwa seni kreatif memacu didalamnya mirip mosaik kulit telur.

"Ya Allah, ampuni dosa hamba mu," ucapnya sambil menatap sedih hpnya yang sudah pecah.

Nada kini keluar dari kamar mandi, memasang wajah cuek sok cantik, tapi eh memang cantik kalau dipandang dari jarak 1mm.

Nada langsung saja mengakhiri wajah cuek dan sok cantiknya, ia langsung menganga melihat hp hadiah give away itu layarnya sudah seperti mozaik kulit telur.

"Astaga kasian hp give away nya,"

Idan hanya menatapnya, sambil memegang hp yang pecah itu tanpa dosa.

"Gak papa lah, secara Lo itukan perwira jadi kalau hp kayak gitu mah gampang Lo belinya,"sambung nada.

Nada langsung keluar dengan langkah menyerupai model namun ia lebih kaku.

Ia langsung menuju dapur, tentu saja untuk memasak sarapan.

Nada adalah tipe orang pecinta makanan yang bahan dasar beras. Baginya jika bukan makan dari beras, ia tidak akan kenyang sekalipun.

Nada langsung mengeluarkan nasi yang sudah sehari berada di kulkas dan langsung menggorengnya.

***
"Mai, saya ke kampus dulu. Kalau butuh apa-apa bibi stand by disini yah. Saya ada rapat jadi, jangan hubungi saya,"

Begitu dingin, hanya itulah yang terpancar. Bahkan sandwich itu sama sekali tidak disentuh.

"Makan dulu pak, saya sudah memasak,"ucap Mairah dengan penuh harap.

This Perfect! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang