99

170 13 1
                                    

Kondisi rumah sakit di penuhi ketegangan, Hidup dan Mati nada sekarang di pertaruhkan , sudah 3 jam proses operasi itu berlangsung namun belum ada tanda-tanda akan selesai.

"Ya Allah karma apa yang didapatkan anakku,"batin Adijaya,

"Ya Allah jika ini adalah karma ku yang engkau limpahkan ke Puteri kesayanganku , maka aku mohon ampunilah aku ya Allah atas dosa-dosaku di masa lalu,"

"Ya Allah cukupkan lah rasa sakit yang di derita puteri kesayanganku, hamba mohon sempurnakanlah hidupnya setelah ini, hamba mohon berikan puteri kesayanganku kesempatan untuk memperbaiki hidupnya,"

Adijaya menangis sesenggukan di atas sajadah, di saat istrinya meninggal pun dirinya tidak pernah menangis sekencang ini, orang tuanya meninggal dirinya pun bisa menahan tangisnya tapi saat ini ketika puterinya yang terkena musibah rasa sakit di hatinya tidak bisa ia tahan. Adijaya bahkan tidak rela melihat Nada merasakan hal - hal yang membuatnya sakit.

"Mas, sabar ya,"Akbar mengelus punggung Adijaya ,

Akbar hanya bisa memeluk sahabat karibnya itu, mereka yang bak saudara kandung saling bertukar kesedihan.

Sementara Zalihah dan Zidan masih duduk didepan ruang operasi sedang menunggu kabar baik, Zalihah hanya bisa menangis di dekapan Zidan.

"Mama ngga tau harus gimana kalau sampai mama kehilangan Nada,"

"Mama yang rawat Nada dari sejak dia bayi sampai sebesar ini, mama ngga akan sanggup melihat nada merasakan hal seperti ini,"

"Aku emang larang mas adi dan Papa kamu Nyuruh nada jadi polisi juga, tapi mereka tetap kekeuh karena merasa Nada adalah anak kuat, tapi Nada itu perempuan, mama sendiri tidak sanggup menjalani tugas negara ini, itulah sebabnya mama tidak berani menjadi penyidik saat muda,"ucap Zalihah,

"Mama ngga mau kehilangan Nada, Nada sudah terlalu sering merasakan kepahitan hidup, mama ngga mau Nada merasakannya lagi,"

Zalihah terus-terusan menangis,

"maafin aku mah, aku dulu pernah nyakitin Nada,"ucap Zidan,

"Kesalahan kamu itu tidak pernah mama maafkan Zidan , sudah lupakan saja,"jawab Zalihah,

Zidan hanya diam, lelaki tangguh seperti dirinya tidak bisa menahan air matanya hanya karena wanita. Iya, wanita itu adalah Nada. Hanya Nada yang berhasil membuat Zidan menangis.

"Aku jujur Nad, ngga ada yang bisa gantiiin kamu,"

"Kamu memang bukan cinta pertama aku, tapi sejak saat aku jatuh cinta sama kamu ngga ada lagi cinta setelah kamu, cuma kamu yang bisa nyempurnain kehidupan aku,"batin Zidan,

Zidan hanya bisa menyesal atas apa yang ia perbuat waktu itu, kalimat laknat talak berkali kali yang membuat dirinya dan Nada berpisah. Kalimat yang disertai godaan setan yang terkutuk membuat Zidan melakukan hal yang paling dibenci oleh penciptanya.

***

"Lapor Ndan, Ibu Nada mengalami kritis dan sedang menjalankan operasi. Kasus ini apakah segera diproses atau menunggu ibu Nada pulih?,"

"Tidak usah menunggu, kita melakukan ini sesuai strategi yang disusun Nada dari awal, jika di tunda Napi brengsek yang di tangani ibu Nada hanya menjadi beban kita disini,"

"Segera proses, serahkan berkasnya ke JPU,"ucap Komandan,

"Ibu Nada Kritis, jadi gue bakalan jadi tertuduh dong? Siapa lagi yang mau beking gue, cuma ibu Nada yang perjuangkan gue,"ucap Napi yang kasusnya di tangani oleh Nada,

Banyak Napi yang bersedih, mereka semuanya sholat untuk mendoakan agar Nada cepat sembuh. Mereka takut jika pelimpahan perkara mereka di serahkan ke penyidik lain, membuat hukuman mereka semakin lama, dan mereka takut tidak sanggup mental apabila mendapat penyidik lain.

This Perfect! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang