75

500 66 13
                                    

" cara ngurus perceraian gimana sih?"tanya Nada kepada Pak Rahman

Rahman langsung saja membulatkan matanya,

" yang mau cerai siapa?"

" gue," jawab Nada,

Rahman langsung saja menganga,

" eh buset kenapa pakai acara cerai-cerai ngga baik lo itu perbuatan yang dibenci Allah ," ucap Rahman

" siapa yang mau cerai, gue cuman nanya caranya cuma bertanya bukan ingin melakukan,"jawab Nada,

" oh gitu toh, caranya cukup ke pengadilan agama saja bawa KK, KTP , Surat nikah gitu aja sih terus bakalan di urus disana nya terus ada tahap mediasi dulu," jawab Rahman

" pakai duit ngga tuh?" Tanya Nada lagi,

" pakai lah ya kali jaman sekarang ada yang gratis, siapin berjetonglah buat bayar pengacara,"ucap Rahman,

" Yaelah duit gue kan ngga ada," batin Nada,

" oke pak bro, gue lanjut nugas!," ucap Nada merasa dirinya baik-baik saja padahal nada saat ini telah berusaha menahan tangisnya.

Nada melirik ke ruangan Tindak Pidana Umum namun Nada sudah tidak menemukan zidan disana,

Nada melanjutkan aktivitasnya dengan membawa kembali tahanan kepolres karena mereka belum bisa dimasukkan kerutan karena belum Sidang.

Setelah sampai dipolres, Nada kembali melihat zidan tengah berbincang-bincang dengan Vero! Yah benar saja walaupun Nada tau mereka satu tim namun Nada sangatlah overthingking saat ini.

Nada sengaja lewat sangat dekat disana hanya untuk caper , ia ingin mengetes apakah Zidan akan meminta maaf kepadanya atas kejadian yang ia lihat tadi siang ataukah tidak menggubrisnya lagi.

Nada berharap zidan mengejarnya , namun ternyata, ternyata Nada salah besar zidan malah tidak memperhatikannya dan lebih melanjutkan pembicaraannya dengan Vero mengenai sebuah penyelidikan.

Nada yang muak langsung masuk kedalam ruang Intelkam dan mengambil barang-barangnya kemudian pulang.

" Suami Anjrott, sikapnya begitu estetok,"Cibir Nada, namun tidak ada yang mendengar.

" izin pamit ibu, dan kakak kakak serta adik adikku," ucap nada kemudian melambaikan tangannya,

Nada masuk kedalam mobil dan melajukan mobil dengan kecepatan yang sangat rendah benar saja ibu kota tercinta macet saat jam pulang.

Nada baru sampai setelah azan magrib,

Sungguh sangat membagonkan bagi Nada, namun nada tetap bersikap begitu estetik di depan ayahnya,

" ayah udah minum obatnya?"tanya Nada,

" Nada, kenapa tatapan mu kosong dan wajah mu sangat pucat,"tanya Adi

Nada langsung melihat wajahnya dari kaca ,

" ah ngga yah, Nada cuma kecapekan aja,"jawab Nada,

" Suami kamu mana?"tanya Adi

" masih di kantor Yah , dia mungkin lembur,"jawab Nada,

" Nggak usah pulang aja sekalian Yah, bikin hati Nada semakin sakit aja kalau dia pulang,"batin Nada,

"Yaudah Ayah nada mandi dulu yups," jawab Nada sembari menuju kamarnya ,

Setelah sampai dikamar, bekas pergulatan mereka tadi malam belum dibereskan bahkan selimut itu berbau amis ,

Nada dengan sekuat tenaga mencuci sprei itu menggunakan tangan dikamar mandi didalam Kamarnya, dan sekuat tenaga pula Nada menahan tangisnya.

Nada kini membaringkan kepalanya ia merasa sangatlah lelah. Lelah hati dan tubuh berpadu menjadi satu.

This Perfect! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang