Chapter 5

1.7K 106 20
                                    

1 Bulan kemudian

Wanita Cantik , kulit putih khas orang eropanya begitu melekat. Kaki jenjang, jari lentik, rambut coklat, mata biru,leher jenjang tanpa make up namun sangat menawan.

"BRUGH!!!!,"
suara tersandung nya kaki wanita itu,   benar saja ia langsung jatuh diatas dada bidang lelaki tampan begitu coolnya.

"I'm so sorry,"ucapnya seraya membersihkan baju pria yang di tabraknya yang ketumpahan Thai Tea Boba.

"No problem,"

Wanita cantik itu langsung tak bergeming mendengar suara.

Beberapa saat, ia langsung mendongakkan kepalanya,

Langsung saja ia menganga,

"Zein?,"

"Agatha?,"

Ucap keduanya secara bersamaan. Benar saja perempuan yang begitu cantik itu adalah Agatha Pricilla, dokter terkenal dari Inggris yang sudah memiliki beberapa klinik dan rumah sakit bedah saraf di Singapura dan tentunya adalah di Indonesia.

"Maafkan aku Zein, aku sungguh tidak sengaja,"

"No problem,"jawab Zein dengan senyuman yang begitu manis membuat siapun meleleh melihatnya.

"Ohiya Zein, maafkan kesalahan ku di masa lalu,"

"Bagaimana kabar gadis kecil itu?,"sambungnya.

Zein langsung menampakan wajahnya yang begitu menyedihkan,

"Gadis kecilku sudah pergi menghadap kepada Sang pencipta,"

"Sorry,"ucap Agatha lagi.

Zein sudah mengeluarkan cairan bening di kelopak matanya.

"Jangan menangis Zein, relakan Dia,"ucapnya menyemangati Zein, sambil mengusap punggung Zein.

"Masih ada aku, yang rela menjadi perawan tua demi menunggumu,"batin Agatha.

Benar saja, di usianya yang sudah 35 Agatha belum juga menikah. Karena ia masih berharap memiliki Zein. Walaupun sudah banyak yang mengutarakan cinta padanya. Termasuk Dzaki Khalid Akbar yang sudah melamar Agatha beberapa kali, namun alasannya tetaplah sama, Yaitu belum siap, jika bukan Zein.

Hatinya benar-benar terkunci oleh putra bungsu keturunan Abdullah itu.
Walaupun perbedaan keyakinan yang lekat, Agatha tau betul dahulu bahwa Zein menyukainya saat kuliah. Agatha siap saja menjadi muslim jika Zein yang menikahinya.

"Kita bicara didalam saja Zein, sambil kamu mengganti pakaian mu yang kotor. Didalam ada beberapa potong baju,"

Zein hanya mengiyakan saja, ia butuh tempat curhat. banyak sekali yang ia pendam sendiri selama kepergian Sang Istri kecilnya yang begitu imut,lucu walau tak terlalu tinggi. Yang memberikan banyak warna dalam kehidupan nya itu.

Agatha langsung menggandeng Zein masuk kedalam rumah sakit diseberang sana yang sangat megah itu.

"What Pak Zein?," Nada langsung saja menganga melihat apa yang ada didepan matanya,

"Fuck boy!,",umpat Nada.

"Gue sebenarnya mau labrak, tapi nggak tau kenapa kaki gue nggak bisa bergerak! Langsung kaku kayak kecebong yang ditindih sama induk katak!,"batinnya.

"Kenapa Nad?," Ucapan rekannya membuyarkan lamunannya.

"Eh nggak,"jawabnya dengan singkat.

"Terus kenapa tadi Lo bilang fuck boy ? Emangnya Lo bilang itu ke Siapa?, Ke gue?,"

This Perfect! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang