chapter 34

1.2K 102 32
                                    

*cekrekkk....

*Cekrekkk....

***

"Pak Alfin kalau masih disini aja, pak Alfin harus bayarin makanan saya,"ancam Nada,

Sementara Alfin sudah terlalu kebal dengan ancaman nada yang sok matre itu.

"Pesen aja yang banyak,"jawab Alfin.

Nada langsung menatap Alfin dengan tatapan yang begitu bosan. Nada refleks memanyunkan bibirnya.

Kembali lagi, Nada kembali berulah. Ia memakan makanannya dengan belepotan sana sini seperti anak bayi yang baru makan.

"Astaga,"ucap Alfin sambil membersihkan sudut bibir nada menggunakan tangannya karena sudah ada nasi yang bersarang disana.

*Cekrekkk.....

"Saya bisa sendiri pak, kalau pak Alfin mau baik, mending sikatin gigi anjing pelacak saya,"ucap Nada dengan membawa-bawa anjingnya lagi.

"Pak Alfin banyak duit nggak?,"tanya Nada.

Alfin langsung membulatkan matanya,

"Kenapa?,"tanya Alfin, sambil memakan nasi rames milik nada.

"Nggak cuma nanya,"jawab Nada,

Nada kembali merebut makanannya yang dimakan oleh Alfin,

"Kayak ada rasa buaya-buayanya gitu pak,hemm,"ucap Nada sembari mengunyah makanan itu.

Alfin langsung melirik nada dengan tajam, sementara nada langsung tertawa lagi.

"Saya suka deh ngejek pak Alfin, soalnya lucu kalau ngelirik gitu,"ujar Nada dengan tawa yang masih ada.

Uhukkk.uhukkk

Nada keselek makanan karena menertawakan orang, dengan refleks Alfin memberikan air kepada nada.

Dengan cekatan nada langsung meminum air dibotol itu,

"Makanya kalau makan itu diem, nggak usah bacod, nahh kan, udah keselek,"ucap Alfin sok bijak.

Sementara nada hanya menjulurkan lidahnya,

"Pak Alfin mau?,"ucap Nada sambil menyodorkan sesendok makanan.

Alfin langsung membuka mulutnya, dan benar saja bukannya memberikan kepada Alfin nada langsung memakan makanan itu sendiri.

"Tapi boong Yaaa,"ujar Nada,

Alfin hanya memijit kepalanya,

***

"Nada sama Alfin, suap-suapan?,"gumam Zidan ketika melihat Foto yang dikirim oleh seseorang misterius.

"Pakai acara tatap-tatapan juga, sedekat itu?,"ucap Zidan sambil terus memperhatikan dengan lekat foto itu.

"Sudahlah, biarlah nada hidup dengan semaunya saja,"ucap Zidan,

Ia kembali menidurkan kepalanya di bantal,

"Nada itu istriku,"batin Zidan.

"Aku nggak mungkin biarin dia dengan lelaki lain,"

"Tetapi Alfin adalah temanku, dia tidak mungkin selingkuh dengan istriku, mungkin hanya bercanda?,",

"Ahh tidak,"teriak Zidan dengan frustasi.

Kringgg....kringggg

Handphone Zidan berbunyi, dengan cepat ia langsung mengangkatnya.

This Perfect! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang