Hariku yang Mendung (38)

157 19 23
                                    

Malam itu juga....
Aku, Andi, Wandi, juga tante Syamsiah bergegas ke Maros setelah mendapat kabar itu.

Longsor yang memakan 5 korban luka-luka dan 2 orang tewas tertimbun.

Sampai di rumah Abri terlihat sudah ramai orang berkumpul di sana.
Aku segera membuka pintu mobilku dan berlari.
"ABRI!!!!!!!!!!!!!!"

"mi!"
Sahut Andi dan juga Wandi.

Begitu masuk...
Yang ku saksikan hanya ibu, kedua kakaknya, dan juga ayah tirinya yang duduk sambil menangis.

Kak Aryo melihatku dan hanya menatapku sebentar lalu kembali menangis.

Kakiku seketika tak dapat bertumpu..
Tanganku gemetar...
Air mataku terus mengalir..
Namun pita suaraku rasanya tidak bisa aku gunakan saat itu juga.

Aku hanya berjalan dengan lututku mendekati sosok yang tertutupi kain sarung itu.
Perlahan.....
Aku membuka kain penutupnya.

Dan saat itu juga...
Pita suaraku seketika bisa aku gunakan.
"ABRI!!!!!!!!!!!!!!!!!!"

Aku langsung memeluknya dengan erat.
"bangun!!!!!!!, bangun bodoh ini aku haaa aku datang bri, jangan tinggalkan aku...... Abri!!!!! Abri jangan tinggalkan aku lagi......"

.
.
.
.

****JALIL POV****

Drrrt Drrrt...
Aku meraih hp ku dari atas mejaku.

Panggilan masuk dari nomor tidak di kenal?

Aku angkat saja...
Mungkin penting.
"halo?"

"lil?"
Suaranya tidak asing...
"ini aku, Wandi ketos"

"ah kau?, ada apa?, reuni angkatan?"

"kau.... Belum dapat kabar lil?"

"kabar apa...."

"A..Abri..."

.
.

Tak tahu kapan...
Aku sudah terduduk di lantai kamarku dan hpku sudah jatuh lebih dulu ke lantai.

"kami ada di rumah Abri sekarang, bergegaslah...."

Apa ini?
Hoax apa lagi ini?!!!!!

"ha...haha...hahahaha aku di prank kan?, pasti... Pasti di kamarku ada kamera tersembunyi!, JANGAN MAIN-MAIN WANDI!"
Teriakku di hp ku.

"lil...., hiks...."

A...Abri...

"tidak...., jangan bilang kalau ini benar!, jangan bilang kalau Abri benar-benar sudah meninggal!!!"

"cepatlah kemari...."
Tiiiit..
Telpon pun terputus.

.
.
.
.

****FAHMI POV****

Aku terduduk...
Bersandar di tembok, tepat di hadapan Abri yang sudah terbujur kaku.

"bri..., sampai kapan kau mau tidur begitu?, bangun....."

"mi, mungkin kau harus cari angin dulu di luar, di dalam sini terlalu ramai"
Kata Wandi.

"ti...tidak!, Abri itu hanya tidur, dia kelelahan saja habis perjalanan jauh! Iya benar hehehe..."

Tiba-Tiba kak Aryo datang dan duduk di dekatku.
Dia memegang tanganku dengan erat dan...
"tadi, tanah tiba-tiba runtuh dari atas tebing, Abri yang naik motor juga tidak sadar saat itu terjadi"

Aku seketika menarik kerah baju kak Aryo.
"kau kakaknya.... Harusnya kau bisa menjaganya lebih baik dari ini!"

Dia hanya diam sambil menggigit bibirnya dan menundukkan kepalanya.

Pluviophile (Sejenak#3)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang