Pluviophile #3 (92)

107 21 1
                                    

"Dah Army!!!!!! Aden!!!!!!!! Sampai jumpa di Asrama!!!!!!!!!!"
Si Kembar terus melambaikan tangan keluar dari jendela mobil yang mulai meninggalkan halaman rumah.
Semakin lama, dan akhirnya merekapun sudah tak nampak.

"fyuhhh, jadi tenang"
Helaku lega.
Dua kacang polong tadi itu benar-benar berisik!

"nenek baik"
Ucap Aden di sebelahku, namun setelah itu dia langsung masuk kembali ke rumah.

Aku ikut masuk.
Di dalam aku melihat papah Fahmi tengah memakai jaket seperti hendak bersiap keluar.
"pah, mau kemana?"
Tanyaku penasaran.

"hm?, ini papah mau ke minimarket sebentar, sekalian papah mau singgah di klinik beli sesuatu"

Cling!!!!!!
Klinik?!
"pah aku ikut boleh?, aku mau memeriksakan diriku!"

Papah langsung memberikan tatapan curiga padaku.
Dahinya mengkerut dengan bibir di monyong-monyongkan.
Satu kata saat melihatnya...
Menjengkelkan.
"periksa apa?, kamu tidak ada apa-apa di asrama kan?!"
Tanya papah serius.

"tidak pah, memang aku ini berandal?, boleh ya?!"
Aku memelas, dengan harapan papah mengizinkanku untuk ikut dengannya ke klinik.

"ummmmm........"
Papah hanya diam dan terus menatapku curiga.

.
.
.

Beberapa saat kemudian...
Sehabis dari Minimarket membeli kebutuhan sehari-hari, kami singgah di sebuah klinik yang lumayan terkenal di daerah sini.

Kami turun dari mobil dan langsung memasuki klinik.
Papah langsung bertanya pada penjaga....
"mbak, Kondom ada?"

Eh?!
Papah langsung menatapku dan tersenyum lebar.

"ada pak, mau yang Duren, Sutri, atau Pesta?"
Tanya mbak-mbak penjaga.

"yang sutri saja mbak, sekotak"
Kata papah sembari mengangkat jempolnya dan tersenyum menatapku.
"kamu bilang mau periksa?"
Ah benar juga!
"kamu jadi periksa?"

"ja...jadi pah hehe"

"ya sudah, mbak..., Dokternya lagi praktek kan?"
Tanya papah.

"oh kebetulan pak Dokter baru datang pak, silahkan kalau mau melakukan pemeriksaan isi dulu data diri, habis itu ukur tinggi badan dan berat badan"
Dan akupun melakukan semua persyaratan yang mbak penjaga tadi ajukan.

Setelah itu aku di persilahkan untuk memasuki ruang periksa.
"ettt papah mau kemana?!"

"ikut masuk lah"

Aku mendorong papah agar tidak ikut masuk ruang periksa.
"papah tunggu saja di sana, aku butuh privasi sekarang, oke?, makasih"
Akupun membuka pintu dan masuk ke ruangan itu.

Nampak seorang pria dewasa dengan kemeja hitam dan kacamata di wajahnya tengah makan kuaci(?).
"pe..permisi dok..."

Si dokter langsung menatapku dan dengan sigap dia menaruh kuaci dan kulit-kulitnya kedalam laci meja.
"ih..."

"hehe si..silahkan duduk dek"
Dokter menyuruhku untuk duduk.
Sementara dia berdiri dan memakai jas kedokterannya.
Eh, badannya kekar boleh juga heuheuheu....
"ada perlu apa?"
Tanyanya.

"ah, ini pak, saya cuma mau melakukan pemeriksaan kecil saja"
Kataku.

"hm?, kecil?, bisa lebih rinci?"

"ehehe gimana ya pak... Aku juga agak malu sih bilangnya"

"ahh tidak apa-apa, santai saja, privasi pasien saya jamin akan aman seratus persen di sini!"

"benar dok?!, ka..kalau begitu...."
Dengan ragu akupun mengutarakan apa tujuanku kesini.
Soal sex semalam dengan Aden...
Aku khawatir terkena penyakit, soalnya semalam juga kami melakukannya tanpa persiapan + tanpa rasa cinta dariku hoek!.

"ahhh santai saja, kalau soal takut terinfeksi penyakit sex, itu harus ada tes darah dulu"
Jelas pak dokter.

"oh begitu..., tapi itu bisa di sini kan pak?, tidak perlu ke rumah sakit?"

"bisalah, Klinik Akbar nih bos hehe"
Dokter Akbar....
Itulah yang terpampang di papan nama pada jasnya.
"soal sampel darahnya nanti saja, sekarang bagaimana rasanya bagian bawah kamu?"
Tanya pak Akbar.

"bagian bawah?, ah maksudnya itu?"
Pantat :v
Pak Akbar mengangguk.

"so...soal itu...., rasanya masih agak nyeri pak..."
Aku tertunduk malu.

"hmm.., sehabis main di bersihkan kan?"

"i..iya pak, sampai ada darahnya!, itu ada luka atau bagaimana?"
Tanyaku balik.

"iya, luka sobek di bagian bibir anus, pertama kali melakukan itu biasanya wajar terjadi kok, apalagi kalau langsung dapat yang ukurannya besar hehe"

"oh begitu...., tapi.. Bakal sembuh kan dok?"

"nanti saya kasih resep obat, terus juga catatan cara membersihkan lubang anus yang baik sehabis sex"

.
.

"resep obat..."
Aku memberikan resep obat pada papah.

"hm?"
Papah mengambilnya dan membacanya.
"hei....., papah tahu obat ini...., ini yang dulu ayahmu sering minum waktu...."

"sudah jam berapa, ayo cepat pah tebus obatnya dan pulang"
Aku yang salah tingkah di depan papah segera keluar dari klinik dan masuk ke mobil.

*****

Nakal

Jangan lupa vote :)

Pluviophile (Sejenak#3)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang