Seragam (01)

1.1K 42 20
                                    

Siang yang panas...
Hiruk pikuk dunia perkotaan yang penuh dengan kesibukan duniawi.

Di sinilah aku terkurung..
Di lapas kelas 2.

Ettt bukan sebagai tahanan.
Tapi kini aku bekerja sebagai salah satu penjaga tahanan di lapas ini.
"Abri?"

"Kak Isman?"

"Hei, ini berkas milik tahanan yang baru masuk 3 hari yang lalu"
Kak Isman memberikan berkas yang di balut rapih oleh map plastik.

"Terima kasih kak..."
Aku menerima berkas itu.

"he..hei...., soal beberapa bulan yang lalu itu...., bagaimana?, kamu sudah berubah pikiran?"

"Maaf kak"
Aku hanya tersenyum.
"Tapi aku sudah bersumpah untuk menutup hati bagi siapapun"

"Tak apa, saya mengerti...., rasanya pasti sangat sakit"

"Tidak perlu di ungkap kak, lagipula sekarang aku sudah bahagia, bekerja di tempat ini.... Punya rekan yang peduli.... Bahkan para tahanan di sini tidak seperti bayanganku, mereka semua baik"

"Iya..., tapi kalau kamu berubah pikiran..., saya akan selalu menunggu kamu"

"Hehe, entahlah kak....., mungkin kak Isman perlu melupakanku"
Aku berbalik dan berjalan meninggalkannya di lorong.

.
.
.

Waktu pergantian shif tiba.
Pukul 4 sore, setelah apel penutupan dan penyerahan tugas, aku merapikan barang-barangku dan segera pulang ke rumah kontrakanku.

Iya...
Aku ngontrak.
Soalnya tempatku di tempatkan beda kabupaten dari rumahku dan jaraknya sangat jauh, jadi ibuku setuju saja jika aku ngontrak.

Dengan motor yang telah menemaniku lulus SMA...
Aku melaju di jalan raya yang sangat padat sore itu.

"Sepertinya ada razia?"
Pikirku begitu aku terjebak macet.
Dan benar saja...
Setengah jam bergelut dengan kemacetan, aku sudah bisa melihat kumpulan orang berseragam kepolisian memberhentikan setiap pengendara motor.

"Selamat sore pak, mohon maaf mengganggu harinya, bisa saya lihat surat-suratnya?"
Seorang polwan menghampiriku dan menanyakan kelengkapan surat kendaraanku.

"Siap bu, bisa"
Aku mengeluarkan dompet milikku dan memberikan Sim, KTP, serta STNK ku pada beliau.

"Oke.... Pak Abri....., ini pajak kendaraan bapak minggu depan ya pak matinya"

"Ahh siap bu, nanti saya ke kantor untuk urus"

"Iya pak, silahkan"
Ibu polwan memberikan kembali surat-suratku padaku.
"Selamat melanjutkan perjalanan pak"
Katanya dengan ramah.

Sebagai sesama pegawai negeri yang berbakti pada negara, sudah seharusnya kami saling menghargai.
Namun apa aku benar menyukai mereka?

.
.

Aku tiba di kontrakanku.
Aku segera masuk dan merebahkan diriku di sofa tanpa membuka seragamku terlebih dulu.

Drrrr...
Drrrr...
Drrr...

Aku mengambil hpku dan mengecek panggilan yang baru masuk.
"Kak Isman?, hmm..."
Aku langsung menjawab panggilan telpon itu.
"Halo kak?"

"Halo bri"
Sapanya dari sana.
"Sudah sampai rumah?"

"Iya kak sudah..., kak Isman sendiri?"

"Iya, ini lagi ganti baju"

"Hehe ganggu ga nih?"

"Gaklah, kan saya yang nelpon"

"Haha iya iya"

"Hehe, oh iya tadi kamu kena razia juga di jalan?"

"Iya kak...., untuk surat-suratku lengkap"

"Wahhh, saya tadi lupa bawa sim, tapi untung di tas ada Fotocopy annya"

"Haha untung ya kak, hampir saja di kasih wejangan sama mereka"

"Mereka?"

"Iya mereka...."

"Mereka siapa nih bri?"

"Kak Isman masa tidak paham..., yang nilang itu!"

"Ahhh polisi..., hehe maaf, habis kamu kalau ngomongin polisi suka susah di mengerti"

"Kak Isman sudah makan?"

"Nah kan, kalau ngomongin soal polisi pasti suka mengalihkan pembicaraan"

"Sudah makan apa belum?"

"Belum dek, tapi rencananya mau makan di luar sama polisi"

"Kak Isman...."

"Hahahaha, iya maaf, memangnya kamu kenapa?, sepertinya tidak suka sama polisi?"

"Mulai...."

"Saya penasaran saja bri..."

"Ehmm..., bagaimana ya kak...., sulit di jelaskan tapi kalau mau bahas yang mudahnya......"
Aku diam sejenak lalu bilang...
"Aku membenci polisi karena aku... Menyukai salah satu dari mereka"

Setelah mengucapkan itu, Kak Isman terdiam.
"Halo kak?"

"jadi begitu....., Fahmi?"

"Orang sibuk tidak usah di bahas kak, nanti orangnya keselek"

"Hahaha kamu ini bisa saja, nanti malam ada waktu?"

"Rencana cuma mau push rank AOV"

"Makan malam sama saya mau?"

"Makan malam?, nembak lagi ga nih?"

"Tidak kok bri tenang saja..., saya bukan orang yang memaksakan kehendak, jadi gimana?, jam 8?"

"Siap jam 8"

"Oke...., kakak tunggu ya, lokasinya nanti di chat, dahh..."

"Dah.."
Kak Ismanpun menutup telponnya.

*****

Selamat datang di Pluviophile ;)

Jangan lupa vote :D

Pluviophile (Sejenak#3)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang